Berbeda dengan Mingyu selaku anak teknik yang harus mempersiapkan pameran inovasi teknologi, ataupun Jungkook selaku anak musik yang harus tampil di panggung, Jaehyun dan Eunwoo selaku anak manajemen tidak memiliki kesibukan khusus untuk festival kampus mereka. Acara tahunan yang dibuka untuk umum itu dimanfaatkan Eunwoo untuk mengundang kekasihnya yang mahasiswa kampus sebelah. Tak ingin mengganggu acara kencan mereka, Jaehyun pun datang seorang diri.Sambil membatin, 'Begini lah nasib jadi jomblo.'
Pukul 9 adalah pembukaan gerbang. Beberapa stand makanan telah diisi orang-orang yang mengantri. Sementara beberapa mahasiswa berlalu-lalang sembari membawa macam-macam properti. Setelah membeli dua tusuk corndog, Jaehyun berniat mengunjungi Mingyu di tempat pameran anak teknik dan sains.
Akan tetapi, di tengah langkahnya, Jaehyun mendengar seruan.
"Yak! Jung Jaehyun. Kau tidak mau membantuku apa?!"
Panggilan setengah membentak itu bisa jadi terdengar tidak sopan dan menyebalkan. Namun, Jaehyun mengenali suara itu.
"Woozi-Hyung?" balasnya terkejut. Tidak mengira akan disapa begitu. Apalagi mendapati pemuda bertubuh mungil itu tengah memeluk dua kotak besar bertumpuk, menjulang melebihi puncak kepalanya sendiri. Tanpa berkata apa-apa lagi, Jaehyun meraih satu kotak setelah menyuapkan potongan terakhir corndog di tangannya.
"Hene hwapha hhung?" Jaehyun bertanya dengan mulut penuh.
"Peta, susunan acara, dan brosur pameran. Bantu aku bawakan ke meja informasi di depan," sahut Woozi, bagai mengerti bunyi tak karuan yang dikeluarkan Jaehyun. "Anak-anak itu memang tidak bisa diandalkan! Sudah jelas dibilang gerbang dibuka pukul 9, cetakannya malah baru selesai! Padahal sudah kuingatkan untuk disiapkan jauh-jauh hari! Kalau begini jadi ada pengunjung yang masuk tanpa panduan, kan? Tidak etis sekali panitia masih mondar-mandir sementara pengunjung sudah berdatangan!"
Jaehyun tersenyum timpang dan mengikuti langkah sepupunya yang ada di Jurusan Sastra itu. Tanpa perlu bertanya lebih jauh, Jaehyun sudah menduga siapa 'anak-anak' yang dimaksud omega ini. Dalam hati, Jaehyun hanya bisa bersimpati pada anak-anak Kabinet Kemahasiswaan yang akan kena damprat pemuda mungil di sampingnya.
Saat tiba di meja informasi, Seulgi yang merupakan senior Taeyong sekaligus anggota Kabinet Mahasiswa, bergegas menghampiri mereka. "Woozi? Kenapa tidak mengabari kalau akan mengambil ini?"
"Kukira tidak sebanyak ini," Woozi menyahut setengah menggerutu. "Tolong bantu sebarkan saja pada pengunjung yang sudah masuk, Nuna." Sambil berujar demikian, pemuda mungil itu memberi kode pada Jaehyun untuk meletakkan kotak yang dibawanya.
"Gomawo, Jae. Nanti kutraktir starbucks." Menepuk pelan pundak Jaehyun yang lebih tinggi, anggota Kabinet itu pun melanjutkan kesibukannya.
"No problem, Hyung." Jaehyun menyahut dengan seulas senyum sebelum melanjutkan niatannya menuju aula tempat pameran anak teknik berada.
Selama beberapa waktu, Jaehyun memutari aula kembar kampus tempat pameran inovasi teknologi diadakan. Mingyu yang tidak sedang kebagian jaga booth menemaninya berkeliling. Pemuda itu menjelaskan prototipe produk atau simulasi mesin yang dibuat jurusannya. Sesekali juga mereka bertanya-tanya terkait reaktor atau produk yang ditampilkan jurusan sains lainnya. Walau dirinya dari jurusan manajemen dan bisa dibilang tidak begitu paham soal sains, Jaehyun cukup tertarik mempelajari perkembangan teknologi dan inovasi di kampusnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Cinta Sang Alpha
Random"Jae, kau tidak mau punya pacar apa? Di antara kita hanya kau yang belum punya mate." Jaehyun paling sebal kalau teman-temannya sudah mengungkit soal itu. Siapa yang bilang dia tidak mau punya kekasih?? Tiap hari juga dia iri dengan teman-temannya...