Chapter 31

1.4K 90 28
                                    

Chapter 31: Nasehat Sang Dewi

Fang sedang membaca buku tentang kehamilan bayi di kamarnya.walaupun sedang diawasi oleh Shielda, dia tidak merasa terganggu sama sekali.

ini hanya untuk wanita, dan aku pria..
Fang binggung dan mengelus perutnya.
bayi kembar.. kembar 7..
haha.. Boboiboy.. aku melahirkan bayimu..
apa kau bahagia?

Fang langsung menggelengkan kepalanya, mencoba mengalihkan pikirannya.
Shielda yang melihat Fang sedang bergulat dengan pikirkan.

Fang.. apakah kau bahagia?
"Fang.. apa kau oke?" tanya Shielda menepuk bahu Fang.
"aku oke,Shielda.. aku sangat oke"jelasnya dengan pelan,dia kembali membaca bukunya.

"buku kehamilan manusia ini hampir sama dengan kita sebagai alien.."
"mungkin aku sudah terlalu lama hidup di bumi dan anak anak ini campuran" ujar Fang pelan.

"tidak apa.. jangan dipikirkan" Shielda mengelus perut Fang, "anak anak ini tidak bersalah, mereka akan lahir penuh cinta, kasih sayangmu, dan kami akan mendukungmu apapun yang terjadi.." jelasnya menatap Fang.
"jun sudah menyusun identitas barumu, tak ada yang tahu identitasmu disini"

"tapi gimana kalau kita berjumpa dengan Boboiboy?" tanya Fang ragu, Shielda terdiam.
"aku tak tahu.." jawabnya binggung, "aku akan pergi membawakan bubur"

Shielda berjalan keluar, dia merasa tidak berguna, tidak mengetahui apapun tentang pikiran dan isi hati Fang.

apa yang bisa membuat Fang kembali seperti biasa?
Shielda memandang langit, apakah aku harus menghubungi Boboiboy?

Tidak!
dia tidak ingin Fang menderita karena manusia itu. itu bukan salah Fang, tapi salah Boboiboy. pria itulah yang membuat Fang hamil tanpa ayah atau suami yang seharusnya bersamanya.

Shielda menghela napas dengan kasar, dia hampir merusak rencana persembunyian yang sudah berlangsung lama ini. jangan karena perasaan khawatir dan takut itu bisa merusak segalanya.
kendalikan dirimu Shielda! kita sudah merencanakan ini! jangan pernah menghubungi Boboiboy atau Tapops!

"Jun.. cepatlah balik!" dia berdoa semoga Jun membawa kabar baik untuk Fang.

.
.
.

"cih, aku malas lah keluar beli makan!" teriak Silvia duduk kursi kayu di dekat meja kantin. wajah merengutnya mulai terlihat, dia mengambil coklat yang baru diberikan Hanira dari supermarket.

"bro Sai! kapan sis Fang balik dan masak makanan?" tanya Alex hampir gila karena kantin tidak menyediakan makanan. dia bergerak kesana kemari mencari koki cantik yang selalu membuatkan makan siang dan malamnya.

"sister Fang belum masuk ke Kos lalu Bro Jun belum pulang dinas lah, jangan gila dulu!" jelas Surya agak kesal dengan Alex. dia tidak tahan dengan keributan temannya yang sudah mengganggu waktu membacanya.

"mau bagaimana lagi? cuma makanan kantin disini yang murah dan enak! duit di kantong saya dah menipis" balas Alex menunjukkan dompetnya yang berisi 1 lembar 50 ringgit.

"ya~ itu nasib anak Kos" ujar Mikal meringis dengan makanan di luar kantin Kos yang mahal, terkadang mereka membeli mie instan untuk mengendalikan rasa lapar.

apa daya mereka dengan kantin yang selalu dikunci oleh Sai, hanya bisa dibuka pada sore hari sampai dia pulang ke rumahnya.
tak ada kompor untuk memasaknya.. sedihnya..

Sai mendelik, "mau bagaimana lagi? aku baru pulang dari kerja, tidak mungkin aku harus meninggalkan pekerjaanku demi buka kantin"

"makan mie instan itu bosan~" ujar Hanira, "huhu.."
"jangan kacau aku lah"

SORRY..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang