☆Fourth★

2.5K 345 23
                                    

»->✧༺🖤༻✧<-«

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»->✧༺🖤༻✧<-«

MATA Soobin mengedar ke arah lurus, memandang kota Seoul dari arah rooftop yang ia jadikan tempat untuk melampiaskan semuanya.

Senja sudah menampilkan dirinya yang indah, gedung-gedung seolah berjajar menyambut sinar jingga dari sang surya.

Keindahan yang menurut dirinya adalah rasa sakit dan malapetaka ini kembali ia pandang.

Bertahun-tahun ia melupakan hobinya yang satu ini; Memandang senja saat hatinya sedang gundah dan kacau.

Perlahan matanya menjadi lelah, dan akhirnya terpejam sambil menghela nafas lelah. Pria manis itu telah memporak-porandakan dirinya sekarang secara tidak langsung. Soobin menyadarinya, namun ia tak tau pasti apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya? Apa yang salah pada dirinya? Tak bisa ia jawab karena rasa ini sungguh aneh dan asing bagi dirinya.

Gelenyar ini sungguh membuatnya merasakan sebuah perasaan yang bahagia walau sekedar melihat 'dia' tertangkap oleh netranya dan perasaan sakit saat melihat 'dia' terluka didepan wajahnya.

Soobin banyak melamun, membiarkan rasa yang aneh itu mengutak-ngatik setiap pemikiran miliknya. Tak sadar seseorang datang dengan wajah terkejut lalu perlahan mengambil sesuatu yang tertinggal dengan perlahan di tempat itu dengan tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

"Mau apa kau disini?" suara dingin itu lagi, tubuh pria manis yang sedang mengendap perlahan mengejang. Lalu bergerak kikuk karena dirinya sudah ketahuan diam-diam bergerak di wilayah milik Soobin yang tak boleh seorangpun ke sini kecuali Soobin tentunya.

"A-anu, m-mengambil barang yang tertinggal S-sunbae." pemuda manis itu adalah Huening Kai.

"Apa kau kesini tadi? Tidakkah kau tau Ini wilayah ku? berani-beraninya kau masuk ke wilayah ku tanpa seizin ku," ucap Soobin geram yang membuat Kai menciut karenanya

Kai bergerak takut saat Soobin mendekatinya, namun wajahnya datar. Soobin selalu benci saat wajah itu tidak berekspresi sama sekali. Akhirnya dengan tenaga yang masih belum terkuras sedari tadi, Soobin mengangkat tubuhnya. Kembali mencengkram erat kerah seragam Kai yang belum ganti sejak tadi, lalu membiarkan Kai meronta karena merasa tercekik.

"A-akh! I-ini m-menyakitkan! Berhentilah Sunbae!"

Brak

Soobin membanting tubuh Kai saat itu juga, menghindari kontak mata dari pemuda bermarga Huening itu lalu berdecih pelan karenanya.

"--uhuk-aku masih tidak--uhuk--mengerti mengapa kau begitu membenciku Sunbae, apa salahku denganmu sebenarnya?" lirih Kai dengan posisi terduduk nya.

Soobin mengedarkan pandangannya kearah langit, mencoba mencari alasan yang pas untuk pemuda bermarga Huening yang lagi-lagi menanyakan hal yang membuat Soobin berfikir seratus kali untuk menjawabnya--walau akhirnya pemuda itu tidak menemukan solusi sama sekali.

[✔] He Is Mine - SooKaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang