☆Sixth★

2.7K 335 23
                                    

»—>✧༺🖤༻✧<—«

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»—>✧༺🖤༻✧<—«

DESAHAN nafas lelah keluar dari mulut Soobin dengan banyaknya beban pikiran yang masih mengganjal di pikirannya. Pikiran tentang lingkup persahabatannya yang mulai merenggang karena sebuah masalah yang Soobin timbulkan sendiri, dan perasaan bingung tentang perasaan yang mulai membuat dunianya menjadi gila hanya karena satu orang.

Perlahan tubuh bongsor nya ia lemparkan ke kasur, sambil memandang kearah atas untuk menatap langit-langit kamarnya. Kembali terhanyut kedalam pemikirannya yang tak kunjung selesai soal Huening Kai yang selalu ada di pikirannya.

Di satu sisi, Soobin menerima perasaan ini dengan senang hati. Namun di sisi egonya yang masih menang telak berusaha mengusir perasaan itu dari hati Soobin. Walau sesak ia dapat saat berusaha menghalau perasaan itu, namun egonya masih mengendalikan tuannya yang begitu arogan.

"Bin?" panggil seseorang dari arah bawah kasur.
Ahh, Soobin sampai lupa kalau dirinya di rumah sahabatnya.

"Eeh? Ada apa?"

Yeonjun mengangkat sebelah alisnya bingung lalu bangkit dari duduk lesehan nya kemudian mendaratkan bokongnya ditepi ranjang miliknya yang sedang dipakai Soobin untuk melakukan acara 'Mari Termenung karena Huening Kai'.

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, kakimu tak berhenti bergerak gusar! Itu menganggu konsentrasi ku bermain game!" kesal Yeonjun.

Soobin menggaruk tengkuknya yang tak gatal lalu memilih untuk kembali menatap langit-langit.

"Entahlah, aku lagi bingung. Disatu sisi aku ingin menerimanya, namun disisi lain aku membenci hal ini."

Yeonjun yang tak tahu arah pembahasan ini hanya menatap Soobin gemas, lalu memukul perut Soobin yang sedang terlentang.

"Akh! Yak! Sakit babo!"

"Aku tak tau arah permasalahan ini tetapi kau menjelaskannya seolah-olah aku tau permasalahan mu!"

Soobin bungkam, merutuki ke-lancangan mulutnya yang dengan berani mengatakan hal itu kepada Yeonjun. Kalau begini pasti Yeonjun akan menaruh curiga kepadanya, padahal Soobin ingin masalah ini ia pendam tanpa memberitahu orang lain sama sekaliㅡtermasuk ayah dan sahabatnya.

"Apakah kau memendam sesuatu Soobin?" tanya Yeonjun penuh selidik.

"A-aku tidak!"

Yeonjun menajamkan matanya, manik rubah itu memicing, berusaha membuat Soobin lengah dan mengatakan semua permasalahan yang membuat Yeonjun penasaran ini. Namun nihil Soobin bungkam, enggan sama sekali membuka suaranya.

[✔] He Is Mine - SooKaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang