25

481 60 1
                                    

Wonwoo  menggeliat tidak nyaman dan perlahan-lahan membuka matanya. Tubuhnya terasa sangat kaku dengan tangan dan kaki yang tidak bisa digerakkan. Wonwoo melihat sekelilingnya dan matanya membulat mendapati sang adik tergeletak tidak jauh darinya dengan keadaan mengenaskan.

"K-kyun!"

"Ah, kau sudah bangun rupanya?"

Wonwoo menoleh ke arah sumber suara dan semakin terkejut mendapati wanita yang dikenalnya itu sedang duduk dengan santainya di atas kursi sambil mengecat kuku-nya.

"K-kau! Kau apakan adikku?!"

"Aku hanya bermain-main sebentar dengannya. Dia saja yang terlalu lemah!" Wanita itu mendecih kemudian masih dengan santainya meniupi kuku-nya yang sekarang berwarna merah terang itu.

"Bagus tidak?" Tanya wanita itu sambil menunjukkan tangannya kepada Wonwoo yang dibalas dengan tatapan tidak percaya.

"Ah, kudengar kau sedang hamil ya?"

Wonwoo meringkuk semakin dalam saat wanita itu berjalan mendekatinya. Wonwoo sudah sangat ketakutan akan apa yang akan dilakukan wanita itu terhadap janin-nya.

Bertahan ya sayang. Appa pasti akan datang menyelamatkan kita...

Wonwoo memejamkan matanya erat saat wanita itu mengulurkan tangannya dan terkejut saat merasakan usapan lembut pada perutnya. Perlahan-lahan Wonwoo membuka matanya dan menatap wanita di depannya.

"K-kau..."

"Bagaimana jika kita menikah dan membesarkan anak ini berdua, Jeon Wonwoo?"

























***















Jooheon menyetir dengan kecepatan tinggi mengikuti mobil polisi yang mengawalnya di depan sana. Di sampingya, Mingyu juga nampak cemas memikirkan kondisi Wonwoo dan Changkyun, terlebih Wonwoo karena istrinya itu dalam kondisi hamil muda.

"Mereka... akan baik-baik saja kan?" Gumam Mingyu.

Jooheon yang mengerti kekhawatiran teman sekaligus keluarganya itu berusaha meyakinkan meskipun dirinya juga sama cemasnya dengan Mingyu.

"Mereka akan baik-baik saja. Kau tahu kan mereka itu kuat."

***

"A-apa maksudmu?"

"Ck! Wonwoo-ya, apa kau tidak sadar?"

Wonwoo mengerutkan keningnya. "Apa yang kau bicarakan?!"

"Aku menyukaimu, Jeon Wonwoo! Aku menyukaimu!"

Wonwoo membulatkan matanya terkejut. "Ya, Jo Kyulkyung! Apa-"

"Dari masa sekolah aku sudah menyukaimu Wonwoo! Tapi Lee Jooheon itu menggangguku dengan menyukaimu! Belum lagi  Kim sialan Mingyu yang merebutmu dariku! Ah, dan jangan lupakan adikmu yang membuatmu melupakanku!"

Wonwoo tidak bisa berkata apa-apa. Ia tidak menyangka jika teman sekelasnya yang dulu adalah seorang pendiam akan berubah menjadi seperti ini, terlebih lagi menyimpan perasaan padanya.

"Aku tidak menyangka kau bisa mengandung, Wonwoo-ya."

Kyulkyung mulai membelai pipi Wonwoo dengan lembut. "Jadi, apa kau mau menerima tawaranku? Kita menikah, membesarkan anak ini berdua dan cukup katakan bahwa aku yang melahirkannya."

Wonwoo menggeleng pelan. "Hentikan omong kosongmu! Bayi ini adalah anakku dan Mingyu!"

Kyulkyung mendecih. "Mingyu lagi, Mingyu lagi! Apa perlu kubunuh Kim Mingyu itu agar tidak menghalangi kebahagiaan kita berdua?!"

"Wanita gila! Kau-"

BRAK!!

Wonwoo menatap ke arah pintu yang terbuka lebar itu dan menghela nafas lega saat melihat Mingyu yang datang bersama Jooheon dan juga beberapa polisi di belakangnya.

Jooheon membulatkan matanya dan segera menghampiri Changkyun yang tidak sadarkan diri dengan wajah pucat kemudian menatap Kyulkyung dengan penuh kebencian. Sedangkan Mingyu sedang berusaha mendekati Wonwoo namun dihalangi oleh Kyulkyung.

"Menyingkirlah selagi aku masih bisa bersikap baik." Ucap Mingyu dingin dengan tatapan datarnya.

"Kau yang seharusnya menyingkir dari kehidupanku dan Wonwoo!" Kyulkyung tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya dan berlari dengan cepat ke arah Mingyu.

DOR!

"Akh!! SIALAN!" Kyulkyung mengerang kesakitan saat tangannya tertembak oleh salah satu polisi di sana dan pisau lipat yang dipegangnya pun terlepas dari genggamannya. Dengan cepat, polisi-polisi itu mengepung Kyulkyung. Dua orang diantaranya langsung membekuk Kyulkyung dan memborgol tangan wanita itu.

"SIALAN! BRENGSEK KAU KIM MINGYU! LEPASKAN AKU! LEPASKAN!! WONWOO-YA, TOLONG AKU!"

Beberapa polisi segera menyeret Kyulkyung untuk di bawa ke kantor polisi sedangkan beberapa lagi segera menghubungi rumah sakit terdekat agar mengirimkan ambulans untuk mengangkut Changkyun yang tidak sadarkan diri.
















***












Wonwoo, Mingyu dan Jooheon akhirnya bisa bernafas lega saat dokter mengatakan bahwa Changkyun baik-baik saja. Tulang rusuknya mengalami keretakan namun tidak parah dan membahayakan.

Wonwoo sendiri juga menjalani pemeriksaan dan Mingyu luar biasa lega saat mengetahui bahwa Wonwoo dan bayi mereka baik-baik saja.

"Aku tidak menyangka bahwa Kyulkyung akan bertindak sejauh ini." Ucap Wonwoo pelan dengan kepala bersandar di dada Mingyu, matanya menatap Changkyun yang masih belum sadar dan Jooheon yang tertidur di samping Changkyun.

Mingyu mengusap puncak kepala Wonwoo dengan sayang. "Aku juga, kupikir dia hanta mengancamku dan Jooheon dulu tanpa berani bertindak."

"Dia mengancam kalian?"

Mingyu mengangguk. "Tapi sudah lama, sewaktu kita masih sekolah dulu, sebelum dia pindah ke Taiwan."

"Hah~ harusnya aku tahu sedari dulu."

"Sudah jangan dipikirkan. Kita pulang sekarang? Kau dan baby perlu istirahat, sayang."

"Tapi, Kyun..."

"Tenang saja, aku sudah menitip pesan pada Jooheon untuk segera menghubungi kita jika Changktun sadar nanti."

Akhirnya Wonwoo mengangguk pasrah dan meninggalkan kamar rawat Changkyun dengan perlahan bersama Mingyu, meninggalkan Changkyun dan Jooheon yang masih setia menggenggam tangan Changkyun sambil tidur.

Melepasmu (Jookyun X Meanie) ✔✔Where stories live. Discover now