Siang itu seharusnya tidak jauh beda dengan hari-hari biasanya. Kantin yang terletak di barat laut kampus itu terlihat ramai oleh mahasiswa yang kelaparan. Bunyi celoteh memenuhi udara, berpadu dengan denting sendok atau bunyi seruput sedotan.Satu-satunya yang tampak janggal dari kondisi sekitar barangkali adalah satu meja yang diisi empat mahasiswa di salah satu pojok dekat wastafel. Empat pemuda yang tepatnya terdiri dari tiga alpha dan satu omega itu terlihat hening. Tiga pasang mata saling tatap dengan gumaman di ujung bibir. Berusaha tak membuat suara. Bahkan makanan yang tersaji di hadapan hanya disentuh sesekali. Dengan amat hati-hati sembari melirik satu kawannya yang menelungkupkan wajah di atas meja.
Sesekali lirikan penuh arti dan sikutan pelan serta gestur saling mendorong terjadi di antara tiga pemuda itu. Bukan, tiga orang itu bukanlah tiga orang alpha yang sedang puyeng menghadapi masa heat satu-satunya omega di sana. Jungkook selaku pemegang titel omega dalam grup itu dengan bangga menyatakan diri tidak terpengaruh oleh yang namanya heat. Karena dia adalah omega yang kuwadh! *w*)9
Yang sedang bermuram durja dengan punggung melengkung dan awan hitam menggelayut itu adalah salah satu dari tiga alpha.
Benar. Itu Adalah Jung Jaehyun yang kemarin baru saja mengamuk di kelasnya.
Sebagai sahabat dekat sejak high school walau saat kejadian tidak ada di lokasi, Mingyu dan Jungkook mengetahui soal insiden yang terjadi di ruang kelas Jurusan Manajemen itu. Terlebih, sedikit banyak kasak-kusuk terdengar. Bagaimanapun Jaehyun dengan ketampanan dan keramahannya adalah alpha yang cukup terkenal di kampus mereka. Belum lagi fakta soal sifatnya yang sering tidak tampak seperti alpha. Saat sosok menggemaskan itu tiba-tiba mengamuk bak hewan liar, tentu saja orang akan berbicara. Kejadian yang berlangsung dua hari kebelakang itu pun tersebar ke seantero kampus.
Sebagian tidak mempercayai apa yang diberitakan. Meragukan seorang Jung Jaehyun bisa mengamuk. Tak sedikit yang justru terkejut mengetahui status alpha dari Pemuda Jung. Sementara sebagian lainnya, menyingkir takut bila berpapasan dengannya.
Jung Jaehyun sendiri, saat tiba di kelas keesokan harinya, meminta maaf pada teman sekelas yang hampir dipukulnya. Pun, alpha satu itu meminta maaf pada seisi kelas. Sayangnya, permintaan maaf itu tidak disampaikan dengan cengiran berdimple, melainkan raut muram tanpa semangat.
Seperti itulah kondisi Jung Jaehyun sejak insiden dua hari lalu. Awan gelap bagai bersarang permanen di atas kepalanya. Sesekali memunculkan kilat dan rintik hujan.
"Jae...."
Setelah saling sikut dengan dua temannya, Eunwoo akhirnya memberanikan diri mencolek pundak Jaehyun yang masih tertelungkup sejak satu jam lalu. "Hei. Kau masih hidup?" tanyanya, serius.
Jung Jaehyun akhirnya mengangkat wajah. Pipi putihnya basah oleh air mata yang mengalir deras.
"Apa yang harus kulakukan Eunwoo-yaaa...?! Aku merusak pemberian Taeyong-hyung dan mempermalukan diriku di depannyaa...." o(╥﹏╥)o
Eunwoo bertukar pandang dengan Mingyu dan Jungkook. Tiga pemuda ini sama-sama membatin: dibanding insiden kemarin, kau yang sekarang ini lebih memalukan, Jae.....Tapi tiga orang ini tidak tega untuk menyuarakannya.
Maka, Mingyu hanya menepuk-nepuk punggung Jaehyun sambil menghela nafas. Sementara Jungkook menyodorkan makanan yang mereka beli.
"Yang penting kau isi tenaga dulu, Jae. Sebelum kau jadi kurus kerontang," ujar omega itu. Sepotong paha ayam disodorkannya ke mulut Jaehyun.
Namun Jaehyun kembali menelungkupkan wajah di lipatan tangannya. Bila ia adalah tokoh kartun, saat ini akan ada aliran air mata yang membanjiri meja. Ditemani gumpalan awan hitam yang semakin lebar bergumul di atas tubuhnya yang menipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Cinta Sang Alpha
De Todo"Jae, kau tidak mau punya pacar apa? Di antara kita hanya kau yang belum punya mate." Jaehyun paling sebal kalau teman-temannya sudah mengungkit soal itu. Siapa yang bilang dia tidak mau punya kekasih?? Tiap hari juga dia iri dengan teman-temannya...