[ ALENDRA 04 ]

191 7 1
                                    

"Tak usah mengukir suka bila akhirnya kau menggores luka"

Batinnya tertegun merasakan sakit yang sudah amat-teramat dalam bahkan tak habis pikir apa salahnya? Hingga dia di perlakukan seperti ini. Padahal Lienna hanya ingin membantu ibunya Ale tapi malah mendapat hinaan bahkan hujatan dari laki laki yang ia sukai selama ini.

Sepanjang perjalanan Lienna hanya bisa menangis meratapi apa yang terjadi hari ini, sesak tapi apa yang harus dia lakukan selain diam dan menyalahkan dirinya sendiri karena terlalu mencintai Alendra yang jelas jelas sudah menolaknya mentah mentah.

Ucapan Alendra membuatnya malu dan sakit hati apalagi didepan orang tuanya, Lienna tak pernah mengira seorang yang betapa ia cintai bisa menyakitinya begitu dalam padahal setelah banyak pengorbanan luka yang ia terima dari Ale dan masih saja mengejar Ale tanpa hentinya.

"Apa gw terlalu bodoh mencintai seseorang yang gak mau di cintai yah" Gumam Lienna sambil berjalan perlahan menuju rumahnya.

"Demi cowo itu gw rela bujuk bokap gw biar gw bisa masuk sekolah yang sama"

"Bahkan sekecil biji jangung dia gak pernah inget kenangan itu"

"Demi cowo itu gw rela nolak kak Rangga yang slalu ada di saat gw sedih"

"Tapi dia, sama sekali gak peduli sedikitpun" Gumam Lienna sambil berjalan dan menangis.

Brukkkkk


***

10:31

Rumah sakit Permata

Matanya masih tertutup dengan infusan yang menempel di lengannya, tubuhnya terbaring lelah begitu pula perasaannya. Lienna pingsan saat tidak kuat menahan rasa sakit atas perkataan Alendra kepadanya yang terjadi taman tepatnya di depan Ibu Alendra.

Mata itu perlahan terbuka melihat dan bertanya ada dimana dirinya, sosok itu slalu ada di saat ia terluka bahkan saat kondisi dirinya seperti ini, tetapi tetap saja hatinya selalu memilih seorang Alendra sosok yang tak pernah mengganggap dirinya ada selama ini.

"Kak aku ada dimana?" Sahut Lienna

"Alhamdulilah kamu udah sadar, kamu ada di rumah sakit tadi kamu pingsan di deket taman" Sahut Rangga

Lienna mencoba berdiri tapi tak kuat karena kepalanya sangatlah sakit badannya malah terasa lemas. Lienna benar benar lelah akan semua yang terjadi tadi pagi.

"Kamu ini belum kuat bangun so soan kuat sih" Sahut Rangga dengan nada sedikit khawatir.

"Aku mau pulang kak" Sahut Lienna

"Kamu kenapa bisa pingsan sih" Sahut Rangga

"Aku gak papa kak, mungkin aku kecapean lari di taman" sahut lienna

Gw tau Lienna ini gara gara Alendra kan karena pas pingsan aja yang lu inget cuma adik brengsek gw itu. Sahut dalam batin rangga.

"Kak anterin Lienna pulang mau gak?" sahut lienna

"Jelas dong kaka mau apalagi ngaterin kamu yang nomor satu di hati kaka" sahut rangga

ALENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang