★Fifteenth☆

2.3K 254 41
                                    

»—>✧༺🖤༻✧<—«

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»—>✧༺🖤༻✧<—«

PEKERJAAN Soobin di rumah hampir selesai. Soobin melirik jam dinding yang terpasang apik di atas pintu keluar kamarnya dengan lamat.

Pukul sebelas lewat lima puluh.
Hampir tengah malam, pikirnya.

Biasanya mata sipitnya itu akan merong-rong meminta untuk di pejamkan segera. Namun kali ini berbeda, bayang-bayang bekas kejadian yang membuat hatinya bersorak kegirangan secara terus menerus selalu menolak untuk menghilang dari otak cerdasnya, memilih untuk membuat sang empu tersenyum seperti orang bodoh dan terjaga untuk tetap berputar di kepalanya tanpa henti.

TetapiㅡSoobin masih merasakan hal yang ganjal didalam hatinya. Dia masih belum puas mendengar perkataan Kai yang sudah menjelaskan tentang Sewonㅡatau kita bisa bilang Anaknya?ㅡsedikit tidak detail. Ada pertanyaan yang masih mengganjal di hati Soobin, namun tak bisa ia ungkapkan secara terang-terangan kepada Kai. Karena ini urusan pribadi yang menyangkut soal hati Soobin yang berusaha untuk menetapkan seseorang yang kini merubah hidupnya hanya dalam hitungan hari.

Jemari besarnya ia gunakan untuk mengangkat handphonenya di samping laptop yang ia gunakan untuk bekerja. Memencet kontak lalu menghubungi seseorang diseberang sana.

"Yeoboseyou, ada apa Daepyonim memanggilku malam-malam seperti ini."

"Ah sebelumnya maaf akan hal itu, bisakah kau membantuku sebentar, Haruto-ssi?"

Ada jeda yang lumayan lama karena seseorang di sana sedang berdebat dengan pikirannya sendiri akan bos besar yang biasanya selalu dingin berubah menjadi seperti ini.

"Haruto-ssi?"

"A-ah, n-ne. Tentu saja, Daepyonim. Kebetulan aku masih memangku laptopku saat ini. Apa yang perlu aku bantu?"

"Carikan aku informasi sedetail mungkin tentang Jung Taewoo, siapa dia dan siapa istrinyaㅡKau bisa mengirimkan file itu lewat meja ku besok atau jika malam ini sudah selesai, kau bisa mengirimkannya lewat email pribadiku."

"Ne, Daepyonim. Tapi kenapa harus akuㅡ'kan seharusnya ini pekerjaan Kai-ssi?"

Soobin gelagapan, tangannya bergerak mengusap tengkuknya yang tak gatal dengan acak. Dirinya yang selama ini pintar berbicara langsung bungkam seolah kehabisan kata-kata untuk sebuah alasan menanggapi pertanyaan Mantan asisten pribadinya.

"A-ah, d-dia sedang tidur. Aku tak ingin mengganggu tidurnya," Soobin tersenyum bangga dengan alasan yang begitu saja terlintas didalam otak.

[✔] He Is Mine - SooKaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang