9

7K 589 107
                                    

Seharian ini, Elvano kerap kali membuat Adelia kesal. Pasalnya, mood pria kecil ini sedang tak beraturan. Kadang ia menangis, marah-marah, iri dengan adiknya dan lain-lain. Tentu saja Adelia kesal, tapi ia tetap menjaga emosinya agar ia tak marah pada El.

"Kakak, tolong ambilin boneka adik itu dong. Mamam lagi pakein pempers adik nih." pinta Adelia.

Diusianya saat ini, Ariella sudah mulai tak bisa diam jika Adelia memakaikan baju atau mengganti pempersnya. Solusinya adalah dengan memberi boneka kesayangannya, agar ia diam sejenak.

"Kakak lagi main, mamam." sahut El.

"Yaampun. Tolong dong sayang. Mamam kan repot."

"Ihhh.. Kenapa sih kakak disuruh terus? Coba ada ayah, pasti ayah yang ambilin." katanya menggerutu.

Meskipun menggerutu, El tetap mengikuti permintaan Adelia. Dengan wajah cemberutnya, ia memberikan boneka itu pada adiknya.

"Ngga ikhlas ya ambilinnya?" tanya Adelia lembut.

"Ikhlas kok." jawabnya yang membuat Adelia terkekeh. "Mamam, El kangen ayah." tutur El yang membuat kegiatan Adelia terhenti.

"Oh iya, nanti ke supermarket sama om Vernon yuk?" ajak Adelia mencoba mengalihkan.

Namun El tak menggubrisnya. "Kenapa ayah ngga jemput kita sih, mam? Ayah ngga kangen ya sama kita?"

"Mamam kan udah bilang. Ayah itu sibuk kerja jadi ngga bisa jemput kita."

"Tapi kenapa kita ngga pulang aja?"

"Kalo kita pulang, ayah ngga fokus kerja. Ayah kan maunya main sama El, sama adik juga."

"Mamam kangen sama ayah ngga?" tanya El.

Adelia tak buru-buru menjawab. Namun kemudian, ia hanya tersenyum.

"Adik udah wangi nih. Kakak mau cium ngga?" tanya Adelia.

Seketika wajah El berseri.

"Mau!" ia mencium adiknya disegala sudut wajah adiknya hingga Ariella tertawa.

"Main diluar yuk? Om Vernon lagi main PS tuh di luar." ajak Adelia yang diangguki El.

Mereka bergabung dengan Vernon yang sedang bersantai di ruang keluarga. Papa serta mama Adelia sedang pergi ke acara kantor papa Adelia.

"El mau coba dong om." kata El.

"Emang bisa?" ledek Vernon.

"Bisa! El suka main sama ayah dirumah." sahut El yang muka Adelia berubah.

Baik El maupun Vernon hanyut dengan game yang mereka mainkan. Meskipun stick PS milik El tak terhubung dengan mesinnya, El nampak antusias memainkannya. Bukan maksud Vernon ingin membohongi El, tapi ia sedang bertanding bola saat ini. Tentu jika El ambil alih, skornya pasti akan tertinggal jauh.

"Om Vernon payah. Kalah sama El." ucap El polos.

"Diem dulu kak, om lagi serius." kata Vernon tak kalah polos.

"Ayah selalu menang main bola. Iya kan mam?"

Adelia mengangguk mengiyakan. "Iya,"

"El mau minum dulu." kata El berlari ke dapur.

"Arrgghhh kalah.. Keseeellll....." keluh Vernon.

Adelia terkekeh. "Gitu aja masa kalah. Cemen."

"Enak aja. Ini udah final, mbak. Ngga ada yang bisa kalahin aku." kata Vernon percaya diri.

"Mas Devan lebih jago kalo main ini." sahut Adelia.

"Eh mbak ngomong-ngomong, ngerasa ngga sih hari ini El ngomongin suami mbak terus?"

My Lecture My Husband-Part 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang