[ ALENDRA 14 ]

105 5 3
                                    

"Tolak menolak tarik menarik, kamu dan aku, dua kutub yang berbeda tapi bisa saling tarik menarik"

"Kak aku malu aku turun di warung sebelum sekolah aja ya kak" sahut Lienna dengan pipi yang sudah seperti kepiting karena tak bisa menahan lagi rasa ini

"Bukannya biasanya malu maluin ya?" sahut Alendra dengan sengaja membuat pipi Lienna terus merah merona

"Ihhhh gak gitu kak aku tuh kan" sahut Lienna

"Diem dan syukuri apa yang kamu dapet sekarang" sahut Ale

Motor itu berhasil memasuki wilayah sekolah, ratusan orang di sekolah dengan tatapan heran melihat seorang laki laki yang bisa di bilang sangat tampan ini mengantar salah satu murid Cakra Alam.

Tidak terkejut Gevan melihatnya dengan kesal, berani berani orang itu mengambil hati Lienna dengan sangat cepat. Padahal Gevan lebih dulu menyukai Lienna.

Geram melihat laki laki itu, Gevan pergi menjauh dari arah pos satpam dengan cepat.

"Turun lin, betah banget meluknya" sahut kata Alendra membuat Lienna selaku mati gaya

"Sini aku bukain helmnya" sahut kembali Alendra

"Gih masuk nanti pulangnya aku jemput lagi, belajar yang bener oke dah sayang" sahut Alendra meninggalkan Lienna di depan gerbang sekolah dengan perasaan baper

Lienna merasa sangat senang hari ini diperlakukan manis saja sudah membuat dirinya merasa hidup lebih lama apakah jika nanti bisa menjadi Milik atau pacar dari seorang Alendra.

***

Alendra sudah memasuki sekolahnya dengan raut wajah yang berbeda menimbulkan rasa terkesan dan rasa kagum pada sosok Alendra karena memiliki paras yang sangat sempurna.

"Ale ale tumben cerah banget" sahut Arya yang aneh dengan perilaku sahabatnya hari ini

"Gw traktir kalian bakso nanti pas jam istirahat" sahut Alendra sambil merangkul dua pundak sahabatnya Rayhan dan Arya.

"Ada apa le emangnya?" sahut Rayhan yang juga terbawa rasa penasaran oleh tindakan Alendra

"Udah pokoknya gw traktir, oh iya ajak juga Jeje ya Arya" sahut Alendra dengan senyum menggoda pada Arya karena Alendra tahu betul bahwa Arya sedang berusaha PDKT dengan Jevany.

"Apaan sih lu le"sahut Arya tak sudah di ledek seperti itu

"Yaudah kelas" sahut Rayhan

Akhirnya mereka berjalan bertiga menuju kelasnya dengan Alendra yang selalu di depan karena tidak suka langkahnya sulit dan sahabatnya mengikuti di belakang.

Sorot mata penduduk sekolah aneh pada Alendra tapi bukan Alendra jika peduli akan hal yang tidak penting salah satunya memikirkan sorotan mata penduduk sekolah yang menyebalkan ini.

Di dalam kelas Alendra masih tersenyum lebar sambil menatap ke arah papan tulis putih, kedua sahabatnya semakin dia buat bingung.

Tak biasanya seorang tembok bisa secerah itu apalagi tersenyum manis seperti telah kerasukan jin. Arya yang melihat sikap Alendra merasa merinding karena sedari tadi Alendra tidak berbicara ataupun bercerita mengapa ia seperti itu.

ALENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang