3

9.8K 679 22
                                    

Keadaan sudah kembali seperti semula. Adelia yang awalnya terus bermurung diri, tak nafsu makan, sekarang sudah kembali tersenyum bahkan tertawa. Ini semua berkat dukungan Devanno serta El yang terus menyemangati Adelia di masa sulit. Bukan berarti Devanno tidak merasa sedih. Ayah mana yang tak sedih ketika kehilangan anak yang sudah ia tunggu-tunggu. Ia sering menangis jika sedang sendiri, mengingat anaknya. Tapi itu semua ia sembunyikan di depan Adelia dan El.

"Ayaah ayahh di cariin mamam.." kata El menghampiri Devanno yang sedang bekerja.

Devanno tersenyum seraya merespon dengan anggukkan. "Makasih anak ayah." katanya mengacak rambut anaknya.

Pria tinggi itu menghampiri istrinya di ruang keluarga.

"Apa sayang?" tanyanya seraya duduk di samping Adelia.

"Aku laper mas," jawab Adelia manja. Ia sedang memberikan ASI kepada Ariella yang berada di gendongannya.

"Aku suapin ya?" tanya Devanno lagi yang di jawab anggukkan riang dari Adelia.

Segera Devanno pergi menuju dapur untuk mengambil makanan.

"Kakak El mau makan ngga?" teriak Devanno.

"Ngga mau!!"

Dengan membawa sepiring makanan, ia juga menghampiri El yang sedang bermain di depan TV ruang keluarga.

"Makan dong kak. Kok susah sekali ya makannya?!"

"El belum laper ayah."

"Ayah suapin juga ya? Sama mamam?" tanya Devanno.

"Mamam disuapin juga? Ih malu kan udah gede." goda El.

"Biarin yeee.." Adelia tak mau kalah.

Obrolan seperti ini yang membuat Devanno melupakan lelahnya setelah seharian bekerja. Kadang, Adelia juga sering kali berdebat dengan El memperebutkan Devanno. Itu merupakan hiburan tersendiri untuk Devanno.

"Ayah makannya pedes ngga?" tanya El menghampiri Devanno.

"Enggak dong. Kan mamam ngga boleh makan pedes,," jawab Devanno.

"Yaahh cemen, masa anak laki-laki takut pedes." goda Adelia.

Seketika bibir anak itu mengerecut kesal. "Biarin aja!"

"Ih marah-marah tuh yah.." Adelia mengadu.

"Ngga marah, cuma kesel." sahut El yang membuat Devanno tertawa.

"Udah udah. Ayo makan aja." Devanno melerai.

Di sore hari, layaknya seorang ayah, Devanno membantu Adelia mengurus anak-anaknya. Ketika Adelia sedang memandikan Ariella, Devanno menjaga El sambil bermain-main.

"Anak mamam udah cantik nih." Kata Adelia.

"Kak, kayanya adik udah mandi. Mau gangguin mamam ngga?" tanya Devanno yang di angguki El.

Devanno beserta El langsung saja berlari menghampiri Adelia.

"Anak ayah udah cantik. Coba cium." Ucap Devanno yang langsung menggendong Ariella.

"Ayah, El juga mau cium."

"Eeeehhh.. Kalian belom mandi. Nanti aja ciuminnya ah." Protes Adelia.

Bukannya berhenti, baik Devanno maupun El justru semakin mencium Ariella hingga bayi itu menangis.

"Kalian apa-apaan sih. Kasian tuh adiknya nangis kan." Kata Adelia yang membuat mereka berdua tertawa. Ia mengambil Ariella dari gendongan Devanno.

"Adik minta susu, mamam." Ucap El.

"Adik nangis karena kakak El sama ayah iseng. Ngga boleh gitu ya kak." Sahut Adelia.

My Lecture My Husband-Part 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang