★Nineteenth☆

2K 209 11
                                    

»—>✧༺🖤༻✧<—«

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»—>✧༺🖤༻✧<—«

NETRA perlahan membuka kesadarannya seiring jiwa mulai kembali masuk kedalam raga, jiwa yang tadi berkeliaran di mimpi indahㅡkini sudah kembali ke raga kekar milik sang dominan yang langsung disambut wajah manis dan tubuh yang terbalut selimut, namun di dalamnya sama sekali tidak terdapat busana.

Soobin terkejutㅡtentu, ia memastikan sebentar kalau kejadian semalam bukanlah mimpi semata. Ia membuka perlahan selimut yang membalut tubuhnya.

Sehelai benang pun tak melekat di tubuhnya saat itu juga (kecuali selimut tentunya).

Senyum cerah kemudian mengembang di wajah tampan tersebut. Ia bahagia, sangat bahagia kejadian ini bukanlah mimpi seperti biasanya.

Bibir yang tersungging itu perlahan mendekat kearah wajah cantik yang sedang terlelap didepannya, mengecup singkat bibir ranum tersebut. Kemudian menarik tubuh sang submissive agar mendekat kearahnya, memeluknya dengan posesif walau perasaan bahagia memenuhi isi ruangan tersebut.

Menyesal?

Hanya orang bodoh yang melakukan itu jika ia melakukan se* dengan orang yang dicintainya, lalu menyesal.

Kini ia memandang lekuk wajah sang submissive dengan seksama dan intens. Lekuk wajah yang mencapai kenikmatan dengan mendesahkan  namanya secara erotis dan brutal semalam, lekuk wajah yang tak tergantikan sama sekali di hati miliknya yang kini terisi penuh dengan seseorang yang kini tertidur lelap di dekapannya.

Soobin menarik ucapannya kembali,

Menarik ucapannya untuk membiarkan Kai pergi dengan segala janji-janji yang bodoh namun sakral.

Karena rasa ingin memiliki Kai dengan bulat dan besar sudah menjadi sebuah prinsip hidup Soobin mulai sekarang.

"Eungh~" Kai menggeliat dalam pelukan Soobin, badan mereka yang tidak terbalut apapun membuat sensasi menggelitik yang menyenangkan bagi Soobin.

"Soobin hyung?"

Kai mengerjap, memandang objek di depannya yang samar namun perlahan mulai terasa jelas dan nyata. Menangkup sebuah objek yang rupawan dengan segala lekuk keindahan yang begitu tampan memandang wajahnya dengan seulas senyuman lebar yang mengembang.

"Apa yang semalam bukan mimpi?" lirih Kai, suaranya serak khas orang yang baru bangun tidur.

Soobin mengatupkan bibirnya dalam keadaan masih tersenyum, lalu menggeleng sebagai awal dari jawabannya.

[✔] He Is Mine - SooKaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang