Saint saat ini berdiri di depan pantai sambil menyeruput minuman yang ia pesan. Udara di pantai sangat segar, ditambah lagi saint disinggahkan oleh pemandangan sunset di depan matanya.
"Saint"
Ia menoleh,melihat siapa yang memanggilnya. Senyum si pemanggil namanya itu membuat seketika saint tenang.
Tin, teman sekelasnya saat SMA dia memang sangat tampan. Seketika perempuan yang berlalu lalang disekutar mereka melihat tin dengan tatapan memuja.
"Kau tidak pulang saint?, ibumu terus menelepon ku menanyakan kau Dimana"
"Temani aku sebentar Tin,sangat membosankan hanya berdiam diri dirumah"
Tin hanya memandang saint dan menampilkan senyumnya.
"Kau jadi kuliah dibangkok?"
Saint tidak menjawab pertanyaan dari tin ia hanya melihat kearah depan dan memandangi langit yang sudah berubah warna.
"Aku ingin. Tapi ibukku tidak mempunyai banyak uang untuk memenuhi pembayaran untuk aku kuliah disana. Aku sangat bingung"
"Bagaimana kalau kau sampai disana bekerja
Terlebih dahulu agar kau bisa mengumpulkan uang"
"Akan ku pikirkan terlebih dahulu tin, terimakasih ya saranmu"
.
.
.
Saint sudah berada dirumah ia tidak selera untuk makan. Ia langsung masuk ke kamar yang dipenuhi poster di setiap tembok kamarnya.
Ia sudah memutuskan akan berkuliah dia Bangkok dan sebelum masa ospek ia akan bekerja mengumpulkan uang untuk dirinya. Ia juga sudah menjelaskan kepada kedua orang tuanya. Jawaban yang ia terima dari ibu dan ayah nya adalah IYA.Keesokan harinya ia menaiki bus dari Phuket ke Bangkok dan menempuh perjalanan selama kurang lebih 2 jam.
Setelahnya sampai di Bangkok ia menelepon seseorang.
"Saint"
Ia menoleh ke sumber suara yang memanggilnya. Ia melihat seorang pemuda yang imut tapi lebih pendek darinya.
"Kau saint kan?,kau masih ingat tidak denganku?"
"Mungkin aku lupa"
"Kau tidak ingat dengan temanmu saat kau smp saint, aku temanmu satu kelas denganmu. Kau yang dulu membantuku saat aku terjatuh di depan kelas"
Saint tampak berpikir dan mengingat ngingat apa yang dikatakan oleh pemuda di depannya.
"Earth?"
"Iya aku earth temanmu, mengapa kau ada disini saint?"
"Aku mendaftar di kuliah dekat sini. Sambil menunggu ospek aku ingin bekerja"
"Oh begitu. Aku mempunyai kenalan dan ia membutuhkan ART jika kau mau, hubungi saja aku"
"Benarkah? Aku ingin bekerja jadi apapun earth. Aku ingin bekerja sekarang Dimana tempatnya?"
Earth tersenyum mendengar keantusiasan saint.
"Kau ingin berpenampilan seperti ini kesana? Ayo kau diam di tempatku saja dulu sebelum kita kesana"
Saint menjawab dengan anggukan yang antusias.
.
.
.
.
Earth membawa saint ke tempat kawasan elit dibangkok di sepanjang jalan saint hanya melihat rumah yang sangat besar dan menjulang tinggi dan menatap dengan kagum bangunan besar itu.
"Saint kita sudah sampai,ayo turun"
Saint memasuki salah satu rumah terbesar di kawasan ini. Ia tidak bisa berhenti menutup mulutnya.
Salah seorang pria turun dari lantai atas dan melihat mereka berada dibawah, pria itu langsung menghampiri saint dan earth.
Sekarang pria itu berada di depan kami dengan didampingi Bodyguard yang sangat kekar membuat saint agak ketakutan.
"Ini kah orang yang kau bilang earth?"
"Iya, ini dia. Dia saint temanku dulu semasa sekolah. Saint perkenalkan namamu"
"Perkenalkan saya saint supappong umur saya 19 tahun saya dari Phuket"
"Kalau begitu ajak saja dia kedalam. Saint mulai sekarang kau bisa bekerja ya",ucap gin si pria itu.
"Terimakasih banyak tuan",sambil membungkukkan badannya 90 derajatSaint berjalan sang senang dan menunggu lift terbuka. Saat lift sudah terbuka saint masuk dan earth yang di sampunya memencet lantai 11. Di pertengahan ada yang memencet tombol buka dilantai 8, otomatis lift berhenti di lantai tersebut.
Saint sangat tidak menduga ini orang yang memasuki lift ini ternyata Perth dari grup Tempt. Saint adalah seorang penggemar dari grup atau bisa disebut boyband dari Thailand tersebut. Setiap dinding kamar saint ia tempel dengan poster dari grup tersebut dan yang paling banyak adalah poster Perth.Coba bayangkan jika kalian ada diposisi saint. Saat ini,saint berdiri kaku di hadapan Perth. Jika kalian pikir saint gugup karena dia tampan, menawan dan menggemaskan maka biarkan saint meneriakkan sekencang kencangnya ke telinga kalian,Perth lebih dari itu. Saint sangat amat mengidolakan sosok Perth tanapon.
KAMU SEDANG MEMBACA
The lucky one
FanfictionSaint mahasiswa ekonomi dengan sikap polosnya dan ketulusannya bertemu dengan laki laki tidak terduga. Suatu hal yang mengharuskan saint mengikuti perintahnya. Bagaimana jika idola yang kamu kagumi tiba tiba menyukai dan menytaakan cinta padamu?