1. Meet You

1.7K 97 16
                                    

APRIL - Feeling

Hiya hiya siapa kemarin yang minta cerita Hyeyoon-Rowoon?


...

Kim Hyeyoon menatap sekitar ruang tamu dengan seksama tidak memperdulikan ayahnya yang sedang berbicara dengan temannya bahkan sesekali Hyeyoon dapat mendengar gelak tawa dari tiga orangtua yang duduk di sofa sedangkan seorang anak perempuan yang baru saja memasuki usia remaja itu sedang asik bermain lempar bola dengan anjing peliharaannya di halaman samping rumah. 

Kedua manik matanya jatuh pada foto keluarga dengan ukuran besar, dalam hati Hyeyoon akui jika sosok laki-laki muda disana nampak sangat tampan dengan sorot mata yang dingin dan tanpa senyum.

Ayahnya mendapatkan tawaran kerja di Swiss selama 2 tahun dan menginginkannya untuk melanjutkan pendidikan disana tapi Hyeyoon menolak dengan alasan akan sulit bersosialisasi kembali pada lingkungan baru, sedangkan dirinya lebih senang berada di zona nyamannya. Beruntung salah satu teman ayahnya mau merawat Hyeyoon selama sang ayah bertugas dan berakhir dengan Hyeyoon berada di rumah ini.

"Hyeyoon, bibi akan tunjukkan kamarmu." Hyeyoon menoleh lalu mengangguk berjalan menaiki anak tangga.

Rumah teman ayahnya ini memang terlihat luas terlebih berada di kawasan perumahan elit, lantai satunya terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, dapur, ruang makan, satu toilet, dua kamar untuk pekerja, ruang belajar yang menjadi satu dengan perpustakaan kecil. Lalu di lantai dua terlihat lebih pada lima pintu kamar yang terdapat kamar mandi di dalamnya juga ruang bermain dengan satu televisi dan play station disana.

"Bibi senang sekali saat ayahmu datang dan mengatakan kau akan tinggal disini beberapa waktu, bibi harap kau menyukai kamarnya." Hyeyoon tersenyum tipis memandang sekitar kamarnya, dengan warna merah muda pastel dan juga warna putih terlihat berlebihan dibandingkan dengan kamar milikinya di rumah.

"Bibi apakah ini tidak merepotkanmu?" Tanya Hyeyoon, karena menurutnya kamar yang akan menjadi miliknya ini nampak sangat luar biasa untuk seorang tamu yang hanya tinggal sebentar.

"Eonni kau harus terbiasa dengan ibu yang berlebihan." Sahut Kim Saeron yang datang dengan diikuti seekor anjing.

"Tentu saja tidak, bibi senang karena kau akan tinggal disini ini seperti aku mempunyai seorang anak perempuan." Ucap Jinkyung menatap kesal putrinya.

"Ibu selalu saja seperti itu!" 

Hyeyoon tersenyum tipis, Kim Saeron memang seorang gadis tapi melihat gayanya berbusana Hyeyoon bisa mengetahui jika gadis yang memasuki usia remaja itu memiliki sifat seperti anak lelaki persis seperti yang ibunya katakan, tomboy.

Hyeyoon tidak tahu bagaimana rasanya memiliki seorang saudara karena dirinya anak tunggal sedangkan sepupu-sepupunya tinggal jauh di luar kota hanya beberapa kali bertemu dalam pertemuan singkat.

...

Tepat ketika jam digital di nakasnya menunjukkan pukul 2 dini hari Hyeyoon terbangun dengan rasa haus di tenggorokkannya, biasanya Hyeyoon akan menyediakan segelas air mineral di kamarnya karena kebiasaannya yang akan bangun untuk minum tapi kali ini dirinya melupakan hal kecil tersebut.

Lantai dua cukup terlihat sepi dan temaram membuat Hyeyoon mempercepat langkahnya menuju dapur. Tepat saat akan melangkah lebih jauh menghampiri meja makan Hyeyoon menemukan sosok laki-laki dengan ponsel ditangannya dan sebuah cangkir dengan uap yang mengepul.

Kim Rowoon, Hyeyoon berkenalan dengannya saat makan malam hanya saling mengucapkan nama dan berjabat tangan dan setelahnya mereka sibuk dengan makan malam dihadapannya, terasa sangat canggung meskipun keduanya berada di usia yang sama.

Rowoon hanya melirik kearah Hyeyoon lalu setelahnya membawa cangkirnya ke kamarnya dengan berjalan memasuki ponselnya ke dalam celana training pria itu.

"Wah! beruntung Saeron sangat ramah." Gumam Hyeyoon membayangkan tingkah kedua kakak-beradik yang berbanding terbalik.

Setelah selesai mengambil air mineral yang dibutuhkannya Hyeyoon kembali berjalan ke kamarnya setelah melihat pintu kamar Rowoon.

Hyeyoon bahkan baru mengetahui jika keduanya berada di satu universitas yang sama dan berada di fakultas serta jurusan yang sama membuat Hyeyoon berharap jika keduanya tidak akan sering bertemu mengingat Rowoon yang sepertinya merasa keberatan dengan kehadirannya.

...

"Tidak perlu mengantar ayah, kau harus segera melakukan pendaftaran ulang di universitas bukan?" Hyeyoon memasang wajah sendunya menatap Kim Byungchul.

Pagi ini saat keluarga Kim akan mengantar ayahnya Kim Hyeyoon mendesah tidak rela mendapati jika dirinya akan berada disini seorang diri tanpa siapapun.

"Ayah bisa mengantarku ke universitas terlebih dahulu lalu aku akan mengantar ayah ke bandara." Kim Byungchul tak bisa lagi menaha tawanya mendengarkan penuturan putrinya.

Sedangkan di belakang keluarga Kim menatapnya dengan tersenyum tipis mengerti bagaimana perasaan Hyeyoon yang akan ditinggal oleh ayahnya. 

"Kami akan mengantar ayahmu dan memastikannya selamat sampai di bandara, kau bisa pergi dengan Rowoon untuk pendaftaran ulang." Kim Joohun berucap membuat Hyeyoon memeluk erat ayahnya dengan erat lalu melepaskannya.

"Rowoon, jaga Hyeyoon dengan baik eoh?" Roowon mengangguk sekilas tanpa mengucapkan apapun mendengarkan ucapan sang ibu.

Tepat saat lampu merah berganti hijau mobil yang dikendarai Rowoon berbelok kearah kiri sedangkan mobil yang dinaiki oleh ayahnya berjalan lurus membuat kedua mata Hyeyoon terus menatapnya. Mendadak perasaan kesal menghampirinya, kenapa pula pendaftaran ulang hanya dilakukan tiga hari dan kenapa pula dirinya tidak melakukannya di hari pertama atau kedua bukan hari terakhir!

Tak ada obrolan apapun selama perjalanan mereka. Tepat saat Hyeyoon melihat halte bis di depan dirinya meminta Rowoon untuk menghentikan laju mobilnya. Rowoon mungkin tidak akan mengatakan jika dirinya tidak menyukai kehadiran Hyeyoon secara langsung karena takut jika Hyeyoon akan mengadu pada ibunya, akan lebih baik jika Hyeyoon menyadari posisinya.

Mungkin lebih baik jika tidak ada yang mengetahui jika mereka tinggal dalam satu rumah dengan kamar yang saling berdampingan.

Tepat ketika Hyeyoon turun dari mobil tanpa mengatakan apapun Rowoon melajukan mobilnya kembali, "Ya... seperti ini lebih baik." Gumam Hyeyoon.

Tidak butuh waktu lama berjalan kaki hingga sampai di gerbang masuk universitas tempatnya melanjutkan pendidikan, Yonsei University.

Ada banyak orang disini terlebih melihat beberapa dari mereka berlari dengan terburu-buru hingga menabrak oranglain, beberapa juga duduk berkelompok di taman hijau dengan tertawa atau sebagian lagi nampak serius dengan buku juga diskusi.

Langkah kakinya memasuki loby utama dimana tempat pendaftaran ulang tengah berlangsung, cukup ramai dengan antrian yang memanjang. Semua berkas yang dibutuh sudah ada di dalam map cokelat ditangannya. Tepat saat dirinya mengalihkan pandangannya sosok Rowoon bersama seorang pria keluar dari ruang pendaftaran.

"Tampannya!"

"Apa mereka berada ditingkat yang sama?"

"Mereka berada di jurusan apa? aku berharap satu jurusan dengan mereka!"

"Bukankah mereka berlebihan?" Hyeyoon mengalihkan pandangannya menatap gadis dihadapannya dengan wajah yang bosan.

"Maksudku para gadis itu benar-benar tidak bisa melihat pria tampan sedikitpun." Hyeyoon menganggukkan kepalanya menyetujui.

Awal bertemu dengan Rowoon dirinya juga mengagumi ketampanan pria tu tapi saat pertemuan mereka Hyeyoon justru mengernyitkan dahi karena tatapan pria itu yang seperti tidak menyukainya. Kembali pada kenyataan Hyeyoon harus menyadari dimana tempatnya berada.

"Hei siapa namamu?"

"Kim Hyeyoon."

"Kim Bora."

Sweet LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang