Hai readers aku comeback tetep stay home ya
Jaga kesehatan kalian ya
Selalu cuci tangan untuk pencegah covid 19
Bersama lawan Corona ya!!!
Jangan lupa juga baca terus cerita cerita aku sama vote biar aku semangat:)"Kamu harus tau bagaimana rasa sakitnya berjuang"
-Lienna
Pagi ini terasa berbeda di tambah ada seorang laki laki yang menjemput Lienna dengan ketulusannya bahkan senyuman itu milik Lienna seutuhnya. Kini Lienna paham cukup paham jika mungkin Alendra bukan takdirnya dan tidak akan menjadi takdirnya. Mengikhlaskan seseorang yang paling cintai bahkan di sayang memanglah bukan satu hal yang mudah tapi, tak ada salahnya untuk mencoba ke arah yang lebih baik untuk dirinya sendiri.Satu kendaraan lain terdiam di depan gerbang rumah Lienna, ia sangat tau itu motor siapa tapi ia tidak tau tujuan orang itu datang lagi kemarin. Apa dia mau menghinanya lagi? Membuatnya menangis lagi? Sudah Lienna sudah lelah memperjuangkan orang tidak tau diri itu. Sudah memang sudah saatnya sabar itu habis berjuang itu lelah dan menanti itu pergi.
"Kak Rangga ayo" sahut Lienna mengacuhkan seorang sosok Alendra, Lienna mengambil helm langsung memakainya dan naik ke atas motor ninja putih Milik Rangga. Dengan senyuman miring Rangga melihat ke arah Alendra karena merasa puas membuatnya terlihat kalah di hadapan Lienna.
Sedangkan tatapan Alendra sangat tajam kepada kakaknya, Rangga. Jujur saja hati Alendra panas sekali apalagi sekarang Alendra tau itu gadis yang ia cari selama ini malah ia sia siakan begitu saja.
"Pegangan Lin" sahut Rangga sambil tersenyum miring kembali dan menatap lagi dan lagi kekalahan Alendra di hadapannya.
Tangan Lienna sangat teramat sangat memeluk pinggang seorang Rangga walau sejujurnya ia tidak tega melihat seorang Alendra merasa panas. Tapi ini yang harus Alendra rasakan agar dia tau artinya menghargai sebuah perjuangan.
***
Satu sekolah heboh melihat Lienna yang biasanya mengejar ngejar Alendra kini berpegangan erat dengan Rangga, kakak dari seorang laki laki yang biasanya Lienna kejar kejar.
"Behhh gila Lienna udah dewasa cepet banget mup Onny dah"sahut Arya di samping Alendra sambil menatap ke depan dimana Rangga dan Lienna berjalan berdampingan.
"Lu gak iri le" sahut Rayhan memastikan wajah tak suka Alendra pada apa yang sedang ia lihat di depannya.
"Iri ? Apa untungnya gw iri?"sahut Alendra dengan nada ketus dan ketidak sukaan
"Santuy kali bang ngegas amat masih pagi nih" sahut Arya sambil tertawa menertawakan kecemburuan Alendra yang tidak mau di akuinya.
Alendra pergi dengan cepat menuju ke arah kelasnya dengan hati yang sangat sangat teramat sangat kesal akan hari ini, bagaimana bisa dia di abaikan dan di acuhkan seperti tadi?
Wajahnya masih datar menatap buku fisika di atas mejanya. Semua mata sudah biasa melihat Alendra dengan ekspresi datar terlebih lagi sambil membaca buku pelajaran.
"Gak usah bete kali ampe belajar pake muka kusut kaya golongan layangan" sahut Arya sambil tertawa dengan wajah datar yang Alendra pasang sedari tadi.
"Berisik" sahut Alendra dengan wajah semakin datar
"Ale masa gitu doang lu nyerah harusnya lu berjuang lah kaya apa yang cewe itu lakuin" sahut Rayhan mencoba membuat temannya tidak memasang raut wajah datarnya seperti ini.
"Tau apa sih lu soal cewe murahan itu" sahut Alendra semakin ketus
"Murahan? Hebat lu sekarang udah bisa hina cewe" sahut Arya yang tidak suka akan hinaan yang kali ini keluar dari mulut Alendra
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENDRA
Teen FictionKenapa harus aku yang kamu perlakukan seakan aku tidak pernah melukiskan kenangan apapun tentang kita? Kenapa harus aku yang perlu merasakan sakitnya? Kenapa harus aku yang kamu abaikan disaat aku benar-benar membutuhkanmu? Kenapa harus aku? -Lienna...