25 . THE BEGINNING OF THE PROBLEM

2.3K 96 11
                                    

Raka menatap nanar kearah koper yang diatasnya terdapat sebuah foto seorang gadis yang sedang tersenyum kearah kamera senyumnya terliht sangat manis dan menengkan hati tentunya tapi sayang kali ini senyum itu tidak membuat hati Raka tenang seperti...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raka menatap nanar kearah koper yang diatasnya terdapat sebuah foto seorang gadis yang sedang tersenyum kearah kamera senyumnya terliht sangat manis dan menengkan hati tentunya tapi sayang kali ini senyum itu tidak membuat hati Raka tenang seperti biasanya ah ntahlah jimat apa yang dipakai gadis itu sehingga membuat Raka menjadi seorang pria seperti ini lemah dan 'bucin'.

setelah memutuskan pulang dari rumah sakit yang menjadi saksi bisu pertemuan Raka dengan Kakak tirinya yang bernama Fricilla Star. huh this is a joke that is really crazy.

ini salah atau benar Raka memutuskan untuk pulang keindonesia sendiri dengan membawa semua kejutan dari papahnya yang baru saja ia terima,kejutan?hey bung bahkan Raka menganggap ini adalah sebuah kenyataan pahit yang seharusnya tidak pernah ada selama ia hidup. bolehkah Raka memilih? memilih untuk tidak terlahir dari keluarga 'Mahesa' agar ia bisa bersama dengan gadis yang ia pilih.

bukan bersama sama tapi dengan status yang berbeda yaitu ADIK dan KAKAK.

Raka menyeret kopernya dengan lesuh, mengabaikan beberapa pertanyaan orang kepercayaan Jonathan yang menanyakannya 'hendak kemana'.

Ah basi Lo semua bikin mood gue tambah anjlok aja. Raka berbatin.

Saat hendak membuka pintu utama kamar hotel seseorang dari luar membukanya terlebih dahulu dan nampak lah Elis dan Jonathan membuat Raka tanpa sadar mendengus sebal yang dapat didengar oleh Elis tapi wanita itu berusaha tegar dengan tersenyum lembut.

"Raka mau kemana? Kenapa bawa koper."

Raka menegakan kopernya lalu tangan kirinya bertumpu pada koper itu terlihat sekali seperti pria tidak mempunyai etika dan sopan santun terhadap orang tua.

"Pulang." Sahut Raka datar.

"Tapi sayang... Kamu, maksud bunda kamu... kamu mau ke Chicago?."

Raka berdecak sebal, "ngapain kesana, ke Indonesia lah."

"Hah?." Elis terperanjat kaget.

Jonathan berdecak tidak suka dengan drama didepannya, lalu ia mendorong istrinya masuk dan mengunci pintu utama membuat Raka menatap datar kearah Jonathan.

"Balikin kuncinya pah, aku mau pulang."

"Bocah kamu!." Desis Jonathan.

Raka terkekeh sinis, "apapun itu pah, memang nya aku perduli? Engga! Sekarang balikin kunci itu!." Tanpa sadar suara Raka meninggi.

"Mau ini?." Jonathan menunjukkan kunci itu lalu dengan gampangnya Jonathan mematahkan kunci itu.

Raka melongo melihat itu, "ke kamar kita omongin ini."

Ucapan jontahan mengalihkan semuanya lalu Elis berjalan menyusul Jonathan yang terlebih dulu melangkah.

Raka menendang kopernya lalu dia mulai berjalan menuju kamar dengan dongkol.

Didalam kamar Jonathan melepas blezzer hitamnya lalu dia duduk di ranjang membiarkan kedua orang didepannya menatapnya.

"Raka, kamu harus bisa menerima semua ini, ini takdir."

Raka membuang muka kearah lain dan mendecih pelan, huh ini benar benar bukan Raka ini terlihat sangat tidak sopan.

"Takdir?, Bahkan kalau bisa milih aku gamau terlahir dari keluarga ini."

Elis menatap nanar kearah putranya.

"Kamu fikir kalaupun kamu terlahir dari keluarga lain, kehidupan kamu akan sama kaya sekarang? Kamu fikir kamu tetap bertemu dengan Star, huh?."

Eh iya juga.

Raka hanya diam, tidak mau dan tidak mood membalas ucapan ayahnya.

Sebenarnya Raka itu skak, bingung mau menjawab apa karena pada nyatanya Jonathan benar!.

"Menerima kenyataan baru ga semudah membalikan telapak tangan." Dingin dan datar membuat atmosfer benar benar tegang.

Jonathan menghampiri Elis, "kamu bikin minum dulu ya, aku mau jelasin sesuatu sama anak kita."

"Jangan pakai urat." Elis pamit keluar tapi sebelum itu ia menepuk pundak Raka yang langsung ditepis oleh laki laki itu.

"Papah akan jelasin semuanya karena papah tau semuanya ganyambung."

"Emang." Sahut Raka pelan.

"Tante Ambar adalah mantan pacar papah."

____________________________________

"Semua terjadi begitu saja, ibu sama om Jonathan memang masih dikendalikan oleh nafsu masing-masing, tanpa berfikir kedepannya ."

Ambar menarik nafas, melihat anaknya duduk dikursi roda menghadap jendela dengan air mata yang menetes membuat Ambar terluka.

"Waktu itu ibu hamil, tapi om Jonathan gabisa tanggung jawab karena orang tuanya menjodohkan dia, sebulan kemudian om Jonathan menikah sama wanita pilihannya, ibu frustasi nak, akhirnya ada satu orang pria datang memiliki tiga orang, dia ayah kamu, Arfian, ayahmu menolong kita disaat semua orang mencaci maki kita."

Kenyataan apa lagi ini? Ternyata Arfian bukanlah ayah kandungnya jadi selama ini ia ditipu oleh keluarganya sendiri.

"Om Jonathan ayah biologis kamu, bukan ayah Arfian."

Star menghapus air matanya, dia menarik nafas berat berusaha menelan bulat bulat kenyataan pahit ini karena orang yang ia anggap baik seperti malaikat ternyata memiliki kebohongan besar, Star ingin tertawa karena berdiri ditengah-tengah orang yang menipunya terlihat orang lugu dan bodoh.

"Aku...maaf Bu, butuh waktu buat Nerima ini, ibu bisa keluar? Aku pengen sendiri." Star berbicara tanpa menatap ibunya.

Ambar menghela nafas, lalu dia berusaha tersenyum walaupun kecil.

"Ibu harap kamu bisa menerima semua ini."

Saat pintu terdengar terbuka lalu kembali tertutup Star menoleh kearah belakang, disini kosong hanya ada dirinya.

Ini adalah tempat saksi bisu ia bertemu dengan adiknya.

____________________________________

Setelah mendengar semua penjelasan dari Jonathan yang sangat detail, Raka bisa menyimpulkan satu hal yaitu jontahan brengsek pada masanya!.

"Aku ga nyangka papah sebrengsek itu."

Jonathan tersenyum pilu, menggali luka luka lama sangat menyedihkan apalagi kenangan itu sudah dikubur dalam dalam tapi terpaksa tergali hanya karena masalah ini.

"Papah harap kamu bisa menerima kenyataan ini."

Raka berdiri, menatap kosong kearah depan.

"Sulit."

1 kata menggambarkan semua perasaan yang melintas dan sudah cukup jelas menjawab apa yang Jonathan suruh.

"Kamu gabisa nolak, karena setelah Star keluar dari rumah sakit, dia akan tinggal sama kita."

Raka mengepalkan tangannya, papahnya egois!

"Silahkan kamu kembali ke Indonesia karena kamu harus melanjutkan sekolah kamu sampai lulus, tapi setelah itu kamu harus kembali ke Chicago dan menyelesaikan pendidikan kamu disini, dan hidup bersama kakak baru kamu karena dia akan meneruskan sekolahnya disini."

Raka meninggalkan ayahnya, dia memilih kembali kekamar dan membanting tubuhnya diatas kasur.

"ARGGHHH!."

"Ini Sulit harus tinggal sama gadis yang Lo suka tapi harus nganggep dia kakak."

*LITTLE SISTER*

VOTE UNTUK NEXT!

Little Sister (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang