'Yummy Cookies to Brighten Your Day'
Itu adalah tulisan yang tertempel di permukaan toples yang diterima Jaehyun secara misterius siang tadi. Well, tidak sepenuhnya misterius karena pemuda ini lebih dari separuh yakin siapa yang memberikannya. Walau wajahnya tak terlihat, walau yang ia kenali hanya helai merah, Jaehyun yakin cookies ini adalah pemberian Taeyong.
Semburat merah kembali merebak di wajah tampan alpha satu ini.
Jaehyun sempat mengira toples di tangannya ini terbuat dari kaca. Namun, setelah dilihat baik-baik, rupanya bahan dari toples itu adalah plastik jenis titran yang sangat kuat dan menyerupai kaca. Seolah pemberinya telah memikirkan baik-baik soal durabilitas wadah cookies ini.
Pemikiran itu membuat senyum Jaehyun semakin terkembang lebar. Tarikan bibir yang dua hari tidak tampak di parasnya. Oh, sungguh, Jaehyun tidak mengira akan kembali mendapatkan cookies dari Taeyong-hyung tersayangnya! Seolah pemuda itu tahu apa yang membuat Jung Jaehyun teramat bersedih.
Sebenarnya masih ada hal lain yang mengganjal, yaitu soal betapa Jaehyun mempermalukan diri dengan lepas kendali dan mengacau di kelas. Tapi, setidaknya pikiran anak ini sudah tidak sekalut tadi. Sedikit banyak otaknya menerima argumentasi Eunwoo soal insting dominansi alpha. Setiap orang pernah berbuat salah. Ia hanya perlu memperbaiki diri agar hal serupa tidak terulang. Begitu, kan?
Merogoh salah satu cookies, senyum lembut kini mampir di bibir plump. Lagi-lagi cookies di tangannya berbentuk anjing. Bila tempo lalu Taeyong berkata cookies itu adalah buatan adiknya dan diberikan tak sengaja pada Jaehyun, kali ini bolehkah Jaehyun percaya bahwa Taeyong sengaja membuatkan kue untuknya? Well, mungkin Taeyong meminta tolong adiknya untuk kembali membuatkan cookies. Tapi, tetap terhitung Taeyong yang memberikan cookies itu secara khusus untuk Jaehyun, kan? Kan??
Menggigit telinga anjing yang menyerupai bentuk separuh hati itu, Jaehyun mengulum senyum. Senang mencecap rasa cookies yang sama dengan tempo lalu. Sampai malam tiba, pemuda ini tidak keluar dari kamarnya. Mengacuhkan panggilan pelayan maupun ibundanya soal makan malam. Dengan wajah yang tak hentinya menunjukkan senyum, Jung Jaehyun menggigiti cookiesnya pelan-pelan. Sungguh, ia bisa bertahan hidup hanya dengan makan cookies ini saja!
.
.
.
Satu minggu sudah berlalu sejak Jaehyun menerima cookies keduanya. Selama rentang waktu itu, Jaehyun tidak bertemu dengan Taeyong. Festival kampus yang semakin dekat juga berarti kompetisi dance semakin dekat. Selain berisi bazaar makanan dan pameran inovasi teknologi, panggung festival kampus mereka memang nyaris sepenuhnya milik Fakultas Performance Arts. Jurusan Musik dan Jurusan Seni Peran bisa dibilang jadi yang paling sibuk selain Kabinet Kemahasiswaan selaku penyelenggara. Itu sebabnya Jaehyun memaklumi kesibukan Taeyong dan anggota klub dance yang lain. Latihan rutin klubnya itu saja ditiadakan selama masa persiapan festival. Seperti yang Taeyong bilang waktu itu, akan ada banyak perwakilan agensi entertainmen yang datang. Kesempatan emas untuk unjuk kemampuan bagi mereka yang ingin terjun di dunia hiburan.
Sementara mahasiswa Fakultas Performance Arts sibuk berlatih, Jaehyun dan mahasiswa jurusan lain pun disibukkan oleh minggu ujian tengah semester. Bila tidak ada kelas, Jaehyun menghabiskan waktu di perpustakaan bersama Eunwoo dan kelompok belajarnya yang lain.
Walau begitu, sebenarnya bukan berarti Jaehyun tidak bertemu Taeyong. Well, memang tidak 'bertemu' sih.... Tapi pemuda ini bukannya sama sekali tidak melihat Taeyong dalam rentang satu minggu ini.
Tebak apa yang dilakukannya?
Alunan lagu dengan tempo cepat merambat samar lewat celah jendela. Sesekali memberi getar akibat bunyi dengan frekuensi tinggi. Beberapa individu di balik jendela itu bergerak mengikuti ritme. Hentak dan decit sepatu sesekali terdengar. Berpasang mata menatap fokus pada cermin besar yang ada di hadapan. Menilai tampilan diri sembari bergerak ke sana kemari. Tenggelam dalam melodi, bagai tak mempedulikan dunia luar.
Begitu fokusnya anak-anak yang sedang berlatih itu, sampai-sampai tidak menyadari sepasang hazel yang dari tadi mengamati dari balik jendela. Postur bongsor pemilik mata indah itu menempel di tembok ruangan yang tertutup.
Benar, itu adalah Jung Jaehyun. Yang sedang mampir mengawasi latihan para dancer di sela waktu belajarnya sendiri. Tarikan senyum dikulum terbentuk di wajah tampannya. Sesekali berubah jadi cengiran bodoh khas orang kasmaran. Sekali lihat, Jung Jaehyun tak jauh beda laiknya seorang penguntit mesum yang sedang mengintip. Berdiri menghalangi jalam di lorong kampus selama hampir satu jam setiap harinya.
Untung saja orang-orang yang melewati lorong itu mengenali sosoknya dan mengetahui statusnya sebagai anggota klub dance. Kalau tidak, ia pasti sudah dilaporkan ke sekuriti kampus atau pihak K3 dan diseret ke rektorat.
Di tengah observasinya (sebut saja begitu supaya agak keren ya), Jaehyun terkejut saat tiba-tiba sepasang mata kelam menoleh ke arahnya. Terlalu sibuk mengagumi sosok Taeyong dan tariannya yang mempesona, pemuda ini tidak sadar lagu terakhir sudah berhenti. Saking terkejutnya, Jaehyun tidak sempat merunduk atau menjauhi jendela. Hingga tak sengaja, pandangannya bertemu dengan sorot tajam Taeyong.
Seketika panik karena ketahuan mengintip, Jung Jaehyun termenung karena Taeyong justru melempar senyum ke arahnya. Tarikan bibir tipis yang terbentuk samar, namun cukup untuk membuat jantung Jaehyun kembali merusuh di dalam sana.
Refleks saja bibir peach-nya merekahkan cengiran bodoh sebagai balasan.
Hehehehe....
Taeyong-hyung tidak marah melihatnya ada di sana.
(Jaehyun Kasmaran Part Sekian .jpg)
Malam itu, Jung Jaehyun tidur sambil memeluk toples cookies pemberian Taeyong dan bermimpi indah.
.
.
.
A/N : Double up! Yay. Pendek sih haha. Sengaja dipotong di sini karena part berikutnya.....yah... Begitulah
/apaThankyou for reading~~
Love you guys 😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Cinta Sang Alpha
Random"Jae, kau tidak mau punya pacar apa? Di antara kita hanya kau yang belum punya mate." Jaehyun paling sebal kalau teman-temannya sudah mengungkit soal itu. Siapa yang bilang dia tidak mau punya kekasih?? Tiap hari juga dia iri dengan teman-temannya...