11. Retret Day 2

506 74 6
                                        

IZONE - Fiesta
Yang baper komen yakkkk
Ga baper gapapa karena kalian pasti terharu aku update banyak wkwk✌




...

Jaewook melangkah dengan cepat begitu melihat sosok Rowoon yang baru saja datang ke halaman belakang. Pagi ini setelah membersihkan diri mereka akan melakukan senam pagi dan berlanjut sarapan dan setelahnya memulai kegiatan hari ini. Halaman belakang tempat mereka menginap memiliki luas yang cukup untuk menampung sekitar 200 mahasiswa.

Rowoon yang terkejut dirangkul bahu tiba-tiba oleh Jaewook hanya bisa mendesah pelan terlebih melihat wajah Jaewook yang tersenyum seperti orang bodoh. 

"Ucapanmu semalam itu, apa benar?" Tanya Jaewook membuat Rowoon bingung.

Semalam mereka berbincang cukup banyak dan tentu saja Rowoon tidak akan ingat setiap ucapannya. Melihat kebingungan Rowoon kemudian Jaewook kembali berucap.

"Kau dan Hyeyoon hanya berteman." Ucap Jaewok.

Jika Jaewook ingin memastikan seperti itu Rowoon sudah jelas mengatakan jika dirinya dan Hyeyoon hanya berteman, meskipun tinggal di atap yang sama keduanya tidak pernah berbincang lebih dari pekerjaan rumah ataupun tugas mereka di universitas.

"Kami berteman." Ucap Rowoon.

Jaewook melebarkan senyumnya lalu memukul bahu Rowoon dengan keras menunjukkan rasa senangnya mendengarkan ucapan Rowoon. Kemudian Jaewook merangkul kembali bahu Rowoon mengabaikan jika temannya itu sedang kesakitan akibat di pukul oleh Jaewook.

"Lalu bagaimana menurutmu jika aku menyatakan cinta padanya?" Pertanyaan Jaewook membuat Rowoon menghentikan langkah kakinya.

"Ada apa?" Tanya Jaewook bingung, Rowoon lalu menggelengkan kepalanya kembali berjalan kini menolak rangkulan tangan Jaewook.

"Bagaimana menurutmu?" Tanya Jaewook kembali.

"Katakan saja jika kau mau." Ucap Rowoon membuat Jaewook kembali memekik.

Semalam entah kenapa Rowoon sangat terusik dengan ucapan Hyunsung mengenai dirinya dan Hyeyoon. Selama beberapa bulan ini keduanya memang bersikap sewajarnya jika berada di rumah keduanya akan berbagi pekerjaan rumah bersama Saeron dan itu semua sudah diatur oleh Jinkyung, kecuali jika salah satu diantara ketiganya memiliki kesibukkan maka dua orang lainnya akan berbagi tugas.

Begitupun di lingkungan universitas keduanya akan bersikap layaknya teman berbagi tugas sulit dan saling diskusi mereka bahkan memiliki teman yang sama dan lingkungan yang sama.

Lalu ingatan Rowoon memutar ulang sikap Hyeyoon yang ternyata begitu memperhatikan dirinya bukan hal besar hanya saja wanita dengan tubuh kecil itu tidak melupakan kripik kesukaannya pada belanja bulanan rumah, Hyeyoon bahkan selalu menyediakan air botolan di mobil dan akan membantunya membukakan tutup botol agar dirinya lebih mudah untuk minum, atau ketika Rowoon tidak menyukai wortel dan memberikannya pada Hyeyoon wanita itu tidak marah dan akan memberikan potongan brokoli padanya.

...

Sudah hampir dua jam mereka bermain lempar tangkap bola meskipun sudah berlari dari satu sisi ke sisi lainnya dan menghasilkan keringat udara musim gugur tetap membuat mereka kedingin dan panitia memutuskan untuk kembali ke dalam aula lebih awal. 

"Mereka terlihat kebingungan karena angin kencang di luar." Ucap Hyeyoon, Rowoon yang disampingnya lalu mengangguk setuju.

"Ini diluar rencana tapi mereka tidak memiliki cadangan dengan apa yang akan kita lakukan selanjutnya." Balas Rowoon menyandarkan punggungnya pada dinding ruangan.

Mereka para peserta duduk di lantai kayu yang beruntungnya hangat membantu mengurangi rasa dingin dari luar aula yang kini mereka tempati.

"Rowoon terlihat senang sekali berolahraga sepertinya." Ucap Mina tersenyum menatap Rowoon.

Membuat Taeil dan Hyunjin tidak bisa menyembunyikan raut wajah terkejutnya, seorang Kwon Mina memperhatikan orang lain. Tapi ini adalah Rowoon, salah satu pria tampan di fakultas mereka sangat masuk akal jika Kwon Mina memperhatikannya.

"Aku melihatmu tersenyum dengan lepas saat tadi melakukan lempar tangkap bola." Ucap Mina lagi membuat Rowoon menggukkan kepala sekilas, tidak berniat membalas.

Tak lama mereka mendapatkan makan siang mereka, sekotak makan siang yang terlihat menggiurkan di kedua mata Hyeyoon terlebih dengan sosis gorengnya. Tanpa sadar Hyeyoon memberikan potongan brokoli pada Rowoon dan tindakan itu tidak lepas dari kedua mata Mina.

"Kau memberikan makananmu pada Rowoon?" Tanya Mina membuat mereka -Taeil dan Hyunjin- menoleh pada sosok Hyeyoon dan Rowoon.

"Ya?" Gumam Hyeyoon.

Kemudian Hyeyoon berdehem, "Aku tidak suka brokoli dan Rowoon menyukainya jadi terkadang kami akan bertukar makanan." Ucap Hyeyoon yang membuat mereka mengerti tapi lihatlah sosok Rowoon yang justru asik dengan makan siangnya sendiri bahkan sesekali mengambil sendiri brokoli di kotak makan siang Hyeyoon.

"Aku baru tahu jika kalian ternyata sangat dekat." Ucap Taeil.

"Kami satu kelas dan lingkungan pertemanan kami sama." Balas Hyeyoon.

"Benarkah?" Tanya Mina memastikan lalu dibalas anggukan oleh Hyeyoon.

"Syukurlah, aku sempat berfikir jika kalian berkencan." Ucap Mina dengan tersenyum manis membuat Taeil dan Hyunjin memekik tertahan karena terkejut dengan ucapan Mina.

Hyeyoon tersenyum canggung dan menoleh pada Rowoon yang kini mengambil kacang polong miliknya tidak peduli dengan apa yang diucapkan oleh Mina.

...

Rowoon menghentikan langkahnya saat akan berbelok menuju lantai dasar begitu melihat sosok Jaewook di balkon seperti sedang berbicara dengan seseorang, lalu pandangannya mengarah pada jam di pergelangan tangan kirinya pukul 11 malam.

"Jaewook." Panggil Rowoon membuat Jaewook menoleh pada Rowoon.

Pandangan Rowoon lalu menatap Hyeyoon yang berdiri di balik pilar dengan wajah terkejut. Lalu kedua mata Rowoon menatap Jaewook yang tersenyum tipis, senyum palsu yang tidak mungkin bisa Jaewook sembunyikan dari orang-orang terdekatnya.

"Aku akan kembali ke kamar." Ucap Hyeyoon lalu meninggal kedua pria tinggi disana.

Jaewook merangkul bahu Rowoon membuat fokus temannya itu teralihkan padanya. Keduanya kini berjalan ke lantai dasar mengambil soda kaleng yang sudah disediakan.

Rowoon bukanlah orang yang ingin tahu banyak hal mengenai orang lain termasuk teman dekatnya, dirinya akan diam tanpa bertanya apapun memberikan waktu luang bagi temannya untuk bisa berbagi cerita. Bukan dirinya tidak peduli hanya saja memaksa temannya untuk bercerita bukanlah hal bagus untuk dilakukan, menurutnya.

"Sudah jangan dipikirkan, ayo main game lagi di kamar." Ucap Rowoon pada Jaewook.

Jaewook tersenyum tipis menenggak sodanya, "Bagaimana denganmu?" Tanya Jaewook.

"Apa?"

Menggelengkan kepalanya kemudian Jaewook menepuk punggung Rowoon dan berjalan terlebih dahulu.

Rowoon mengusap tengkuknya dengan bingung, apa yang sebenarnya terjadi pada Jaewook. Meskipun ada banyak dugaan Rowoon tidak ingin asal menanggapi atau apapun itu.

Sweet LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang