Adelia, El serta Ariella benar-benar pergi dari rumah. Adelia tak ingin berada di samping Devanno untuk saat ini. Kesabarannya sudah habis.
Mungkin memang kejadian dulu adalah kesalahan Siska yang ingin berpura-pura, tapi kali ini Devanno sudah diluar batas. Ia benar-benar selingkuh. Tak habis pikir Adelia kenapa Devanno tega melakukan ini semua. Padahal saat ini mereka sedang berbahagia karena sudah mempunyai dua anak yang sangat lucu. Tapi itu semua tak cukup membuat Devanno menetapkan hatinya hanya untuk Adelia.
Brian dan juga Tata berusaha untuk membujuk agar Adelia tak pergi dari rumah. Biar bagaimanapun, tidak baik rasanya membawa masalah rumah tangga kerumah orang tuanya. Tapi setelah Adelia memohon, akhirnya mereka berdua mau mengantarnya ke rumah orang tua Adelia.
Kepulangan Adelia dengan membawa kedua anaknya membuat orang tuanya terkejut.
"Aya? Kok ngga bilang kalo mau kesini." Kata mamanya.
"Aya kangen sama mama papa." jawab Adelia.
"Devan mana?"
"Ngga ikut mah. Mas Devan sibuk." dusta Adelia.
"Yaudah ayo masuk." kata mamanya. "El? Ayo masuk sayang."
"Eyang kakung mana, oma?" tanya El.
"Itu ada di ruang TV. El kesana gih." jawab mamanya yang membuat El langsung berlari menghampiri kakeknya.
"El itu aneh ya. Panggil papa, eyang kakung. Tapi panggil mama dengan sebutan oma." kata mamanya.
Adelia terkekeh pelan, "Emang gitu dia. Panggil aku aja mamam." kata Adelia yang membuat mamanya ikut tertawa.
"Yaudah kamu tidurin dulu Ariella di kamar gih. Kasian udah tidur dulu."
Adelia mengangguk, "Aku kesana dulu mah."
Setelah menidurkan Ariella di kasur, serta merapikan barang-barangnya, Adelia menghampiri El dan juga kedua orang tuanya ke ruang keluarga.
"El bobo sama eyang mau ngga?" tanya papa Adelia.
"No, eyang. Kata ayah, El harus jagain mamam kalo ayah ngga ada." jawab El polos.
"Eh iya. Kok Devan ngga ikut mah?" tanya papa Adelia ke istrinya.
"Sibuk kata Aya."
"Tapi tadi El ketemu sama ayah di mall." Respon El barusan membuat Adelia mendelik kaget.
"ELVANO!!!!!"
Teriakan itu membuat El sangat terkejut.
"MASUK KAMAR SEKARANG!!!!" titah Adelia. Langsung saja El berlari kamar karena takut.
"Ada apa ini, Adelia? Apa benar yang dibilang sama El?" tanya papa Adelia.
"Enggak pah. El ngaco." dusta Adelia.
"Kemana Devan? Kenapa ngga ikut kamu kesini?"
"Mas Devan sibuk mas. Tadi juga mau ikut sebenernya."
"Terus kenapa kamu kesini? Bawa barang banyak lagi. Ada apa?"
"Aya udah bilang kalo kangen sama mama papa. Emang ngga boleh Aya kesini?"
"Tapi ini aneh Adelia. Kamu ini sudah berkeluarga. Suami lagi sibuk bukannya di temenin, malah di tinggalin. Kalo bukan karena ada masalah, kamu ngga akan begini."
"Ayo jujur aja."
Adelia langsung menoleh ke sumber suara yang tak asing baginya.
"Vernon?"
"Apa kabar mbak?"
Adelia langsung memeluknya.
Vernon adalah adik sepupu Adelia yang sedang berkuliah di Australia. Mereka sangat dekat karena usia mereka tak terlalu jauh.
"Kamu kapan pulang ke Indonesia?" tanya Adelia.
"Baru beberapa hari lalu, mbak. Tadinya besok mau kerumah mbak Aya. Eh mbak Aya kesini." jawab Vernon.
Meskipun umurnya lebih muda dari Adelia, kadang Vernon menasihati Adelia dengan kata-kata yang bijak. Itu mungkin yang membuat mereka lebih dekat.
"Adelia, papa lagi bicara sama kamu." sahut papa Adelia.
"Aku lagi ngga mau bahas itu pah. Aku capek banget hari ini." kata Adelia. "Aku ke kamar dulu." sambungnya.
Adelia melihat El yang sedang menangis di kamar. Itu membuat Adelia merasa bersalah pada anak pertamanya itu. Ini adalah pertama kalinya ia membentak El dengan keras. Pastinya itu membuat anak itu kaget.
"Kakak?"
Bukannya menyahut, El justru menunduk.
"Maafin mamam ya." kata Adelia duduk disamping El.
"El bandel ya mam? Maafin El ya mam. El janji ngga bandel lagi." katanya.
Adelia tersenyum, kemudian memeluknya. "Enggak kok. El ngga bandel. Maafin mamam ya. Tadi mamam lagi pusing banget. Jadi mau marah-marah."
"El beneran ngga bandel mam?"
Adelia melepas pelukannya, lalu mencium pipi El. "Beneran sayang. El kan anak baik. Tapi El ngga boleh cerita sama eyang dan oma kalo ketemu ayah tadi di mall ya?"
"Kenapa mah? Ayah lagi main petak umpet?"
Adelia terkekeh. "Pokoknya ngga boleh. Ok?" kata Adelia yang diangguki El.
"Mamam, ayah kok ngga ikut kita kesini sih? El kangen sama ayah."
"Hmm.. Ayah lagi kerja. Jadi sibuk."
"Kita kapan pulang mam? Kasian ayah sendirian dirumah. Nanti kalo mau bobo, ayah kesepian."
"Ayah ngga akan kesepian sayang. Udah sekarang El bobo ya. Ngga boleh berisik. Nanti adik bangun."
"Iya mah. El bobo."
......
Dirumah, keadaan Devanno sangat kacau. Ia masih lengkap memakai kemeja dengan dasi yang sudah tak karuan. Rambutnya berantakan karena sedari tadi, ia terus menjambak rambutnya. Ia duduk di lantai menyender di tembok dengan mata tertutup.
Namun setelah mendengar ponselnya berbunyi, ia membuka matanya. Berharap itu adalah panggilan dari Adelia yang memintanya untuk menjemput mereka atau mungkin saja Adelia meminta Devanno untuk menyusul ke rumah mertuanya. Tapi ternyata ia salah besar. Di layar ponselnya, tertulis nama 'Rani'.
"Hallo!"
"Sayang, kamu ngga apa-apa?"
"Ngga apa-apa. Kamu udah sampe rumah?"
"Udah."
"Kevin udah tidur?"
"Udah sayang. Tadi dia nanyain kamu."
"Hm."
"Istri kamu gimana?"
"Ngga apa-apa. Dia jelas marah. Tapi nanti biar aku yang urus."
"Kamu mau nginep dirumah aku aja?"
"Ngga usah. Aku mau sendiri dulu."
"Yaudah. Kamu tidur ya sayang. Aku sayang kamu."
"Aku juga sayang kamu...." Setelah memutus panggilannya, ia melanjutkan kalimatnya. "Adelia."
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lecture My Husband-Part 2
FanfictionJika kalian menganggap kalau rumah tangga Devanno dan Adelia berjalan mulus, kalian salah besar..