Adelia serta Devanno terbangun karena tangisan Ariella. Tidak biasanya bayi kecil ini menangis dimalam hari.
"Mau susu kali, yaang." ucap Devanno dengan suara seraknya. "Maksudku, Aya." koreksinya karena merasa ia tadi salah sebut.
"Iya kali ya. Ngga biasanya dia nangis gini." kata Adelia.
Adelia segera menggendong putri kecilnya, kemudian ia bersiap memberi ASI. Namun ia merasa ada yang tak beres dari Ariella.
"Mas, kayanya Ariella demam." kata Adelia.
Devanno memeriksa tubuh Ariella dengan cara meletakkan telapak tangannya dikening Ariella.
"Sedikit kok. Mungkin karena kepanasan aja dia." kata Devanno.
Adelia menyetujuinya. Lalu ia duduk di atas kasur, menyenderkan tubuhnya di kepala kasur, kemudian memberi Ariella ASI. Disampingnya, Devanno ikut duduk seraya mengusap tangan Ariella agar ia tertidur.
"Mas tidur aja. Ngga apa-apa kok." kata Adelia.
Devanno menggeleng sekilas. "Aku temenin."
Ini biasa dilakukan oleh Devanno sejak dulu. Ia selalu menemani Adelia begadang meskipun ia lelah. Bahkan tak jarang, jika Adelia terlalu lelah, orang yang bangun saat anaknya menangis adalah Devanno. Ia berusaha menidurkan kembali anaknya dengan menimangnya tanpa membangunkan Adelia. Tentu saja itu membuat Adelia bersyukur mempunyai suami seperti Devanno.
"Sakit ngga punggungnya? Diganjel bantal aja ya," kata Devanno.
"Ngga usah. Ini bentar lagi juga tidur lagi dia." ucap Adelia.
Beberapa saat kemudian, Ariella tak kunjung tidur. Sebentar-sebentar ia menangis seperti menahan rasa sakit.
Adelia kembali memeriksa suhu tubuh anaknya.
Demam. Itu yang ia rasakan.
"Mas Devan, kayanya Ariella beneran demam deh." kata Adelia.
"Sebentar aku ambil termometer diluar ya."
Segera pria itu mengambil termometer di kotak P3K milik mereka di rak.
Setelah mengecek suhu tubuh Ariella, ternyata benar bahwa anak ini demam. Tidak terlalu tinggi, tapi mereka yakin kalau anaknya merasakan jika anaknya sedang sedikit pusing.
"Mau ke dokter aja ngga?" tanya Devanno.
"El gimana?"
"El biar aku gendong aja ngga apa-apa."
"Kasian tapi mas."
"Abis gimana dong sayang? Kasian Ariella juga."
Mereka tak menyadari kalau barusan Devanno menyebut kata 'sayang'. Mereka terlalu fokus pada anak mereka saat ini.
"Tunggu besok pagi aja deh. Sekarang aku kasih susu aja dulu sementara." kata Adelia.
"Yakin?"
"Iya mas. Semoga aja demamnya turun kalo minum susu."
"Yaudah kalo gitu punggung kamu harus diganjel biar ngga pegel." kata Devanno seraya menyelipkan bantal dibelakang punggung Adelia.
Sudah beberapa waktu Ariella tak kunjung tidur. Tentu saja Adelia kelelahan karena terlalu lama menggendong anaknya itu.
"Sini gantian sama aku. Kamu tidur aja dulu sebentar." kata Devanno menggendong Ariella.
"Ngga apa-apa kok, mas."
"Tidur aja sayang. Kamu sakit nanti. Besok pagi kita harus bawa Ariella ke dokter loh." kata Devanno.
"Tapi....."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lecture My Husband-Part 2
FanfictionJika kalian menganggap kalau rumah tangga Devanno dan Adelia berjalan mulus, kalian salah besar..