17. Birthday Girl

508 69 7
                                    

Somi - Birthday
Yang dari kapan tau nunggu aku update Hyeyoon dan Rowoon mari angkat tangan✋






...

Hyeyoon membuka pintu kamarnya mendapati sosok Rowoon sudah bersandar pada dinding dan berdiri dengan tegak begitu pintu terbuka.

"Selamat ulang tahun." Ucap Rowoon mencuri ciuman pada pipi Hyeyoon.

Tanpa sadar Hyeyoon melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Hyeyoon memeluk sang kekasih dengan erat.

"Terima kasih."

Rasanya ini menjadi hari ulang tahun terbaiknya karena sosok Rowoon yang sangat manis. Semalam seorang kurir pengiriman juga datang membawa hadiah dari ayahnya yang berada di Swiss. Sebuah kotak musik yang sudah lama Hyeyoon inginkan.

Keduanya turun menghampiri meja makan dengan sambutan selamat pagi dan ucapan selamat ulang tahun untuk Hyeyoon. Jinkyung bahkan membuat sup rumput laut untuk Hyeyoon hari ini.

"Undanglah beberapa temanmu ke rumah untuk merayakannya." Ucap Jinkyung pada Hyeyoon.

"Jangan khawatirkan apapun Hyeyoon, kami sama sekali tidak keberatan." Ucap Joohun membuat Hyeyoon merasa sangat bersukur betapa baiknya keluarga Rowoon padanya.

"Ibu sudah memesan kue dan beberapa kudapan manis jadi Eonni harus undang beberapa teman di universitas jika tidak mungkin ibu akan marah." Ucap Saeron memakan roti lapisnya.

Ya mungkin Hyeyoon akan memikirkannya untuk mengundang beberapa temannya hanya teman dekat yang selalu bersama dirinya.

Tapi terlebih dahulu Hyeyoon akan jujur pada mereka mengenai dimana dirinya tinggal selama ini, meminimalisir kesalah pahaman yang mungkin saja bisa terjadi.

...

"Menurutmu darimana aku harus memulainya?" Tanya Hyeyoon.

Keduanya berjalan menyusuri koridor lantai tiga menuju kelas hari ini, kebetulan sekali keduanya hanya memiliki satu mata kuliah dan setelahnya mungkin akan menghabiskan waktu untuk bersenang-senang.

"Apa?" Tanya Rowoon bingung.

"Aku harus berkata jujur pada mereka untuk nanti malam. Mereka bisa terkejut jika tidak diberitahu apapun." Ucap Hyeyoon melirik ke arah teman-teman mereka yang berada di depan kelas bahkan Bora melambaikan tangannya.

Rowoon mengangguk paham, "Katakan saja apa yang ingin kau katakan." Ucap Rowoon.

Hyeyoon menghela napas bukan seperti itu jawaban yang diinginkannya, ini sama sekali tidak membantunya sedikitpun.

"Selamat ulang tahun, Hyeyoon." Ucap Bora memeluk Hyeyoon dengan senang.

"Kami punya hadiah untukmu, tapi hanya bisa digunakan saat akhir pekan." Ucap Youngdae melirik pada teman-temannya yang lain.

"Keluarga Jaewook memiliki vila di Incheon dan kita mendapatkan ijin untuk menggunakannya di akhir pekan ini." Ucap Gunjoo merangkul Jaewook yang menyilangkan kedua tangannya di depan dada bergaya keren dihdapan teman-temannya.

"Benarkah? Ini menyenangkan sekali, tapi apa tidak merepotkan?" Tanya Hyeyoon dengan khawatir.

"Jika sudah dapat ijin itu artinya tidak masalah, kami juga sering kali datang berkunjung saat liburan." Ucap Rowoon merangkul bahu Hyeyoon.

Tak lama sosok pria paru baya berjalan di koridor membuat beberapa mahasiswa lain memasuki kelas mereka, dosen mereka sudah datang.

Mungkin saat kelas mereka sudah selesai Hyeyoon akan kembali membuka percakapan untuk mengatakan yang sebenarnya.

...

Hyeyoon mendesah kesal begitu berada di dalam mobil bersama Rowoon menuju rumah untuk pulang. Saat dirinya akan mengatakan hal penting nyatanya semua teman-temannya memiliki rencana lain hingga malam.

Si kembar Kim akan kedatangan nenek mereka dari Busan dan mereka akan pulang cepat hari ini. Gunjoo sendiri sudah memiliki kencan dengan salah satu senior yang sudah lama diincarnya sedangkan Jaewook pria itu akan mengantar ibunya untuk berkunjung ke rumah kakaknya yang sudah menikah.

Rowoon tersenyum kecil menyadari betapa kesalnya Hyeyoon saat ini. Ketika Hyeyoon memiliki waktu luang untuk mengatakan hal penting tetapi semua teman-temannya justru tidak bisa meluangkan waktu mereka.

"Eh... kita mau kemana?" Tanya Hyeyoon begitu menyadari Rowoon memutar arah tidak lagi berada di jalan yang biasanya akan menuju rumah mereka.

"Kencan." Ucap Rowoon melirik Hyeyoon, "Wajahmu harus kembali senang saat pulang nanti agar ibu tidak terus-terus bertanya padaku dengan apa yang terjadi padamu."

Hyeyoon terkekeh mendengar ucapan Rowoon, "Lihat, apakah tuan Kim sedang cemburu karena ibu lebih perhatian padaku?" Gurau Hyeyoon.

"Kau terdengar seperti akan menjadi anak perempuan ibuku." Ucap Rowoon bergidik ngeri. Cukup Saeron saja yang selalu membuatnya kesal karena sang ibu lebih perhatian pada adiknya.

Lagipula dirinya juga tidak akan setuju jika Hyeyoon menjadi adiknya, yang benar saja hubungan mereka akan semakin rumit nantinya. Menjalin kasih dengan adik sendiri, yang benar saja!

"Aku kan memang anak perempuan ibumu." Ucap Hyeyoon dengan gelak tawa menghiasi.

"Tidak lucu Hyeyoon!" Ucap Rowoon dengam kesal.

Keduanya sampai pada salah satu mall, menghabiskan waktu dengan menonton film yang baru saja rilis bukanlah pilihan buruk, meskipun bukan akhir pekan tapi Hyeyoon bisa melihat keadaan bioskop yang cukup ramai siang hari ini.

"Apa yang ingin kau tonton saat ini?" Tanya Rowoon menatap beberapa poster film pada dinding bioskop.

"Action tidak buruk, aku menyukainya." Balas Hyeyoon menunjuk pada sebuah poster film luar negeri.

"Aku berpikir kau mungkin akan memilih film ini." Hyeyoon terkekeh dengan gelengan kepala kala Rowoon menunjuk sebuah film animasi yang terlihat lucu.

Rowoon mengetahui Hyeyoon sangat suka sekali dengan tokoh-tokoh kartun saat memergoki wanita itu sedang mononton saluran anak-anak saat mereka di rumah dan bersantai, meskipun tidak lama tapi setiap Hyeyoon menyalakan televisi saluran anak-anaklah yang akan di pilihnya.

"Ayo beli tiketnya untuk pukul satu atau dua siang saja kita belum makan siang." Ucap Hyeyoon.

Setelah membeli tiket mereka Hyeyoon lalu memilih salah satu restoran dalam mall dekat dengan bioskop, rasanya terlalu malas untuk turun kebawah mencari restoran lain jadi pilihan Hyeyoon jatuh pada salah satu restoran dekat bioskop.

Lagipula mereka juga sudah memesan popcorn dan minuman yang akan diambil saat mereka akan memasuki pintu teater.

"Kencan berdua seperti ini tidak buruk." Ucap Rowoon duduk dihadapan Hyeyoon yang menatap sekitar restoran, tidak ramai tapi beberapa meja sudah terisi dengan beberapa pengunjung mall.

"Terakhir kali kita pergi menonton adalah kau yang tertidur, kali ini pastikan kau tidak tertidur." Ucap Hyeyoon mengingatkan.

"Malam itu aku menyelesaikan game untuk naik level jadi kupastikan malam ini tidak akan melewatkan adegan apapun dalam film." Ucap Rowoon dengan percaya diri.

Hyeyoon tersenyum, akhir-akhir ini Rowoon berbicara banyak hal dengannya tidak membalasnya hanya dengan lima atau tujuh kata saat berbincang. Pria tinggi dihadapannya ini berubah banyak hal.

Jinkyung bahkan terheran-heran begitu menyadari Rowoon yang banyak bicara tidak seperti biasa. Pria itu bahkan akhir-akhir memilih mendebat Saeron daripada mengusilinya seperti biasa.

Sweet LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang