★Fifth☆

2.6K 343 52
                                    

»->✧༺🖤༻✧<-«

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»->✧༺🖤༻✧<-«

"AKH SIALAN!" teriak Soobin frustasi, sambil menendang meja yang sudah berada disana beberapa tahun.

Pikiran tentang Kai masih saja berbayang didalam matanya kala memejam. Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Bahkan dirinya tidak tau.

Yang jelas Soobin tak ingin pikiran ini menghantui dan membuatnya menjadi risih seperti ini.

Namun apa iya Soobin ingin menghapus perasaan ini? Tiba-tiba saja Soobin tak yakin bila ia bisa menghapus perasaan ini. Perasaan yang akan semakin menjadi-jadi bila ia menolaknya dengan keras, bahkan perasaan ini tak membiarkan dirinya untuk memikirkan pemuda bermarga Huening yang sudah mencuri seluruh atensi miliknya.

Tak bisa ia pungkiri, Ia merindukan Kai yang akan menerima apa saya perlakuan darinya. Hanya bisa berani memberontak namun tidak untuk menolak dan melawan. Namun, semenjak perkataannya untuk pemuda manis itu yang sangat menyakitkan pastinya. Kai terlihat kecewa dengan Soobin. Soobin awalnya senang entah kenapa, karena Kai mengharapkan dirinya, namun disisi lain ia juga merasa kecewa dengan dirinya sendiri yang berkata semenyakitkan itu ke Pemuda Manis yang kini enggan untuk berdkontak langsung dengannya.

Tapi mengapa? Itu pertanyaan yang sungguh menganggu otaknya untuk sekedar bekerja.

Huening Kai dengan mudah memporak-porandakan situasi Soobin. Dan dapat dengan mudah mengubah sifat Soobin dengan kedatangannya yang sangat misterius.

Ingin rasanya Soobin memusnahkan perasaan ini. Dirinya sama sekali sangat tidak suka dengan hubungan sesama lelaki, karena menurutnya itu sangatlah menjijikan.

Namun, di bagian hatinya yang lain, bagian terbesar dari yang terbesar. Soobin sangat menyukai perasaan ini, perasaan dimana dirinya sangat ingin bertemu dengan Kai yang selalu membuatnya penasaran dalam diam, ingin tau lebih, dan hanya dia yang boleh mendekati Soobin apapun yang terjadi.

"Mengapa aku semengerikan ini?" lirihnya lalu kembali duduk dimeja yang baru saja di tendangnya.

"Apakah aku harus bertemu dengannya?" gumamnya.

Rasa rindu yang ia alami tak bisa tak bisa ia jabarkan, yang jelas itu menyesakkan dihati.

"Mengapa aku merindukannya?" ucap Soobin kalau sadar perasaan apa ini sebenarnya.

"Ahhh! Ini sungguh gila!"

Soobin mengusak wajahnya kasar. Pemuda bermarga Choi itu kemudian mendengus sebal, kembali melamun dengan kemelut pikiran yang masih bersarang di otaknya.
"Eoh?!" pekiknya saat menyadari rencana aneh yang tiba-tiba muncul diotaknya.

[✔] He Is Mine - SooKaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang