Setelah pemilihan ketua Rohis yang diadakan beberapa hari lalu, akan segera diadakan LDK Rohis.
Panitia kegiatan tersebut adalah kelas 12, termasuk Fajar sebagai ketua Rohis. Dia dan teman-temannya sudah menyiapkan agenda kegiatan dan keperluan yang dibutuhkan.
Saat ini dirinya sedang berada di gudang samping masjid, itu tempat penyimpanan milik Rohis.
Dia ingin mencetak surat izin, tapi sedari tadi print yang ia gunakan tidak berfungsi dengan benar.
"Astagfirullah." pekik seorang siswi yang baru saja masuk ke dalam gudang.
"Ya Allah kaget aku Dik." ujar Fajar sembari mengelus dada.
"Saya juga kaget Kak." ujar adik kelasnya.
Adik kelasnya itu mengambil sebuah sajadah yang ada di sana.
"Kak Fajar buat apa?" tanyanya.
"Mau ngeprint Dek tapi printnya rusak, tintanya macet." ujar Fajar.
Adik kelasnya itu mengangguk-anggukan kepalanya. "Sepertinya saya bisa Kak." ujarnya.
"Mau bantu saya Dek?"
"Iya Kak."
"Makasih Dek Senja." ujar Fajar.
Senja langsung duduk di depan printer, dia mulai mengotak-atik print itu. "Pinjam laptopnya Kak." ujar Senja.
Dia mulai membetulkan printer bagai seorang ahli. Kemudian tinta print itu kembali mengalir.
Sudah biasa bagi Senja membetulkan barang-barang elektronik. Dia sering melihat ayahnya membetulkan barang sendiri.
"Sudah bisa Dek?" tanya Fajar.
"Dicoba dulu Kak."
Fajar pun mencoba printer tersebtu. Dan benar saja, sekarang sudah bisa digunakan.
"Makasih Dik, nanti saya traktir makan kalau tugas saya sudah selesai." ujar Fajar.
Senja tersenyum lebar. "Gak usah Kak, cuma gitu saja."
Fajar menggeleng, "Gak bisa Dek. Pokoknya saya punya hutang sama kamu."
"Ya sudah Kak, saya duluan. Mau cuci tangan." Senja tersenyum ramah.
"Tanganmu kena tinta belepotan gitu Dek." Fajar tertawa geli.
"Sudah biasa Kak." jawab Senja. "Duluan ya Kak." pamit Senja lalu meninggalkan ruangan.
Senja berjalan dengan senyum yang terus terpancar wajahnya. Hanya berbicara sebentar dengan Fajar bisa memompa jantungnya lebih cepat.
Dia masuk ke dalam kamar mandi. Membersihkan tinta-tinta yang ada di tangannya. Kemudian mengeringkan tangannya dengan lap yang digantung disana.
Masih dengan wajah cerianya dia berjalan-jalan keliling sekolah.
"Temanmu yang waktu itu sudah sembuh Dik?"
Senja terlonjak kaget. "Ya Allah Kak, buat saya kaget saja." ujar Senja.
"Hehe, kamu dari tadi jalan sambil senyum-senyum gitu." jawab kakak kelasnya itu.
"Saya belum tau namamu, boleh kenal gak Dik?" tanyanya.
Senja mengangguk saja sembari tersenyum ramah. "Saya Senja." jawabnya.
Kakak kelasnya itu mengangguk mengerti. "Saya Azka." ujarnya, senyum manis juga terpancar dari wajahnya.
"Oh Kak Azka, bukannya kakak saudaranya Luna ya?" tanya Senja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Adorable You
Humor|| Teenfiction || Angkasa Series || Jika sudah tertarik pada seseorang, kamu akan terus menarik perhatiannya. Jangan tanyakan kenapa? Tidak akan ada yang tau, rasanya alami. Datang dari diri sendiri tanpa perlu dorongan.