-5-

930 98 6
                                    

"Ngomong-ngomong Perth kemana?"tanya yatch duduk sambil menonton film. Sambil memakan makanan ringan yang ada ditangannya.
"Tidak tahu. Tapi yang jelas ia menemui seseorang",jawab plan
Mean memajukan tubuhnya mengambil makanan ringan yang berada ditangan yatch, "bagaimana selanjutnya?"
"Bagaimana selanjutnya apanya?, sudah segitu saja", plan kesal
"Ck!,siapa seseorang yang Perth temui? Bua?", tangan mean sangat penasaran
"Tentu saja bukan dia",jawab plan santai. Yang pandangannya tidak bisa lepas dari film yang ada ditv.
"Lalu siapa?", yatch juga bertanya tak kalah penasaran
"Nanti kalian tahu sendiri. Tunggu saja", jawab plan.
Mean saat itu juga ingin melemparkan kaleng soda yg sudah kosong ke wajahnya plan tapi bunyi bel mengalihkan perhatiannya.
Yatch diam melihat pemandangan di depannya yang ia lihat dengan mulut yang terbuka.
"Kenapa tiba tiba semua diam?",saat Perth melewati ketiga temannya
"Kalian sedang apa", tanya mean saat melihat Perth memegang tangan saint dengan erat.
"Kakinya sakit",jawab Perth yang langsung menuntun saint kekamarnya








"Astaga apa itu benar benar Perth?",tanya yatch meninggikan suaranya
"Ini gila, dia menggendong seorang pelayan",sambung yatch

Mean hanya terdiam ia tdk habis pikir dengan apa yang ia lihat barusan.
Plan melihat itu berharap Perth menyukai saint dengan tulus.
"Aku yakin Perth tidak menyukai pria manis itu"
"Cukup yatch jangan dilanjutkan. Tidak mungkin Perth tanapon menyukai seorang pria", bantah mean
Yatch mengangguk lalu melanjutkan makan snack yang ia pegang sedari tadi.

Perth mendudukkan tubuh saint diranjang dengan perlahan merentangkan kakinya.
"Jangan bergerak dulu, biarkan seperti ini" ucap Perth sebelum keluar kamar
Lalu Perth kembali dengan membawa kotak obat ditangannya dan membawa sebaskom air. Perth mendaratkan pantatnya diranjang lalu menaruh kaki saint di atas pahanya.
"Phi Perth aku bisa melakukannya sendiri"
"Diamlah, aku tidak menerima penolakan. Jangan banyak bicara saint", dengan mata Perth melotot kearah saint
"Tapi aku tidak nyaman, aku pelayanmu phi."
Perth hanya diam sambil membersihkan luka saint dengan kain yang sudah dicelupkan ke air.
"Shhhh, sakit", saint meringis
"Phi Perth ,itu sangat sakit"
"Kau cukup diam dan jangan banyak bergerak saint. Aku akan membersihkannya dengan pelan"
Lalu Perth membuka alkohol dan memberikan pada luka saint
"Sangat perih?",tanya Perth yang dijawab anggukan oleh saint
"Tahan aku akan mengoleskannya pelan pelan"
Dengan sangat hati hati Perth meneteskan obat merah ke luka saint membuat pria manis itu menggigit bibir bawahnya agar suara nya tidak keluar.
"Tahan sebentar lagi, akan ku tutup dengan perban",saint hanya mengangguk dan menutup matanya Menahan rasa perih yang merambat sampai Ubun Ubun nya
"Terimakasih phi"
"Apakah masih sakit?"
Saint menggelengkan kepalanya, "sudah agak mendingan phi"
"Ceritakan apa yang terjadi mengapa kakimu bisa luka seperti ini?"ucap Perth sambil menaruh kembali obat ke kotak p3k
"Aku dikejar oleh seseorang"
"Terus?"
"Aku berusah berlari, tapi saat aku berlari terlalu cepat aku menginjak kakiku sendiri"
"Bagaimana dengan orang yang mengejar mu?"
"Ternyata dia orang yang ingin mengembalikan pulpenku yang tdk sengaja jatuh dijalan"
Perth mendengus " Lain kali hati hati. Kalau ada yang mengejar mu belum tentu dia berniat jahat. Apa perlu aku menjemputnya pulang dari kuliah?"
"Tidak aku bisa menaiki angkutan umum phi, kau tenang saja kejadian ini tidak akan terulang kembali. Aku janji"
Perth tidak bisa menahan tawanya lagi "Hahahah kau sangat lucu, wajah mu mengapa bisa selucu itu", sambil mencubit pipi saint.








Dua puluh menit lagi kelas Mr.tawan akan dimulai. Saint ingin memfokuskan dirinya tapi kejadian kemarin berputar di otaknya. Saint tahu Perth berbuat baik padanya tentu saja sudah menjadi hal biasa. Lebih baik ia fokus pada ujian akhir semesternya agar bisa cepat-cepat lulus di semester ini.
Dengan mendengus nafas lelah, saint memalingkan wajahnya ke jendela. Ia tertengun seolah tenggelam dengan segala pikiran yang membuatnya stress akhir akhir ini.

"Hai", saint merasakan kursi Disampingnya bergerak.
"Oh hai", "Tumben duduk disini", seru saint
"Hanya disini kursi yang tersisa" balas bright menaruh buku bukunya dimeja
Saint melihat di sekelilingnya memang betul hanya disini kursi yang kosong.
"3 hari lagi kita UAS. sudah melakukan persiapan?"
Saint mengangguk, "sudah tapi aku tdk yakin dengan nilai yang kudapat bisa bagus"
"Kenapa, bukannya kau pintar saint"
Saint terkekeh "pintar apanya aku"
"Tapi tetap saja kau lebih pintar dariku", keluh bright
Saint menjawab dengan tawanya. Bright memang pria yang sering membuat onar. Bright tdk bodoh hanya saja ia malas belajar. Kehadirannya pun sering bolong dan kerjanya dikelas hanya tidur.

"Bright"
Reflek bright dan saint menoleh kearah seorang gadis yang berada di depan mereka.
"Kenapa?"
"Ini sarapan untukmu, pasti kau belum makan kan?"
"Terimakasih, lain kali jangan lagi melakukan seperti ini. Aku tidak mau kau kerepotan"
gadis itu menggeleng "tidak merepotkan sama sekali, aku senang melakukannya",dengan rona merah di pipinya
Saint sangat menyukai sikap bright yang menghargai apapun yang diberikan oleh orang lain. Disamping itu juga bright memiliki sifat yang ramah
"Ngomong ngomong perempuan tadi sangat cantik, sepertinya dia menyukaimu"
"Namanya Saras,menurutku kau lebih manis dibanding dia"








Kelas telah usai, saint merapikan buku lalu menaruhnya didalam tas. Saat ingin meninggalkan ruangan kelas ada seseorang menghampirinya.
"Saint kau pulang bersama siapa?", Tanya bright
"Aku naik angkutan umum"
"Biar aku antar kau pulang ,bagaimana?. Hitung" menghemat uangmu"
"Oke tap-" belum selesai bicara ucapannya telah dipotong
"Kalau begitu ayo", bright menarik tangan saint dan berlari kecil
"Kau sudah makan?"
"Sudah", setelah itu bunyi perut saint terdengar
"Kriyukkk~"
"Rasanya perutmu lebih jujur", sambil menahan tawanya








Ditempat lain Perth sudah menyelesaikan pekerjaannya. Ia sangat lelah hari ini. Pertama ia menghadiri meeting di agensinya, kedua ia jumpa fans bersama temp, grupnya di siam Paragon dan sekarang ia telah selesai melakukan syuting iklan sebuah kosmetik.
"Aku sangat lelah mae",ujarnya ke manajernya
Hanya di jawab senyuman oleh manajernya itu.
Di sepanjang jalan Perth mengeluh ia kelaparan karna dari tadi siang ia belum memakan apapun kecuali permen.
Ia melihat ada warung kecil yang menjual mie. Ia menyuruh supirnya berhenti diwarung itu.
Siapa sangka bukannya kenyang karna makan yang didapatinya tapi malahan seseorang yang ia lihat kedua kalinya.
Perth melihat saint dan seorang pemuda sedang makan sambil tertawa tanpa beban.
Perth melihat sangat marah dan kesal ia menghampiri saint lalu menarik paksa tangan saint. Membawanya keluar dari sana.
"Sedang apa kau disana",ucap Perth dengan wajahnya yang marah
"Aku sedang makan phi"
"Aku tidak suka melihat mu makan bersama orang lain."
Saint hanya menunduk ia tidak tahu harus menjawab apa. Ia takut salh bicara jika ia bicara nanti ia dipecat.
"Maafkan aku saint", sambil meraih dagu saint.
Saint hanya bisa menatap mata Perth. Saint merasakan mata itu memberikan kenyamanan yg tidak asing baginya.
Tiba tiba Perth mendekatkan wajahnya lalu Perth mencium bibir saint untuk pertama kalinya. Dan untuk pertama kali juga saint merasakan ciuman dari seseorang kecuali ayah dan ibunya.


TBC.
Semoga suka sama cerita ini ya.

The lucky oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang