"Kamu bilang apa barusan?" tanya Devanno lagi.
Adelia buru-buru menggeleng. "Enggak kok. Mas salah denger."
Buru-buru Adelia keluar dari kamar itu. Namun Devanno menahannya.
"Kamu ketemu siapa? Rani? Dia bilang apa ke kamu?"
"Aku ngga ketemu dia mas. Lepasin aku."
"Aku ngga akan lepasin sebelum kamu jelasin apa yang terjadi."
"Ngga ada apa-apa. Kamu salah denger."
"Aku bakal bener-bener tinggalin kamu, kalo kamu ngga bilang semuanya, Ya." ucap Devanno tegas.
"Kita emang udah seharusnya pisah, mas. Mau aku bilang ataupun enggak, kita bakal tetep pisah."
Devanno mengangguk mengerti. "Ok kalo gitu. Aku bakal pergi tinggal bareng Rani. Ini kan yang kamu mau?"
Adelia tak menjawab.
"Aku tanya sekali lagi! Apa kamu ketemu Rani tadi? Dan apa yang dia bilang ke kamu?" tanya Devanno.
"Aku udah bilang kan? Aku ngga ketemu siapa-siapa. Ak----"
Belum selesai Adelia bicara, Devanno langsung pergi meninggalkannya. Untuk pertama kalinya ia benar-benar pergi tanpa menunggu. Ia terlalu kesal karena Adelia tak mau jujur padanya.
Akhirnya Devanno memutuskan untuk pergi kerumah Rani.
"Mas Devan.. Aku kangen." ucap Rani saat Devan memasuki rumahnya. Ia memeluk pria itu dengan erat, meskipun tak ada balasan peluk untuknya.
"Kevin mana?" tanya Devan dingin.
"Ada di dalem mas." jawab Rani. "Kamu mau makan ngga?"
Devanno menggeleng. "Aku nginep disini ya malem ini."
Raut wajah bahagia terpancar dari Rani.
"Iya mas. Aku seneng banget. Kamu pasti kangen aku kan?" tanyanya kembali memeluk Devanno.
Tapi Devanno melepasnya, "Aku mandi dulu ya." katanya.
Rani merasa sangat bahagia melihat Devanno kembali pulang. Ia yakin betul kalau Adelia sudah pergi hingga Devanno bisa bersama dengannya selamanya.
Senyum di wajah Rani tak pudar hingga malam hari. Ia terus mengikuti kemanapun Devanno pergi.
"Kamu ngikutin aku?" tanya Devanno.
"Aku kangen banget sama kamu mas."
Devanno memilih tak menggubrisnya. "Aku ada kerjaan sedikit. Kamu tidur duluan aja ya."
"Mas ngga capek? Mending kita ke kamar aja. Aku yakin Kevin pasti seneng kalo punya adik."
Devanno menoleh, mengerutkan keningnya karena bingung. "Maksud kamu apa?"
"Kamu ngga kangen emangnya 'main' sama aku?" tanya Rani mengelus perut Devanno.
Mengerti apa maksudnya, Devanno menjauhkan badannya. "Maaf ya. Kerjaan aku banyak banget. Besok juga harus ngajar lagi."
Rani nampak cemberut. "Yaudah deh."
Setelahnya, Devanno fokus pada pekerjaannya. Belakangan, tugasnya menumpuk karena beberapa hari ini ia tak fokus bekerja. Masalah rumah tangga membuat pikirannya bercabang.
"Ran, aku boleh minta tolong buatin kopi ngga?" pinta Devanno.
"Ngga ah. Aku ngantuk banget mas. Bikin sendiri aja." jawab Rani.
Perlakuan Rani jauh berbeda dengan Adelia. Tanpa perlu Devanno meminta, Adelia selalu menyiapkan kopi jika Devanno lembur.
......
Devanno terkejut karena hari sudah siang. Ia terlambat. Disebelahnya, Rani masih tertidur dengan pulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lecture My Husband-Part 2
FanfictionJika kalian menganggap kalau rumah tangga Devanno dan Adelia berjalan mulus, kalian salah besar..