Bagian 6: Tetangga Baru

655 216 2
                                    


Tak ada yang betul-betul tahu apa yang terjadi pada Dalu dan ibunya malam itu.

Satu hal yang pasti, kakak Dalu selamat. Aku sudah berusaha mengorek informasi lebih lanjut tentang kejadian malam itu tetapi orang yang menceritakan kisah Dalu padaku hanya tersenyum misterius. Sulit juga untuk melacak seseorang hanya berdasarkan nama panggilannya saja, apalagi kejadian itu sudah terjadi lama sekali, sekitar lima belas tahun yang lalu.

Tidak ada hal lain yang bisa kuceritakan.

Apakah Dalu berhasil kembali menjadi manusia juga masih misteri. Kalaupun tetap berwujud sebagai kucing, aku yakin pastilah Dalu sudah mati karena sangat jarang ada kucing yang bisa hidup lebih dari lima belas tahun. Cerita tentang Dalu ini juga masih mengganjal buatku. Mungkin suatu hari si pencerita berkenan mengungkapkan akhir kisah ini padaku.

Aku menutup laptop dan pergi ke teras depan untuk mendapatkan udara segar. Larangan berkeliaran di luar rumah masih berlaku karena pandemi virus itu terus memakan korban. Aku sebenarnya tak tahan terkurung di rumah seperti ini. Namun mau bagaimana lagi, inilah satu-satunya cara untuk menyelamatkan diri...

Kakakku tidak terlihat. Aku menebak dia sedang menggeluti hobi barunya mengurus bunga-bunga di halaman belakang. Kata dokter, itu bagus untuk kondisi kesehatannya.

Ada sebuah truk besar yang hendak parkir di jalan depan. Suara alarm mundurnya yang khas bergema dari balik pagar. Aku pergi ke teras depan dan melongok ke luar.

Ada sebuah truk pengangkut barang yang besar di jalan depan.

Akhirnya rumah di sebelah ini ada yang menempati. Sejak kami pindah, rumah itu memang kosong. Beberapa orang sempat tertarik untuk menyewanya, tetapi membatalkannya. Apalagi di musim pandemi seperti ini, jarang ada orang yang ingin pindah rumah. Tetapi rupanya pikiran tetangga baruku ini berbeda.

Di belakang truk itu, ada sebuah minibus. Seorang pria keluar dari mobil itu. Dia mengenakan jaket parka warna hitam. Usianya sekitar pertengahan tiga puluhan, penampilannya rapi dan tegap. Mungkin seorang pengacara. Atau pengusaha.

"Bisa mundur sedikit, pak?" Pria itu berseru kepada supir truk. "Biar lebih dekat dengan pintu!"

Tatapan pria itu jatuh padaku. Dia melambai dan tersenyum lebar. "Halo!"

Aku melambai dan membalas sapaan tetangga baruku itu.

6 LIVES [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang