14

7.7K 639 119
                                    

Hari ini Adelia, El, Ariella serta Vernon berangkat ke Australia. Sebenarnya, Vernon melarang Adelia untuk pergi. Ia merasa iba pada anak-anak Adelia yang harus berpisah dengan ayahnya. Tapi sepertinya keputusan ini sudah dipikirkan matang-matang oleh Adelia. Jadi sekeras apapun Vernon melarangnya, mereka akan tetap pergi.

El terus merengek karena Devanno tak kunjung datang. Padahal ayahnya itu berjanji untuk mengantarnya.

"Mamam, telepon ayah dong. Kita kan mau berangkat, masa ayah belum dateng." ucap El.

"Ayah mungkin sibuk, kak," kata Adelia.

Dering tanda pesan di ponsel Adelia berbunyi.

Adelia, ini Rani. Aku tau lagi di bandara. Boleh kita bertemu sebentar? Aku nunggu kamu di kedai kopi bandara ya.

Itulah pesan yang dibaca Adelia dari ponselnya. Wajahnya jadi berubah.

"Vernon, mbak titip anak-anak dulu ya. Mbak mau ke toilet." dusta Adelia.

"Oh iya mbak. Biar anak-anak sama aku aja." balas Vernon.

Setelahnya, Adelia langsung pergi ke tempat dimana Rani ingin bertemu. Sebenarnya Adelia tidak tau ada maksud apa wanita itu ingin bertemu dengannya.

"Adelia!!" suara itu membuat Adelia menoleh.

Sang empunya melambaikan tangan, memberi kode bahwa ialah yang dicari Adelia.

"Silahkan duduk." kata Rani mempersilakan.

"Maaf mbak. Saya ngga ada waktu banyak. Saya harus pergi." kata Adelia.

"Aku tau kok. Aku cuma butuh waktu sepuluh menit aja." kata Rani.

Akhirnya Adelia mengalah. Ia duduk dikursi kosong tepat didepan Rani.

"Ada apa?" tanya Adelia.

"Sebelumnya makasih ya udah relain Devanno buat aku," katanya yang membuat Adelia terkejut. "Akhirnya aku bisa dapetin Devanno juga setelah sekian lama." lanjutnya.

"Apa maksud anda?"

"Aku adalah pengagum rahasia Devanno. Aku mencintai dia dari dulu sejak dia pindah ke kampus. Aku berusaha buat deketin dia, tapi ternyata dia udah nikah sama anak kecil kaya kamu." katanya.

Adelia masih menahan marahnya.

"Aku udah lakuin semua cara biar kalian pisah. Tapi semua gagal. Bahkan, aku udah sebar foto pernikahan kalian dan aku tempel di mading kampus. Tapi itu semua ngga bisa ngebuat kalian pisah." katanya lagi.

Adelia masih terdiam.

Rani menumpukan kakinya. "Ternyata hanya ini cara yang bikin kalian pisah. Aku bahagia." katanya. "Dan asal kamu tau, Kevin bukan anak Devanno. Dia anak pacarku yang ngga bertanggung jawab. Aku sengaja jebak Devanno biar dia mau nikahin aku." sambungnya.

Jantung Adelia seakan berhenti sejenak mendengarnya.

Rani terkekeh meremehkan. "Kenapa? Kamu nyesel udah menceraikan Devanno? Itu semua udah terlambat Adelia. Kalian udah ngga bisa bareng-bareng lagi. Sekarang, Devanno udah jadi milik aku seutuhnya."

Adelia ingin menangis. Tapi ia tak ingin terlihat lemah didepan Rani. Kemudian ia berdiri.

"Maaf mbak. Saya harus pergi." kata Adelia.

"Aku harap..." kata-kata membuat langkah Adelia terhenti. "Kamu dan anak-anak kamu ngga pernah hubungin Devanno lagi. Biarin Devanno hidup sama aku, dan anak aku." lanjutnya.

Adelia tak menggubrisnya. Segera ia langkahkan kakinya kembali ke anak-anaknya serta Vernon.

Sesampainya Adelia disana, Devanno sudah datang.

My Lecture My Husband-Part 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang