-3-

949 123 7
                                    

Saint sudah memulai kuliah nya sebulan yang lalu.
Baru saja memulai kuliah,ia sudah mendapatkan tugas dari salah satu dosennya. Saint baru saja menyelesaikan tugas dari dosennya itu sewaktu sahabatnya menghampiri di perpustakaan kampus.
"Saint, ada tugas kelompok nih. Kapan kita buatnya?"
"Nanti?"
"Boleh,di kafe deket rumah ku ya"
"Oke,jam berapa?"
"Jam 7"
"Inget ijin dulu sama majikanmu itu", ya hanya punpun sahabat saint lah yang mengetahui saint bekerja dengan Perth
"Makasi pun, hampir aku lupa"


Saint mengirimkan pesan untukku. Saint bilang, hari ini ia tdk bekerja karena ada tugas kelompok yang harus dikumpul besok. Dan pastilah aku memberikan ijin karna itu urusannya dia.
Plan mengajak ku pergi ke sebuah mall yang memiliki macam" pakaian dan kaca mata. Saat melihat lihat Perth tidak sengaja melihat mainan kelinci,ia mendekati mainan itu.
"Mainan kelinci untuk siapa Perth?"
"Tentu saja untukku phi"
"Aku pikir kau membelikannya untuk seseorang yang bekerja dirumah mu. Yang imut,aku sangat suka melihatnya tersenyum dia sangat manis"
"Ini bagus kan?",tanya Perth meyakinkan
Plan hanya manganggukan kepalanya.
"Oke aku ambil yang ini"
Usai membeli mainan, aku dan phi plan memutuskan untuk pulang. Tapi saat ditengah jalan aku melihat sesosok pria manis yang aku kenal, ya dia SAINT
"Apa yang dia lakukan disana?,dia bilang ada tugas.ternyata malah duduk tdk jelas",Perth menggerutu sendiri
"Apa?,siapa yang kau bicarakan Perth?"tanya plan
Perth tidak menjawabnya karena terlalu fokusnya ke pemandangan di depannya yang membuat matanya panas.
Perth ingin berjalan mendekat tapi ada pemuda tinggi dan tampan menghampirinya. Perth mendelik an matanya melihat pria itu sangat dekat  dan duduk disamping saint. Ya dia tampan! Lebih tampan! Malahan jauh lebih tampan dariku!. Yang membuatku lebih kesal ia menatap dan tersenyum kepada saint ,pria itu memberikan senyuman termanisnya dihadapan saint. Dan saint tentu saja membalas senyuman pria tampan yg ada di depannya. Entah mengapa hatiku sangat panas melihat interaksi mereka berdua. Yang melemparkan senyum satu sama lain.



Saint sedang duduk sembari menyeruput kopi panasnya. Udara malam ini agak dingin. Apalagi dari tadi saint hanya melihat sepasang kekasih yang berlalu lalang di depannya. Ia sangat iri. Berharap ada pangeran yang mau menggenggam tangannya di musim dingin ini.
"Saint"
Saint menoleh. Senyum si pemanggil namanya itu membuat saint terpana. Bright teman sekelas saint memang tampan sejak lahir. Dalam hitungan detik saint mendapatkan tatapan iri dari orang" yang lewat. Mengira dia dan bright adalah pasangan kekasih.
"Sudah menunggu lama?"
"Tdk terlalu"
"Sudah bisa mengerjakannya? Bagaimana lancar?",tanya bright sambil menyeruput minuman saint yang berada di depannya.
"Masih bisa aku kerjakan. Kau sendiri? Sudah selesai?",sambil menampilkan senyuman yang paling manis dimiliki saint
Bright mengangguk. Di saat bersamaan Win dan Punpun datang.
Kami seharusnya berlima tapi yang datang hanya berempat dan punpun satu satunya perempuan di kelompok kami.
"Kita harus selesaikan malam ini, kalo gak dosen botak itu bakal nye ramah in kelompok kita",ucap win dengan nada berambisi kuat.
"Boleh ,jugaan kita besok gk ada kelas pagi kan?",sahut punpun
"Kita ngerjainnya disini?serius?", tanya bright
"Ditempat saint saja bagaimana?" Ucap win
"Boleh juga",dijawab oleh saint.
.
.
.
Pagi harinya saint bangun dan merasakan badannya pegal dan tulangnya seperti mau patah. Saint pikir tidak ada salahnya tugasnya sudah selesai 4jam yang lalu.
Ia melihat jam sudah menunjukkan pukul 8 A.M, ia cepat-cepat mandi dan membersihkan badannya langsung berangkat ke apartemen Perth yang mungkin sudah menunggunya.
Setibanya di apartemen Perth pertama ia mengecek dapur jika sudah bersih memisahkan pakaian kotor dan bersih Perth sehabis dipisahkan ia menyetrika pakaian yg sudah bersih dan mencuci pakaian kotor Perth. Beberapa jam berlalu akhirnya kerjaan pertama saint sudah selesai.
Saint membuka pintu kamar Perth. Seperti biasa kamar perth sangat kacau dan berantakan. Saint dengan telaten membersihkan sampai tidak ada debu sedikitpun.
Saat saint menyapu lantai kamar Perth. Saint tidak sengaja menabrak kursi yang ada di depannya yang menimbulkan suara nyaring. Saint menoleh kebelakang dan dia kaget karna wajahnya sangat dekat dengan wajah Perth hanya berjarak beberapa sentimeter. Mata hitam Perth memandang mata saint. Dan seketika rona pipi saint muncul.
"Rona pipimu manis,pemandangan yang sangat indah"ucap Perth dengan suara serak khas bangun tidurnya.
Saint melihat Perth yang riasan wajahnya belum dibersihkan dan itu membuat Perth terlihat amat sangat tampan. Jantung saint seketika berdetak sangat cepat.
Saint hanya menundukkan kepalanya, menahan malunya dan menghindari kontak mata dengan Perth yang dilihat semakin hari semakin tampan.
"Saint aku ingin bertanya"
"Silahkan phi"
"Kemarin kau kemana?,jawab dengan jujur",dengan tatapan mengintrogasi membuat saint takut
"Aku menyelesaikan tugas dengan kelompokku phi"
"Apa itu benar, kau tdk sedang membohongiku kan?,tanya Perth dengan raut muka agak kesal
"Tapi yang aku liat kau bukan kerja kelompok, aku melihat kau duduk dikafe bersama seorang pria yang sangat tampan dan aku rasa kau berkencan dengannya"
"Tidak itu tidak benar ,bright dia teman sekelompokku phi"
"Saint jika ada seorang pria yang menyukaimu, bagaimana tanggapanmu?"
"Aku tidak memandang gender phi. Jika aku menyukainya maka aku membalas perasaannya. Jika aku belum menyukainya aku akan belajar dengan perlahan menyukainya"
"Jika aku menyukaimu bagaimana?",tanya Perth dengan polosnya
Saint membelalakkan matanya ia tidak salah dengarkan?, Perth bilang jika ia menyukai dirinya?.
Tiba tiba mata keduanya menatap satu sama lain dan saint tdk bisa menatap mata Perth lebih lama ia memalingkan wajahnya kesamping.
"Aku... aku aku akan akan memikirkannya kembali",sambil melihat kearah bawah.
.
.
.
TBC

The lucky oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang