Chapter 22🖤

3.3K 201 7
                                    

Puncak Awan merupakan salah satu tempat wisata yang biasanya dikunjungi orang-orang yang sangat mencintai alam, yang rindu akan suasana yang sangat sejuk.

"Mau gendong?" Tawar Angkasa yang melihat gadis di depannya mulai kelelahan mendaki. Keyla.

Akses untuk naik ke zona perkemahan memang harus dilalui dengan berjalan kaki. Karena belum terdapat akses untuk kendaraan mengingat medan yang tidak mendukung.

"Ga usah"

Mereka terus mendaki dengan keringat yang bercucuran. Jam sudah menunjukkan pukul 09.24 a.m.

"Duuh mana sih tempat kemahnya?!"

"Sabar kali De, bentaran" Johan membantu Lucy untuk menanjak. Sasha pun mendapatkan bantuan oleh Arkie. Juna hanya bisa murung melihat mereka semua berpasang-pasangan.

"Jo? Mau gue pegangin ga tangan lo?" Tawar Juna dengan muka mesumnya

"Apaan sih! Gue normal tau gak!"

"Liat mereka! semuanya pasangan" Cebik Juna

"Makanya jangan jomblo peang!"

"Jo... Gue kangen ma lo tau gak". Baru kali ini Juna menampakkan wajah yang sangat serius. Mereka berjalan paling belakang, hal itu membuat Juna berani mengatakan ini. Jujur, dia sangat rindu saat mereka pertama kali bersahabat dengan bad boy Jonathan.

Jonathan terdiam. Wajahnya mulai mengeras, itu artinya ekspresinya datar.

"Ga usah dibahas" Desisnya. Kemudian ia mempercepat langkahnya mengejar mereka.

Juna tersenyum. Meski mereka tak seperti dulu lagi, namun mereka saat ini bersama. Bersama-sama mendaki untuk mencari hubungan yang lebih baik.

"Ok! Kita bangun tendanya di sini! Cewe-cewenya istirahat aja. Biar kita para lelaki yang bangun tenda!" Teriak Juna memberikan instruksi.

"Kalo gini nih enak. Kita bisa tiduran"

"Yailah, lu mau tiduran dimana? Di rumput?!"

"Guys, ada yang bawa cemilan ga?"

"Bawa dong Key, yakali camping ga bawa cemilan"

"Guys... Gue laper..." Curhat Keyla.

"Udah, tahan dulu. Sehabis mereka bangun tenda, baru kita buat mie instan"

Keyla mengangguk lesu.

"Eh bentar yah, gue mau buang air" Pamit Keyla. Namun buru-buru Sasha dan Lucy angkat bicara

"Eh! Kita temenin!"

"Bahaya tau ga Key!"

"Apaan sih! Jangan Alay deh, gue bisa pergi sendiri"

"Tapi Keyla kita be--"

"Hush hush! Gue mau buang air udah ga tahan. Sendiri!"

Keyla pergi membelah semak-semak.

"Nah udah. Sasha, Lucy, Key, kalian udah bisa ma--"

"Eh eh, Keyla mana?" Tanya Arkie yang baru tersadar. Semua tatapan ke arah kedua gadis itu

"Hem itu, panggilan alam.." Cicit Lucy

Semua mengernyit bingung.

"Yailah! Key lagi buang air!" Jelas Sasha

"Ko dibiarkan sendiri?" Tanya Angkasa

"Dia sendiri yang mau"

"Kalo gitu bilangin, ga usah pergi sendiri!" Angkasa emosi

KEYLA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang