Chapter 32

1.3K 75 13
                                    

Chapter 32: Ingatan.

sejak kedatangan Yukime dan memberi nasehat untuk menjaga anaknya, Fang menjadi baik dan tidak depresi lagi.
Fang sangat menghargai kehamilannya, dia bertekad untuk menjaga 7 anaknya seumur hidup.

itu sudah membuat semua orang tenang dan melanjutkan kembali pada aktivitas seperti biasa.

Fang menyadari kalau dia tidak sendiri, banyak yang membantu dirinya untuk mengurus kedai di indekos tersebut.

para mahasiswa disana sangat menghargai kedatangan Fang yang sudah mulai membuka kedai dan memasakkan makanan untuk mereka.

tak jarang pula mereka membantu Fang jika dalam kesulitan. sebab mereka sangat menyayangi Fang layaknya seorang Kakak.
"sis Fang.. saya sudah beli susu bubuk khusus ibu hamil!" ujar Hanira membawakan sekotak susu bubuk.

Fang tersenyum, "ah.. makasih banyak ya.. saya sangat senang!" ujar Fang tersenyum ramah, dia sangat senang bisa memiliki beberapa orang yang perhatian padanya.

Fang juga memiliki pengalaman untuk mengurus anak kecil, terbukti dimana saat dia dia bekerja di panti asuhan.
Fang tak pernah mengeluh tentang anak kecil, menyayangi mereka tanpa peduli kalau bukan ia yang melahirkan mereka.

anak-anak panti asuhan sangat menyukai kedatangan Fang, mereka selalu menyambut Fang dengan hangat.

Jun selalu melarang ini itu pada Fang, dengan ucapan 'menjaga kesehatan dan bayimu!!'. dengan bantuan Sai dan Shielda juga, mereka tidak akan membiarkan Fang bekerja terlalu keras.

tapi Fang ini lebih suka bekerja daripada bermalas-malasan di sofa.
sangat keras kepala!

terkadang juga Fang sering mengidam sehingga Jun, Sai dan Shielda kesulitan. makanan yang membuat Fang ngidam itu merupakan makanan yang harus ada dalam kondisi aneh.
seperti memakan kue dikelilingi beberapa balon, memakan kue lebah di dekat sarangnya, dll.

tapi itu tak membuat mereka mengeluh, karena Fang sudah mulai berubah. sosok pria cantik itu menjadi lebih keibuan, menjadi lebih ceria lagi.

kejadian ini sudah berlanjut sampai kehamilan Fang sudah mencapai 7 bulan. terlihat perutnya yang besar itu, membuat mereka khawatir.

apakah Fang harus dioperasi atau tidak.. itu tergantung kondisi Fang sendiri.

.
.
.

"apakah Fang sudah tidur?" tanya Jun berjalan menyusun buku psikologi yang selesai dibacanya lalu duduk kembali di sofa.

Shielda yang baru keluar dari kamar Fang tersenyum tipis, "dia sudah tidur.. apalagi dengan wajah manisnya itu" jawabnya dengan santai membuat Jun lega.

jika ditanya, dimana saudara kembar Shielda yaitu Sai?
dia sudah duluan tidur di kamarnya karena kelelahan fisik akibat pekerjaannya.

berbeda kalau di Tapops yang tugasnya berjaga keliling untuk melindungi markasnya, sekarang mereka hidup menyembunyikan diri sebagai manusia, melakukan hal yang biasa manusia lakukan.

"tak terasa juga ya.." ujar Shielda duduk di sofa berseberangan dengan Jun, "sudah 7 tahun kami menjalankan ini.. perut Fang sudah besar.. apakah kita mengambil jalan pintasnya saja? aku takut perut Fang meledak.." lanjutnya sambil agak khawatir.

"maka dari itu.. aku juga agak khawatir.. tapi Fang itu kuat, jadi tidak apa-apa.. dia berkata kalau dia ingin anaknya lahir dengan normal" balas Jun dengan tenang, dia mulai menutup bukunya.
"jika itu terjadi.. kita hanya perlu bersiap-siap saja.."

"kita harus melindungi identitasnya.. berharap kalau di tempat bersalin itu, tidak ada yang membicarakan kalau Fang itu pria. berbeda di Bumi, disini tidak ada pria yang bisa melahirkan kecuali transgender" jelas Shielda menundukkan kepala.

SORRY..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang