4 cm

184 23 17
                                    

Saat ini Taehyung tengah terduduk di hadapan dua sejoli yang tengah memakan ramyeon dengan khidmatnya. Belum lagi suara seruputan mie yang terdengar jelas di telinga Taehyung membuat Taehyung merasa risih.

"Yak Bantet!, bisakah kau menyeruput mie itu dengan tenang. Rasanya kupingku akan pecah ketika mendengar seruputanmu itu" omel Taehyung menatap Jimin tajam.

Jimin menatap balik manik milik Taehyung dan kemudian mengunyah mie nya pelan "Ah mian.. aku tidak tahu jika kau--"

Slurrpp

Suara seruputan mie yang lain tiba tiba terdengar, itu bukan dari seruputan Jimin. Melainkan seruputan dari Taeji yang tengah menatap malas Taehyung.

"Tidak usah dengarkan apa kata mahluk aneh ini, kau tau? Jika menyeruput hingga mengeluarkan suara dari seruputan tersebut itu tandanya masakan itu benar benar enak, dalam kata lain menghargai sang pembuat makanan!" Ucap Taeji menunjuk nujuk wajah kokoh Taehyung dengan sumpit yang masih ada kuah ramyeon di ujungnya.

Taehyung memutar bola matanya malas, sungguh dirinya tidak mau dalam situasi seperti ini.

Jimin terkekeh melihat interaksi Taeji dan Taehyung di depannya, dan setelahnya menggerakan kepalannya kekiri dan kekanan.

"Apa yang kau tertawakan huh?" Ucap Taehyung tiba tiba dengan nada suara tidak tenang.

Jimin menoleh dan kemudian kembali menggeleng.

"Ah tidak tidak" Jawab Jimin kemudian membenarkan kacamata yang bertengger di hidungnya.

Taeji menatap Taehyung sinis "Yak! Siapa yang mengajarimu berbicara seperti itu?" Ucap Taeji memandang Taehyung kesal.

Taehyung mencibir kecil, dan merotasikan matanya melihat ke arah lain.

"Cih, bukannya yeoja chinggu setiap hari berkata dengan nada seperti itu.." Ujarnya sepelan mungkin.

Namun pendengaran Taeji masih normal, ia bisa mendengar apa yang baru saja Taehyung katakan.

"Katakan sekali lagi!" Teriak Taeji menunjuk mata Taehyung dengan sumpitnya.

Taehyung mundur, memeluk badannya sendiri.

"Tidak! tidak!" Ucap Taehyung cepat, namun tersempil kesan lucu disana.

Dan setelahnya Taeji kembali memakan ramyeonnya.

'Yeoja chinggu ini benar benar garang, seharusnya berpacaran itu saling berpegangan tangan, saling memeluk dan menghantarkan rasa hangat dari tubuh masing masing. Tapi apa ini? Setiap hari hanya marah marah' Batin Taehyung menatap kesal Yeoja chinggu nya.

"Oh iya, Jimin.. sepulang sekolah kau ikut denganku" Ucap Taeji masih mengunyah ramyeon nya.

Jimin yang tadinya akan menyuap ramyeon pun kembali menaruh ramyeon itu pada mangkuk.

"Kemana? Bukannya kau mengajakku pekan depan?" Tanya Jimin melirik Taeji.

Taeji menyibakkan rambut panjangnya kebelakang dengan bantuan kelima jarinya.

"Ah, pekan depan terlalu lama. Nanti pulang sekolah kau akan tau.." Jawab Taeji cuek dan kembali menyuap ramyeon ke mulutnya.

Taehyung yang mendengar itu menggeser kursinya ke samping Taeji.

"Yeoja chinggu dan si bantet mau kemana?" Tanya Taehyung penasaran.

"Nanti kau tau" Ucap Taeji dengan mulut yang masih penuh dengan ramyeon.

"Ayolah, Yeoja chinggu dan si bantet itu mau ke--"

Taeji menghentakan sumpitnya ke mangkuk hingga mengeluarkan bunyi dari hasil tabrakan mangkuk dan sumpit kayu itu.

"Namanya Jimin, Park Jimin, bukan si bantet" Ucap Taeji mempelototi Taehyung dengan matanya yanh indah itu.

Taehyung menghembuskan napasnya kasar "Tetap saja, tingginya lebih pendek dariku" Jawab Taehyung kesal sendiri.

Taeji berbalik melirik Jimin, dan Jimin yang merasa dilirik pun bertanya "Ada apa?"

Taeji menatap dengan tatapan malasnya "Berapa tinggimu?" Tanya Taeji balik pada Jimin.

Jimin tersedak, dirinya memukul mukul dadanya. Tentu saja hal itu juga membuat Taeji terkejut dan mengambilkan segelas air putih untuk Jimin.

Taehyung yang melihat tangan Taeji yang berada di atas punggung Jimin pun langsung menariknya.

"Jangan menyentuhnya! Kau pacarku!" Ucap Taehyung menatap Taeji tajam dan serius.

Taeji yang tadinya akan mengelak pun mapah menjadi ciut, layaknya kucing rumahan yang diberi peringatan.

Setelahnya Taeji kembali melirik Jimin "Jadi berapa tinggi badanmu?" Tanya Taeji.

Jimin meneguk air minumnya "eum.. 175" Ucapnya jimin gugup.

"Gotcha!! Kau lihat? Tingginya jauh lebih oendek dariku!!" Ucap Taehyung ketika mendengar jawaban Jimin.

Sekarang Taeji beralih melirik Taehyung "Memangnya tinggimu berapa?" Ucap Taeji tak mau kalah.

Taehyung menatap Taeji "Tinggiku 178! Lihat! Tinggi aku" Jawab Taehyung dengan nada meremehkan

"Hanya berbeda 4cm_-"


















Voment juseyo
Maaf pendek, author lapar tidak bisa berfikir:)

My Boyfriend Is A RobotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang