Jalan Yang Berliku

3.3K 530 105
                                    


Saat memarkirkan mobil, Jaehyun mengerutkan alis. "Kalian yakin lokasinya di kampus?" tanyanya, melirik dua temannya yang turun dari mobil, dengan tatapan sangsi. Hanya dua yang ikut pergi menggunakan mobilnya, ya. Berhubung Jungkook tidak berstatus alpha sehingga tidak bisa turut serta dalam acara malam ini.

"Yeah," Mingyu menyahut sambil lalu. Dengan sebelah tangan terselip di saku jaket, lengan satunya merangkul bahu Jaehyun dan menyeret pemuda itu masuk.

Sebenarnya bukan hal aneh kampus mereka disewakan untuk berbagai acara. Untuk konser dan resepsi pernikahan saja pernah. Di sisi lain, pesta lajang para alpha memang kerap diadakan di bermacam lokasi, tidak melulu di bar. Sekali waktu bahkan pernah juga diadakan di area perkemahan, lengkap dengan tenda-tenda dan api unggun. Tidak tahu siapa orang di balik penyelenggara pesta tahunan ini.

Jaehyun sendiri bukannya menentang pemilihan lokasi di kampus. Hanya saja, datang ke kampus malam-malam begini tidak berasa seperti hendak datang pesta. Malah seperti akan menginap di perpustakaan karena mengejar waktu belajar untuk ujian.

Walau demikian, Jaehyun membawa langkahnya memasuki kampus. Sudah terlanjur datang, untuk apa mundur?

Sepertinya properti yang dipakai saat festival minggu lalu disewa lebih lama untuk acara malam ini. Boulevard dan taman tengah telah ditata serupa pesta kebun dengan deret meja berisi barisan alkohol dan berbagai penganan pendamping. Banyak orang sudah datang dan memulai bermacam permainan. Beberapa kelompok bergerombol memainkan kartu, board games, atau stacko. Entah dari mana bahkan ada meja biliar dan papan dart.

Kegilaan pesta, mau tak mau membuat Jaehyun menarik senyum excited.




"Yak! Wang Yibo!" 

Eunwoo yang pertama melihat teman masa kecil mereka itu berteriak memanggil. Sebelum tubuh jangkungnya berlari menghampiri dan memiting leher pemuda berdarah chinese itu main-main.

"Lama tidak ada kabar, tahu-tahu mengumumkan ikut upacara bonding, eh?" Jaehyun berkomentar setelah ikut menyusul. Sebuah tinjuan pelan diberikan di bahu.

Yibo tertawa lebar. "Begitulah hidup," sahutnya sambil nyengir. Memukul-mukul lengan Eunwoo yang mencekik lehernya.

"Jadi? Siapa orang tidak beruntung yang malang itu?"

"Sialan!"

Ditemani gelas berisi alkohol yang mereka ambil dari meja, empat alpha ini pun bertukar cerita. Tentu saja, paling banyak adalah sesi interogasi teman mereka yang telah jadi selebriti itu.

.

.

.

"Kau sakit, Tae?"

Saat kalimat itu ditanyakan Seungcheol kemarin, Taeyong hanya menepisnya dengan sebuah gelengan. Hari ini, saat pertanyaan senada diucap perwakilan HM-ent yang ditemuinya, Taeyong tak bisa menepis dengan begitu yakin.

Barangkali ia memang tampak tidak sehat.

Menjatuhkan tubuh di atas kasur, Taeyong akui ia memang merasa sedikit lelah. Badannya pegal. Mungkin efek dari latihan keras menjelang festival kemarin? Selepas festival, jadwal kuliah dan klubnya tidak berkurang, jadi Taeyong merasa wajar bila tubuhnya masih kecapekan.

Tapi, apakah ia tampak sakit?

Pemuda dengan rambut merah ini menoleh ke arah cermin yang terletak di seberang kamar. Komentar Seungcheol hanya dianggapnya angin lalu karena pemuda itu bisa jadi sangat cerewet dan kelewat khawatir. Tapi, bila orang yang baru ditemuinya di HM-ent pun sampai berkomentar begitu....

Perjuangan Cinta Sang AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang