Anne Marie - Friend
...
Rowoon menuruni anak tangga dengan siulan di bibirnya, tangan kanannya memainkan kunci mobil tapi siulannya terhenti mendapati sosok adiknya yang tengah memegang makanan anjing dengan pakaian yang membuat kening Rowoon mengerut.
Saeron ini baru saja memasuki Senior High School tapi gaya berpakaian benar-benar melebihi umur seharusnya. Ada apa sebenanrnya dengan wanita di rumahnya ini, Saeron yang masih kecil berpenampilan dewasa dan Hyeyoon yang sebaliknya.
"Ya Kim Saeron! Kau akan pergi bersama ayah dan ibu dengan penampilan seperti itu?" Tanya Rowoon dengan nada sarkasme juga wajah yang menyebalkan di mata Saeron.
"Jangan bicara padaku, aku masih padamu!" Balas Saeron mengelus kepala anjing peliharaannya dengan senyum mengambang.
Rowoon melipat tangannya di depan dada lalu menyandarkan tubuhnya pada sandaran pintu antara ruang keluarga dan halaman samping rumah mereka. Cuaca akhir pekan ini cerah meskipun sudah memasuki musim gugur.
"Setidaknya berpakaianlah dengan baik saat pergi bersama ayah dan ibu." Kali ini Rowoon berbicara dengan lembut membuat adik perempuannya ini mengerti.
Saeron lalu bergumam dengan pelan membuat Rowoon tersenyum dengan tangan kanan mengusap puncak kepala Saeron dengan gemas.
Hari ini dirinya dan Hyeyoon akan pergi bersama, mereka -Hyeyoon, Rowoon dan teman-teman yang lainnya- sepakat untuk bertemu di bioskop yang sudah ditentukan, mereka yang tiba duluan akan memesan tiket dan minuman dahulu mencegah terjadinya kehabisan tiket dan berakhir dengan mundurnya jam menonton.
"Eonni, kau nampak-" Mengacungkan kedua ibu jarinya, Saeron melebarkan senyumnya menatap Hyeyoon dan Jinkyung yang turun dari anak tangga membuat Rowoon menoleh ke belakang.
Biasanya Rowoon selalu mendapati Hyeyoon berpakaian dengan jeans sebagai bawahannya kali ini kedua matanya mendapati Hyeyoon yang mengenakan dress ungu, terlihat manis setidaknya menurut Rowoon.
"Cantik tidak putraku?" Tanya Jinkyung membuat Hyeyoon menundukkan kepalanya malu dan Rowoon yang sadar dari keterpakuannya pada Hyeyoon.
"Sudah cukup siang, ayo berangkat!" Ucap Rowoon melangkah keluar rumah membuat Hyeyoon berpamitan dengan terburu-buru pada Jinkyung.
Saeron menghampiri ibunya dengan senyum mengembang, "Tebakanku benar, Rowoon Oppa menyukai Hyeyoon Eonni, ibu."
Jinkyung tersenyum mengangguk setuju, melihat tingkah laku putranya yang salah tingkah terhadap Hyeyoon tadi membuat senyum di wajahnya merekah.
Hyeyoon yang menjadi menantunya akan sangat menyenangkan.
...
Selama di Seoul Hyeyoon bisa menghitung dengan jari untuk pergi bermain ke kafe bersama Bora setelah jam kelasnya selesai atau menemani Jinkyung berbelanja di supermarket.
Ulsan kota asalnya Hyeyoon sebaliknya hampir setiap selesai dengan sekolah dan jam belajar tambahannya, Hyeyoon akan pergi bermain dengan teman-temannya sekedar duduk di kafe untuk bergosip atau diskusi pelajaran yang membosankan.
Hyeyoon bahkan tidak pernah pergi dengan seorang pria baik bersama-sama dengan teman wanita lainnya ataupun berdua layaknya sepasang kekasih.
Jika Bora mengatakan dirinya wanita jaman dulu yang tidak pernah pergi dengan seorang pria maka Hyeyoon tidak akan marah kerana nyatanya memang sepeti itu.
"Sedang memikirkan alasan yang akan digunakan nanti?"
Hyeyoon menoleh ke arah Rowoon yang menyetir lalu mengangguk.
"Bagaimana dengan bertemu di jalan saat aku menunggu bis?" Rowoon mengernyitkan dahinya lalu mengangguk setuju.
Jika saja Hyeyoon mengatakan yang sebenarnya mungkin keduanya tidak akan repot mencari-cari alasan seperti saat ini. Dan lebih bodohnya Rowoon mengikutinya.
Rowoon tepat memakirkan mobilnya di basement dekat dengan pintu masuk salah satu mall yang berada di tengah kota Seoul. Bora sudah mengiriminya pesan jika tiket sudah di beli dan mereka menunggu di depat salah satu restoran depan bioskop untuk makan siang terlebih dahulu.
"Sepertinya bioskop akan penuh." Ucap Rowoon menanggapi pesan Bora yang di baca oleh Hyeyoon.
"Ini akhir pekan, selain remaja juga ada keluarga yang menghabiskan akhir pekan bersama."
Tepat saat empat orang pria memasuki lift dengan gerakan reflek tangan Rowoon menarik lengan Hyeyoon agar berdiri di samping kanannya. Keduanya lalu saling diam dengan kedua telinga yang mendengar pembicaraan keempat pria yang berada di satu lift dengan mereka.
Ini bukan kali pertama Rowoon yang selalu menarik lengan Hyeyoon dengan tiba-tiba untuk berada dekat dengannya di saat tertentu yang sialnya selalu sukses membuat keduanya berada dalam keadaan canggung sesaat.
Pintu lift yang terbuka membuat keempat pria tadi keluar begitupun dengan Rowoon dan Hyeyoon.
Letak bioskop yang berada di lantai teratas mall dengan beberapa restoran dan kafe membuat keduanya sedikit kesulitan mencari dengan banyaknya pengunjung mall hari ini.
Rowoon mengeram dengan kesal saat pandangannya kehilangan sosok Hyeyoon yang tengah menelepon diantara orang-orang. Lain kali ingatkan Rowoon untuk tidak pergi ke mall pada akhir pekan dengan banyak orang seperti ini.
"Kau bisa menghilang!" Ucap Rowoon dengan kesal saat tangannya berhasil menggenggam tangan Hyeyoon yang menatapnya dengan terkejut.
Panggilan pada ponselnya menyadarkan Hyeyoon lalu kembali bertanya di sebelah mana restoran yang menjadi tempat bertemu mereka.
Keduanya memasuki restoran dengan warna cat pastel dengan bingung, pasalnya restoran nampak penuh dengan pengunjung. Rowoon bahkan tidak repot melepaskan genggaman tangannya pada Hyeyoon ketika keduanya menghampiri meja dimana teman-teman mereka menunggu.
Gunjoo bahlan sudah menampilkan senyum menyebalkannya saat melihat kehadiran Rowoon dan Hyeyoon yang bergandengan.
"Kalian datang bersama?" Tanya Bora menahan senyumnya.
"Kami bertemu di halte bis dan Rowoon menawarkan untuk pergi bersama." Balas Hyeyoon yang jelas saja tidak membuat Bora puas dengan jawabannya.
Jaewook menatap Rowoon dan Hyeyoon bergantian, ada banyak hal menganggu di pikirannya saat ini seperti 'apakah dirinya melewatkan sesuatu?' 'Kenapa mereka terlihat akrab?'
...
Film yang mereka tonton dimulai sejak tiga puluh menit yang lalu, salah satu film fantasy adventure yang cukup terkenal pada seri pertama dan kini mereka menonton seri keduanya.
Rowoon mengusap kedua matanya yang terasa perih, menyelesaikan level game pada pukul empat pagi membuatnya kurang tidur terlebih ayahnya yang membangunkannya untuk menemani jogging di taman kompleks perumahan mereka pukul enam.
Ditambah suhu dingin di studio mereka menonton yang dingin membuatnya nyaman untuk memejamkan kedua matanya.
"Aku akan membangunkanmu saat filmnya selesai." Dengan cepat Rowoon menoleh ke sisi kirinya dimana Hyeyoon yang berada dalam jarak dekat dengan wajahnya.
"Terima kasih." Balas Rowoon melihat Hyeyoon yang kembali duduk dengan normal.
Memejamkan kedua matanya Rowoon tersenyum kecil begitu menyadari bahkan kedua pipi Hyeyoon memerah saat mereka bertatapan dengan jarak yang dekat, manis sekali.
Tersadar akan sesuatu Rowoon membuka kedua matanya dan melepas kemeja luarnya memberikannya pada Hyeyoon untuk menutupi sebagian pahanya, tidak ingin menggangu yang lainnya Rowoon kemudian memasang badannya lalu memejamkan kedua matanya kembali.
1 jam 30 menit yang tidak akan Rowoon sia-siakan untuk tidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lies
Romance10th Korean Story Main Role Kim Hyeyoon Kim Rowoon Usia 19tahun ayah Kim Hyeyoon menitipkannya pada keluarga teman dekatnya meningat jika Hyeyoon sendiri tidak ingin ikut serta dalam perjalanan bisnis sang ayah selama dua tahun. Beruntung keluarga t...