23

6.7K 577 11
                                    

Hari ini El serta Ariella sedang menginap dirumah orang tua Adelia. Mereka sengaja dibawa, karena ada acara keluarga yang tak bisa dihadiri oleh Devanno karena ia sibuk bekerja. Awalnya, Devanno meminta Adelia untuk ikut mereka, tapi ia tak tega harus meninggalkan Devanno sendirian dirumah. Kalau menurut orang tua Adelia, ini adalah kesempatan keduanya untuk menikmati waktu berdua sejenak untuk merilekskan diri.

Karena kedua buah hatinya tak ada dirumah, dari tadi Adelia terus mondar-mandir berkeliling rumahnya. Ia juga keluar masuk ruang kerja Devanno karena ia tak ada kerjaan. Pekerjaan rumahnya sudah ia selesaikan sejak pagi tadi.

Melihat Adelia yang terus mondar-mandir, Devanno paham betul kalau istrinya ini bosan.

"Sayang, kamu ngga capek apa ya?" tanyanya. Ia berdiri, lalu duduk dipinggiran meja yang membuat Adelia mendekat.

"Capek kenapa?"

"Dari tadi aku liatin mondar-mandir aja. Kenapa? Bosen?"

"Aku bingung mau ngapain. Biasanya ada anak-anak. Sekarang berdua doang."

Devanno tertawa renyah. "Kan aku udah bilang, seharusnya kamu ikut anak-anak. Aku ngga apa-apa kok sendirian di sini."

"Ya ngga gitu juga. Kalo ngga ada aku, yang jagain kamu siapa?!"

Devanno terkekeh, melangkah mendekat ke istrinya. "Emang aku ngapain harus kamu jagain?"

"Kamu tuh makhluk Tuhan yang langka. Jadi harus dilindungi."

"Eh sembarangan kalo ngomong. Emang aku badak bercula apa pake di lindungin?"

Pelukan hangat diberikan Adelia untuk Devanno. Ia sangat suka wangi tubuh Devanno.

"Jalan-jalan yuk?"

Dengan cepat, Adelia melepas pelukannya. "Jalan-jalan? Kemana?"

"Aku mau kamu belanja."

Kening Adelia berkerut karena bingung. "Belanja? Bulanan? Kan udah kemaren."

Devanno menggeleng. "Belanja kebutuhan kamu. Apapun itu."

"Maksudnya? Kok aku ngga ngerti ya?"

"Ya itu.. Tas, baju, sepatu, perhiasan mungkin..."

"Buat apa?"

"Buat kesenengan kamu lah. Aku kan jarang beliin kamu gitu-gituan."

"Ih kamu sering beliin aku martabak, nasi goreng... Itu bikin aku seneng kok."

"Bedalah sayang." katanya. "Yuk ke mall yuk? Aku beliin apapun yang kamu mau. Kamu lagi butuh apa aja, aku turutin." lanjutnya.

"Aku ngga butuh apa-apa mas. Aku cuma butuh kamu."

Devanno mengendurkan bahunya. "Aku serius."

Adelia terkekeh, lalu melingkarkan tangannya di leher Devanno. "Makasih banget mas mau beliin aku barang-barang. Bukannya aku nolak, tapi aku lagi ngga butuh barang-barang itu. Nanti kalo aku mau, pasti aku minta sama kamu."

Devanno tersenyum karena ucapan Adelia barusan. "Aku beruntung banget punya kamu, Ya. Disaat wanita lain minta barang-barang mewah ke suaminya, kamu malah nolak."

"Tadinya sih aku pengen mas belanja gitu, tapi aku mikir lagi. Kan sekarang aku udah punya dua anak yang nantinya butuh biaya pendidikan. Bukan aku ngeremehin mas Devan ya. Tapi buat jaga-jaga aja. Kan lebih baik ditabung."

"Kamu bener-bener wanita yang aku cari selama ini, Ya." kata Devanno. "Kalo kamu aku tawarin kuliah lagi, kamu mau?"

"Kuliah? Nanti anak-anak sama siapa?"

My Lecture My Husband-Part 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang