"Jangan siksa aku dengan harapan palsu"
Badannya masih terkujur lemah tak berdaya, kepalanya masih pusing karena pagi ini di hadapkan kenyataan yang begitu tak di mengerti. Semua terasa seperti mimpi karena dia tak pernah membayangkan hal seindah ini tapi pikirannya berharap semua itu bukan mimpi walau terasa seperti mimpi.
Lienna mulai memijit mijit keningnya yang masih terasa pusing akibat pertanyaan manusia kelas yang bawel.
"Mau minum"sahut seseorang dari sebelah Lienna
Lienna kenal sangat teramat sangat mengenal suara itu.
"Kak Ale kenapa disini ko ada di kelas aku"sahut Lienna syok dengan adanya kehadiran Alendra
"Kelas? Kamu halu ini uks kamu pingsan"sahut Alendra
"Bentar kali ini aku gak halu, kaka bicara pake aku kamu"sahut Lienna dengan nada histeris
"Udah mending minum biar kamu tenang"sahut Alendra
Perlahan Lienna meminum air bening yang di berikan oleh Alendra dan mulai menetralisir segala kepanikan yang baru saja terjadi akan dirinya.
"Kak"sahut Lienna memberanikan diri menatap Alendra
"Apa?"sahut Alendra singkat sambil membalas tatapan Lienna
"Jangan bikin aku baper kak"sahut Lienna
"Siapa yang bikin kamu baper?"sahut Alendra dengan polosnya
Lienna kembali berpikir, mungkin sikap manis Alendra hanya untuk menjadi temannya bukan sesuatu yang slama ini ia pikirkan.
Hatinya mulai merasakan lebih baik dirinya mulai menjauhi dan menghilangkan rasa ini, jika memang Alendra hanya ingin berteman itu jauh lebih baik dan sekarang Lienna harus bersikap biasa saja seperti teman sewajarnya.
"Kok kamu diem?"sahut Alendra
"Kelas" sahut lienna datar pergi dari uks menuju kelasnya
Alendra diam. Bertanya tanya kenapa? Apa dirinya salah dalam berbicara hingga lienna seperti itu.
"Apa gw salah?"sahut Alendra dalam hatinya
***
Bodoh rasanya jika slama ini Lienna menganggap bahwa seorang Alendra membalas rasanya.
"Mikir apa sih Lienna lu tuh ga pantes bersanding sama dia cukup lupain dia ada Rangga yang jelas tulus sama lu Lienna" sahut Lienna yang seperti orang gila bicara sendiri di kamar mandi sambil memandangi wajahnya seperti berbicara dengan orang lain.
Lienna keluar mencari angin karna percuma jika ia ke kelas waktunya pulang hampir 5 menit lagi.
"Kamu kenapa?"sahut seseorang dari arah depan Lienna
"Eh kak maaf aku gak liat aku gapapa kok" sahut Lienna
"Bohong nih kamu, tadi aku tau kamu pingsan terus di bawa sama jagoan kamu"sahut Rangga sambil tertawa meledek ke arah Lienna
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENDRA
Teen FictionKenapa harus aku yang kamu perlakukan seakan aku tidak pernah melukiskan kenangan apapun tentang kita? Kenapa harus aku yang perlu merasakan sakitnya? Kenapa harus aku yang kamu abaikan disaat aku benar-benar membutuhkanmu? Kenapa harus aku? -Lienna...