"Tidak usah peduli kamu sudah banyak melukai"
"Lienna kenapa?" sahut Alendra dalam hatinya
Tidak tau apa yang terjadi, tidak tau apa yang ada dalam pikirannya tapi kali ini entah mengapa dia cemas dengan perempuan yang slalu mengganggunya itu.
Matanya terus mencari, mencari sosok yang membuatnya merasa terganggu. Matanya berhenti mencari saat melihat apa yang ada di depannya, perempuan itu sudah ia temukan tapi tidak seperti apa yang ada di pikirannya.
Wajah perempuan itu tenang bersama pelukan kakaknya, hatinya terasa sakit melihat kakaknya memeluk perempuan pengganggu itu tapi bukan karena perempuan itu memeluk kakaknya tapi rasa yang tak pernah Alendra mengerti.
"Ngapain gw cari cewe sialan itu sih" sahut Alendra dengan rasa kesalnya
Alendra kembali ke kelasnya sebelum bel itu berbunyi dan membuatnya telat.
Brukkk
"Aduh sakit banget, siapa sih yang naro tembok disi--"sahut Lienna
"Aduh maaf kak aku gak sengaja maaf banget kak maafin aku"sahut Lienna dengan tangan yang di rapatkan seperti orang memohon.
"Mata lu kenapa"sahut laki laki itu
"Mata aku gapapa kak emang kenapa? Ada beleknya ya kak" sahut Lienna yang spontan mengeluarkan cermin kecil dari saku roknya.
Batin Alendra ingin tertawa jika melihat perempuan di depannya ini bersikap konyol atau bahkan unik dari pada siswi lainnya.
Alendra melangkah meninggalkan Lienna karena ia sadar, ia harus segara menuju kelas sebelum guru datang.
***
'Pas gw nyari lu, lu ga ada. Pas gw ga nyari lu muncul bahkan dalam pikiran gw' sahut batin Alendra
Di dalam seisi kelas yang masih fokus mengerjakan soal fisika, Alendra malah melamun memikirkan gadis yang membuatnya kesal di setiap harinya, gadis yang selalu mengganggunya, gadis yang selalu membuatnya merasa risih.
'Astaga sadar Alendra lu ga usah mikirin cewe sialan itu sekarang lu harus fokus cari cewe yang dulu nolong lu' sahut kembali batin Alendra
"Ale"
"Ale"
"Alendra" sahut seseorang dari samping sebelah kursinya itu.
"Hah kenapa" sahut Alendra
"Lu kenapa lagi ada masalah? Atau ada sesuatu?"sahut Arya
"Gak gw lagi ingin aja ngelamun"sahut Alendra berbohong
Tetapi seseorang dari arah meja sebelah menatap Alendra dengan tatapan tajam yang Membuat Alendra ingin bertanya ada apa?
Perempuan itu sering memerhatikan Alendra dengan tatapannya membuat Alendra merasa ada satu hal yang ganjal.
Bel pulang pun berbunyi menandakan hari ini sudah berakhir siapa sangka hari ini pulang lebih cepat ya pukul 12.30 siang. Tak hanya satu murid tapi semua murid merasa senang bila ada rapat mendadak oleh guru guru mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/158938056-288-k659342.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENDRA
Teen FictionKenapa harus aku yang kamu perlakukan seakan aku tidak pernah melukiskan kenangan apapun tentang kita? Kenapa harus aku yang perlu merasakan sakitnya? Kenapa harus aku yang kamu abaikan disaat aku benar-benar membutuhkanmu? Kenapa harus aku? -Lienna...