☆Eighteenth★

2K 209 20
                                    

Warn!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warn!!!

Rada nganu.

»—>✧༺🖤༻✧<—«

KAI duduk di tepi ranjang Soobin yang kini sedang menatapnya tanpa berkedip sedikitpunㅡia merasa sedikit terpaksa berada dikamar ini lagi.

Kamar yang sudah menjadi saksi perpisahan yang tak lama namun menyakitkan itu kini kembali ditempati oleh kedua insan yang saling mencintai, tetapi terhalang karena sebuah alasan.

"Kai," Soobin mendekat dari ambang pintu menuju Kai yang sedang teduduk di tepi Ranjang sembari menunduk.

"Kai," Nada Soobin kian memelas, ia menangkup wajah Kai yang menunduk. Mengangkat wajah rupawan yang sangat cantik untuk seorang pria dengan tangannya yang besar, membuat manik mereka bertubrukan dan menghasilkan degupan hangat yang indah.

"Jangan diam seperti ini, aku membawamu kesini bukan untuk diam saja seperti ini."

Soobin tersenyum, saat mendengar degupan jantung Kai yang menggilaㅡpipinya merona membuat wajah cantik itu seperti seorang bayi yang menggemaskan, walau ke-terluakaan sangat kental keluar melalui aura yang Kai pancarkan.

"Kau tau... Aku suka disaat-saat seperti iniㅡ" Soobin menjeda kalimatnya, dia mendudukkan dirinya di samping Kai. Melepas sentuhannya pada kedua pipi Kai, dan beralih memegang tangan Kai dengan lembut.
"ㅡsaat-saat dimana suara jantung kita yang menggila saling bersaut. Saat-saat dimana manik kita saling bersangkut dan membuat sebuah percikan hangat yang tercipta karenanya... Saat-saat dimana Aku merasa sangat ingin memilikimu seutuhnya."

Kai menatap Soobin dengan lekat,
"Ini salah, hyung," ujar Kai dengan lirih.

Soobin langsung tertegun sejenak, berusaha meredam emosi yang kian memuncak karena tersulut dengan perkataan Kai yang begitu menyakitkan di hati.

"Apa yang salah?!"

Kai menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dan kembali menunduk enggan. Berusaha mengalihkan pembicaraan yang akan terus berlanjut, tanpa memperdulikan Soobin yang kini menatap pria manis di depannya degan tajam.

"Kai, dengar. Ceritakan semuanya, aku tak mau jika kau terus bersikap seperti ini. Sadarlah, setidaknya jawab pertanyaan ku. Jangan diam seperti ini!"

Helaan nafas pasrah keluar dari bilah bibir Kai yang ranum. Ia menyerah, Soobin berhasil membujuknya dengan kata-kata yang manis. Kai menyukainya, namun saat menyadari kalau Kenyataan harus diterima olehnya. Dada yang bergemuruh berubah total menjadi rasa sesak.

"Dari mana aku harus memulainya Hyung?"

Soobin tersenyum simpul dengan jawaban Kai. Ia menarik kedua tangan Kai yang berada di dengkul sang empunya, membuat tubuh otomatis memiring kearah Soobin dengan wajah yang sendu kini menatap raut Soobin.

[✔] He Is Mine - SooKaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang