23

85 3 0
                                    

"Ma, melamun aja dari tadi" ucap damar, ia duduk di samping mamanya. Sang mama terlihat terkejut dengan teguran anaknya.

"Em... Enggak, mama lagi liatin taman kok." Seraya tersenyum agar sang anak tak mencurigainya. Ia tau anaknya kadang sulungnya over protektif padanya mulai dari hal kecil sampai hal yang sepele, ia hanya suka geleng-geleng kepala

"Tapi mama gak boong kan?"sang mama hanya menggelengkan kepala seraya mengelus punggung anaknya

Tatapan mata damar berkelana menatap lurus kebun yang penuh dengan bunga milik mamanya, "ma, sebenarnya alasan apa yang membuat mama bertahan dengan laki-laki yang tidak pantas untuk mama. Damar hanya pengen mama tuh bahagia bukan menderita karena laki-laki itu." Damar sedikit menekan kata laki-laki karena ia tidak mau menyebut dengan sebutan 'papa'

Sang mama tertegun mendengar ucapan anaknya, "Tidak ada alasan untuk mama mencintainya tapi mama tidak mau rumah tangga yang mama anggap sakral ini hancur berkeping-keping, mama gak mau" lirih sang mama di kalimat akhirnya

Ia memeluk damar dengan hangat
"Karena rasa sayang mama gak pernah hilang dari papa mu, walaupun sangat sulit untuk mama merubah sifatnya untuk menjadi lebih baik, semuanya penuh pengorbanan dan ketulusan dan mama yakin papa kamu akan terketuk pintu hatinya. Mama sayang semua" jelas sang mama, menuturkan kata demi kata yang tersusun dengan rapi hingga menyentuh perasaaan damar. Damar melonggarkan pelukan nya

"Aku tuh bersyukur punya mama yang kuat bahkan kuatnya ngalahin aku" gurau damar

"Ih kamu nih ada ada aja, emang mama sekuat apasih sampe ngalahin kamu, hemm?" Tanya mama,

"Kuat dalam menjaga perasaan dan ketulusan" ucap damar, dan setelah itu mereka tertawa lepas

"Aduhhh damar kok jadi receh gini yah, kamu emang belajar dari mana?" Raut wajah damar kaget karena di kata receh hadeh suka suka mama dah

"Aku gak receh, gak tau"seraya mengangkat bahunya

"Hem... Ngomong-ngomong kamu kok gak bawa temen kamu kesini lagi?" Tanya sang mama, damar mengerutkan keningnnya padahal teman-temennya baru saja kemarin kemari, yang di maksud mama siapa?

"Kan kemarin mereka udah main disini"

"Bukan, maksud mama temen kamu tuh yang cewe. Tumben gak main kesini lagi lain kali kamu ajak ke sini lagi dianya"
Pinta sang mama, damar terlihat berfikir temen cewe? Ah iya mungkin yang mamanya maksud raya kali, ia bingung cara ngajak cewe itu untuk kerumah nya. Lagian mamanya mau ngapain ngajak dia main ke sini?

"Em... Iya nanti damar coba bilangin raya  deh mah, dia mau atau engga"

"Ya, pasti mau lah" sergah sang mama.
Mamanya dari tadi hanya senyam-senyum, heran aja gitu emang sampe sesenang itu kah?

"Mama kelihatan senang banget si?" Mamanya langsung merubah ekspresinya jadi datar dan mengehela nafas

"Kamu tuh gak pekaan, mama jadi bingung sama kamu. Yah jelas mama senang karena kamu tuh paling anti banget sama anak perempuan sampe-sampe mama gak pernah liat kamu jalan sama perempuan. Tapi mama senang kamu bawa Raya kerumah, dia juga baik banget terus nazwa juga suka sama dia, dan hebatnya ia bisa meluluhkan hati anak mama satu ini" ia lekas bangkit dari duduknya dan meninggalkan damar sendiri biar berfikir dan mencerna perkataanya, tapi ia tersenyum senang sang anak tak bertahan dengan sikap dinginnya itu lagi.

Damar berusaha mencerna ucapan mamanya, ia sandarkan punggungnya di bangku. Damar tersenyum, bayangan gadis itu selalu terngiang-nging.
Apa-apaan sih lo mar otak lo mulai ngaco deh, tapi sayang

"Gw berulang kali memahami situasi disaat bersama raya, hati gw deg degan banget. Apa emang gw jatuh cinta sama dia?" Gumam damar, semua terlihat membingungkan baginya apalagi soal urusan yang namanya 'cinta' paling ribet katanya. Emang dasar keturunan beruang kutub jadi kaya gitu suka acuh tak acuh

Damaraya✓(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang