Saint sangat gugup
Ternyata ia yang akan bekerja membersihkan dorm dari gru kesukaannya.
Di detik ini, rasanya saint ingin bersujud untuk mensyukuri takdir yang mempertemukannya dengan sang idola."Kau sudah pernah bekerja sebelumnya"ucap Perth membuyarkan lamunan saint
"Ini yang pertama. Tapi saya sangat menyukai bersih bersih, Tuan Perth",sahut saint dengan sopan
"Jang terlalu formal, panggil Perth saja jugaan umur kita selisih 3 tahun"
"Baik" ucap saint sambil membungkukkan tubuh.
"Oke,saint kau diterima"
Seketika mata saint berbinar binar dan langsung memeluk earth yang berada disampingnya.
Saint berpikir ini tidak nyata. Kemudian saint mencubit pahanya sendiri dan itu sakit.
"Saint jika kau bekerja disini kau harus melupakan kalau aku idol"
Saint hanya mengangguk.
"Tenang saja. Aku akan membayar mu di atas rata rata",sambungnya
Demi apapun,saint sangat bahagia. Semua terdengar baik dan sempurna.
.
.
.
.
Entah mimpi apa saint sampai bisa bekerja disini sebagai asisten rumah tangga Perth. Meskipun pekerjaan ART ,tapi saint sangat bersyukur karena setidaknya pekerjaan ini halal. Lagipula saint kuliah di kota ini mendapatkan uang memang dari dirinya sendiri. Jadi, ia memang butuh pekerjaan saat ini.
Saint dan Perth menandatangani perjanjian kerja dan salah satunya harus menjaga privasi dia dan Saint tdk boleh mengambil foto anggota grupnya.
Ini sudah menginjak akhir pekan. Semalam Perth menyuruh saint untuk datang pagi pagi ke apartemen. Saint pun mengiyakan permintaan Perth. Saint mengerti kalau hari ini di lagi istirahat dari kerjaannya. Dia pasti membutuhkan saint di apartemennya untuk menguru,membersihkan dan menyiapkan makanan untu dia makan.Pintu kamarnya terbuka. Sekarang dihadapan saint seorang yang berdiri tegap. Seorang Perth dengan rambut berantakannya yang justru membuat dia tambah tampan. Raut mukanya terlihat sangat letih dan kantong mata yang terlihat membuat saint berpikir betapa susahnya menjadi idol.
"Saint tolong buatkan aku susu dan sarapan",ucapnya sembari berjalan ke ruang tamu.
"Baik"
Saint sangat bersemangat membuat susu dan sarapan untuk sang idolanya . Ia juga merasa iba terhadap Perth yang bekerja tidak kenal lelah.
"Perth, saya sudah menyiapkan sarapan dan susu nya"
"Tolong bawa kesini"
"Baik"
Saint membawa nampan yang berisi sarapan dan susu yang diminta Perth dan langsung menaruhnya di meja.
Perth tanpa menunggu lagi ia memakan sarapannya dan meminum susunya.
"Saint nasi goreng mu enak,aku menyukainya"
"Terimakasih"
"Jangan terlalu kaku denganku saint. Anggap aku sebagai Phi mu. Kau juga boleh Memanggilku Phi Perth jika kau mau.
"Baik Phi".
.
.
.
.
"Saint setelah ini kau belanja"
"Baiklah",sambil mengangguk
Perth bangkit dari duduknya lalu mengambil dompetnya dan mengambil sesuatu dari sana.
"Gunakan ini untuk belanja",menyodorkan kartu kredit kearah saint
Beberapa saat ponselnya berbunyi dan saint mengambil ponsel dikantong celananya.
"Itu catatan yang perlu kamu belu" sahut Perth.
Saint membaca dengan teliti catatan yang perlu ia beli. Sampai ia membaca catatan paling akhir. Ia sangat syok mendapati tulisan yang harus ia beli. Segera ia menelepon Perth.
"Kenapa",jawabnya ketus
" catatan yang terakhir ...",saint bertanya dengan terbata bata
"Ya itu novel yang aku inginkan, jangan samapi kehabisan itu edisi terbatas. Ingat", jelasnya langsung menutup sambungan telpon saint.Saint sangat heran mengapa Perth membeli novel bertema seperti itu. Saint kira dirinya saja yang suka novel bertema boyslove. Ia sangat kaget mengetahui sisi lain idolanya.
(Mungkin juga saint senang*)
.
.
.
.
"Sudah semua dibeli?"
Saint mengangguk
"Dan semua yang kau beli tata dengan rapi dikulkas. Oh iya mana novelku, kau membelinya kan?"
Saint hanya mengangguk dan menahan malu.karna terlihat dari sampul novelnya yang lumayan vulgar ,membuat saint malu. Pipi saint memerah dan itu terlihat imut dimata Perth.
"Wah,kau sangat hebat bisa membeli novel ini,saint"Perth merampas novel itu dari tangan saint.
"Apa kau tak apa?Wajahmu makin memerah saint",lanjutnya
Saint terdiam ,ia tidak mampu menjawab pertanyaan yg dilontarkan Perth untuk dirinya.
"Saint nanti temanku datang, kau buatkan makan malam untuk mereka ya"
"Siapa? Apakah mark?, plan?,gun?,title?"*monolognya
Saint melamun memikirkan siapa yang akan datang kerumah Perth.
"Kau pasti senang bahwa teman grupku akan kesini"
"Sangat",sambil menampilkan senyumnya yang lebar
"Aku ingin mengetahui satu hal, aku boleh bertanya kan?"
Saint hanya mengangguk menunggu Perth bertanya
"Kau fans dari grup kami kan?"
Saint mengangguk lagi
"Anggota yang paling kau sukai siapa?"
Saint tidak bisa berpikir ini pertanyaan yang sulit untuk dijawabnya. Sampai saint bertengkar dengan batinnya karna tdk tau harus menjawab apa. Jika ia menjawab bahwa Perth lah yang paling ia sukai pasti Perth akan melayang dan pastinya ia meminta aneh" kepada saint,pikirnya
"Mark",jawabnya lesu
Ia melihat sorot mata Perth ,kelihatannya Perth tidak puas dengan jawaban yang diberikan oleh saint.
"Oh, mark?"
Saint mengangguk
"Apa kau yakin?,tidak ingin berpindah lagi?"
Saint diam tidak bisa menjawab apa
"Jika kau tidak mengganti jawabanmu maka akan ku pecat kau"
Saint melotot menampilkan matanya yang cantik dan bulat . Ia takut jika Perth ingin memecatnya, jika ia dipecat ia tidak tau mau bekerja dimana.
"Jika kau tidak ingin dipecat, kau pasti tau harus menjawab siapa. Aku hitung sampai 5"
1
2
3
4
"Kau Phi, kau phi Perth yang aku idolakan", ucapnya di depan Perth dengan keras sambil menutup mata.
"Good boy. Kau tau saint aku ingin mengatakan bahwa kau sangat imut",sambil mengelus pipi saint dan langsung memasuki kamarnya.
.
.
TBC
Semoga suka ya.
Maaf kalo typo banyak.

KAMU SEDANG MEMBACA
The lucky one
FanfictionSaint mahasiswa ekonomi dengan sikap polosnya dan ketulusannya bertemu dengan laki laki tidak terduga. Suatu hal yang mengharuskan saint mengikuti perintahnya. Bagaimana jika idola yang kamu kagumi tiba tiba menyukai dan menytaakan cinta padamu?