Red Velvet - Day 1
Komentarnya dong mengenai hubungan Rowoon Hyeyoon~...
Bora memasuki kelas dengan wajah kesal diikuti Youngdae yang juga memasang wajah kesal membuat Hyeyoon dan teman mereka bertanya-tanya ada apa dengan kedua anak kembar ini.
"Kau datang lima menit sebelum dosen masuk, tidak biasanya." Ucap Hyeyoon membuka botol air mineralnya yang sayang sekali sebelum sampai ditangan Bora Rowoon sudah merebutnya.
"Milikku!" Ucap Rowoon dengan acuh menutup kembali botol milik Hyeyoon.
"Hei Kim Rowoon, itu jelas milik Hyeyoon bukan milikmu." Ucap Bora dengan kesal lalu menoleh kebelakang dan menatap Rowoon dengan curiga, "Kenapa kau duduk disamping Hyeyoon tidak disamping Gunjoo?"
Gunjoo yang tengah menatap layar ponselnya mendesis, "Tidak usah membawa namaku!" Ucapnya dengan kesal.
"Menyebalkan sekali." Gumam Bora lalu seakan teringat sesuatu Bora kembali menatap Rowoon, "Rowoon, kudengar kau menegur Mina, apa itu benar?"
Hyeyoon menatap Rowoon dengan pandangan bertanya juga, pantas saja sejak keluar dari perpustakaan tadi ada banyak mahasiswa memperhatikan Rowoon tapi karena Rowoon terbiasa menjadi pusat perhatian Hyeyoon pikir itu adalah hal biasa.
"Seperti yang kau pikirkan." Ucap Rowoon mengangguk menatap Bora.
Kedua mata Bora menatap Rowoon terkejut, "Kali ini pasti melewati batas toleransimu." Ucap Bora menatap Rowoon yang hanya tersenyum sekilas.
Hyeyoon yang berada ditengah antar Bora dan Rowoon terlihat bingung hingga Bora menyadarinya.
"Rowoon akan menerima hadiah tapi tidak dengan memberikan nomor ponsel.."
"Kontak fisik." Ucap Yongdae.
"Dan berbincang berdua." Ucap Jaewook.
Bora memejamkan kedua matanya kesal ketika ucapannya dipotong oleh dua pria dibelakang mereka yang jelas fokusnya masih pada layar ponsel.
Tepat ketika Bora akan memaki teman-temannya seorang dosen datang memasuki kelas mereka membuat Bora mengurungkan niatnya.
...
"Jadi kalian berkencan?" Tanya Jaewook yang mendapat anggukan dari Rowoon.
Tak ada balasan dari Rowoon tapi Jaewook mengerti dengan diamnya Rowoon dengan hanya sekali melihat, Rowoon tidak pandai dalam mengatakan segala hal yang bersifat pribada meskipun mereka berteman dengan cukup lama.
"Aku baik-baik saja." Ucap Jaewook kemudian.
"Kau yakin? Maksudku, aku tidak benar-benar ingin... bagaimana aku mengatakannya?" Gumam Rowoon dengan bingung.
Jaewook menepuk pundak Rowoon, "Aku mengerti, Gunjoo sudah memberitahu jika kau pun menyukainya hanya saja kau bodoh dalam mengekspresikannya."
"Hei aku tidak bodoh!" Ucap Rowoon tidak terima.
"Kau sadar tidak, jika tingkah kalian berdua akan membuat setiap orang yang melihat salah paham?" Tanya Jaewook dengan kesal.
"Kami bertindak sewajarnya." Balas Rowoon acuh.
"Memang susah berbicara denganmu." Gumam Jaewook meninggalkan Rowoon dibelakang dan menyusul teman-temannya yang sudah jalan terlebih dahulu.
...
"Kita mau kemana?" Tanya Hyeyoon begitu sadar jika ini bukanlah arah menuju rumah Rowoon.
Meskipun pagi tadi begitu mengharukan dan membuat Hyeyoon merasa senang tapi dirinya masih merasa bersalah terhadap Jaewook, bagaimanapun mereka memiliki lingkungan pertemanan yang sama dirinya menolak Jaewook dan kini menjalih kasih dengan Rowoon.
Jaewook pastilah merasa terkhianati meskipun tahu tapi Hyeyoon benar-benar ingin berada di dekat Rowoon.
"Berkencan." Ucap Rowoon memasuki gedung mall yang cukup sering mereka datangi.
"Kenapa tiba-tiba, aku belum meminta ijin pada bibi." Ucap Hyeyoon dengan panik lalu mengeluarkan ponselnya.
"Aku sudah minta ijin." Ucap Rowoon mengambil ponsel Hyeyoon, "Lagipula kita belum pernah berkencan." Lanjut Rowoon dengan senyum manis.
"Tapi kenapa tiba-tiba seperti ini?" Tanya Hyeyoon dengan bingung.
Memasuki pintu mall yang berada di dekat parkiran mobil jemari tangan Rowoon dengan erat menggenggam jemari Hyeyoon, dirinya masih ingat ketika hampir kehilangan Hyeyoon di antara lautan manusia di mall pada akhir pekan ketika pergi bersama teman-temannya.
"Kita tidak bisa berkencan diakhir pekan karena ibu dan ayah pasti akan membuat kita berada di rumah, jadi kita akan mencuri sedikit waktu di hari biasa untuk berkencan." Ucap Rowoon menatap Hyeyoon yang kini tingginya melebihi dirinya karena tangga elevator.
"Aku tidak tahu jika kau memikirkannya dengan sangat detail." Ucap Hyeyoon tersenyum tipis.
"Perhatikan langkahmu. Kau ingin makan terlebih dahulu?"
Hyeyoon memperhatikan Rowoon yang menunjuk salah satu restoran di dalam mall, meskipun tadi sempat makan setelah jam kelas mereka sepertinya tidak masalah jika kembali makan.
"Setelah makan aku ingin menonton film." Ucap Hyeyoon melangkah masuk kedalam restoran diikuti Rowoon.
Rowoon tidak pernah tahu jika ternyata berbincang ringan bersama Hyeyoon bisa sangat menyenangkan seperti saat ini membahas hal-hal kecil dengan tertawa ringan. Biasanya Rowoon dan Hyeyoon akan berbincang mengenai tugas mereka menjelang deadline atau membahas tentang mengatur jadwal pekerjaan dirumah.
Bahkan ketika mereka semua berkumpul bersama ayah dan ibu Rowoon keduanya hanya akan menanggapi jika ditanya, pasif sekali memang dan Rowoon menyukainya.
"Bisakah aku mengatakan pada Bora?" Tanya Hyeyoon memindahkan potongan brokoli dari mangkuknya ke mangkuk Rowoon.
"Apa?"
"Hubungan kita saat ini dan aku yang tinggal dirumahmu." Balas Hyeyoon dengan wajah cemas, takut jika Rowoon tidak menyetujuinya.
"Kau bisa mengatakannya. Bukankah sejak awal aku sudah mengatakan tidak keberetan jika kau mengatakan tinggal dirumahku." Ucap Rowoon dengan acuh, makanan dihadapannya terlalu menarik perhatiannya.
"Benarkah? Aku tidak ingat jika kau mengatakan hal seperti itu." Ucap Hyeyoon bingung.
Rowoon termenung menatap Hyeyoon yang juga menatapnya lalu tersenyum tipis, "Kau benar aku tidak mengatakannya." Dan setelahnya Rowoon terkekeh sendiri dengan tingkah bodohnya dan Hyeyoon yang mendesis kesal.
"Kupikir kau mengerti saat aku menurunkanmu di parkiran universitas." Ucap Rowoon.
"Wanita manapun tidak akan mengerti jika tidak diberitahu, kau pikir aku cenayang." Balas Hyeyoon dengan ketus menyuapkan mie hitam kedalam mulutnya.
Rowoon mengulurkan tangannya membersihkan noda hitam disudut bibir Hyeyoon dengan ibu jarinya, "Benarkah, kalau begitu aku akan lebih sering mengatakannya."
"Kau harus lebih banyak bicara hal-hal remeh saat mempunyai kekasih." Ucap Hyeyoon tersenyum tipis.
Ya Hyeyoon benar setelah ini Rowoon harus lebih banyak berbicara membicarakan hal-hal remeh yang sialnya saat ini sudah menjadi aktivitas kesukaannya terlebih jika lawan bicaranya adalah Hyeyoon sendiri.
Rowoon akan sangat senang melakukannya memandang wajah manis Hyeyoon dengan kedua mata yang berbinar membuat detak jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya, rasanya sangat menyenangkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lies
Romance10th Korean Story Main Role Kim Hyeyoon Kim Rowoon Usia 19tahun ayah Kim Hyeyoon menitipkannya pada keluarga teman dekatnya meningat jika Hyeyoon sendiri tidak ingin ikut serta dalam perjalanan bisnis sang ayah selama dua tahun. Beruntung keluarga t...