Tak terasa waktu cepat berlalu, saint masih berada diruangan dosennya. Sudah selama satu jam ia menjalni bimbingan yang sangat melelahkan. Dan akhirnya pulang juga, saint masih bingung menyusun laporan akhirnya.
"Huihhh, hari yang melelahkannn akhirnya selesai juga",ucapnya sambil mengambil totebag nya.Sebelum pulang ia mampir ke kantin dulu, untuk mengisi perutnya yang sedari tadi tidak bisa diam. Saint harus makan banyak agar otaknya kembali pulih seperti semula agar bisa mengerjakan tugas akhirnya dengan cepat.
Saint lupa dengan perth yang menunggu di depan, sebelum ia menelpon ternyata perth menelponnya terlebih dahulu.
"Saint, kau sudah selesai?""Emmb, phi aku masih dikantin.", lalu telpon dari perth tertutup.
Saint masih sibuk menghabiskan makanannya dengan cepat.
"Hei, pelan pelan tidak ada yang mengambil makananmu"
Saint terkejut, lalu makananya itu keluar dari hidung krena terkejut. Perth yang mengejutkannya meminta maaf lalu menyodorkan air kehadapan saint."Minummlahh"
"Phi jangan mengejutkanku seperti itu lagi, rasanya sangat perihhh", lirihnya dengan nada kesal.
"Maafkan aku, saint"
"Embhh", deheman saint sambil melanjutkan makannya.
Saint merapikan tas yang ia bawa, lalu berdiri, pergi meninggalkan kantin. Perth mengekor dibelakang saint."Saintt, kau mau kemana bukannya mobilku disini"
"Aku ingin pulang phi"
"Tidak, kau pulang kerumah ku tidak kemana-mana", tegasnya
"Tapi aku harus menulis laporanku"
"Kau bisa menulis dirumahku, aku bisa membantumu saint. Ayo, bersamaku", perth menarik tangan saint untuk memasuki mobilnya.
.
.
.
.
.
.
"Saint setelah kau lulus ayo menikah""Kau kira menikah hanya untuk bercanda phi?, kau selalu membuatku terkejut dengan ucapanmu. Lihat aku masih memikirkan laporan yang dihadapanku tapi kau bukannya membantuku, malahan kau membahas hal hal seperti itu."
"Saint aku serius, aku akan meninggalkan semua ikatanku di dunia perartisan ini jika kau ingin. Aku tidak mempermasalahkan semuanya!"
Saint hanya bisa terdiam memandang perth.
"Phi aku takut jika kau meninggalkanku seperti dulu. Kau membohongiku, aku takut.""Yang terdahulu itu semua rencana dari orang suruhan temanmu saint!. Aku hancur kau tidak ada disampingku saat itu"
Tak terasa air mata saint turun, ia menangisi semua perlakuannya pada perth, padahal perth merasakan apa yang dirasakan dirinya.
"Maaf kan aku phi, tidak mendengarkan penjelasanmu selama ini"
"Jangan menangiss, lanjutkan pekerjaanmu membuat laporan. Agar kau segera lulus lalu menikah denganku", canda perth
"Ihh kau bisa bisanya bercanda saat suasana seperti ini", sambil memukul sayang lengan perth.
Perth sesekali membantu saint, mengerjakan laporannya. Terkadang salah meletakkan tanda baca ataupun kalimat yang tidak jelas.
"Huftt, akhirnya selesai jugaaa.", sambil mengecek jam diponselnya ternyata sudah jam 2 pagi, sudah 5 jam ia berkutat dengan laporannya.
Perth? Perthnya sudah tertidur disampingnya dengan paha saint sebagai bantalnya. Sambil sesekali menggeliat membenamkan kepalanya keperut saint sambil tangannya memeluk pinggang saint."Phi perth bangun, pahaku sudah matirasa karna menahan kepalamu yang berat seperti batu ini", sambil menjewer telinga perth agar ia terbangun.
"Hmm", hanya itu keluar dari mulut perth.
"Aku sudah selesai dengan laporanku, sekarang aku mengantuk dan lelah"
"Emm, baik saint sekarang aku bangun"
"Ayo aku sudah mengantuk"
"Kemana?", tanya perth
"Kekamar mau kemana lagi"
"Baiklah ayo, perlu aku gendong?"
"Tidak"
"Baiklah", sambil mengecup pipi saint.
.
.
.
.
.
.
.
.Balik lagiiii!!!
Semester 4!!!
Semoga suka sama ceritanya yaa!!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
The lucky one
FanficSaint mahasiswa ekonomi dengan sikap polosnya dan ketulusannya bertemu dengan laki laki tidak terduga. Suatu hal yang mengharuskan saint mengikuti perintahnya. Bagaimana jika idola yang kamu kagumi tiba tiba menyukai dan menytaakan cinta padamu?