"Morning, peoplee!!!"Tebak siapa yang baru memasuki kelas dengan riang gembira itu?
Ya, betul. Yang baru saja berseru nyaring di muka pintu salah satu ruangan Jurusan Manajemen dengan senyum lebar hampir membelah mukanya itu tak lain dan tak bukan adalah Jung Jaehyun. Eunwoo yang sudah ada di ruangan sampai harus memicingkan mata karena senyum alpha itu kelewat menyilaukan.
"Apa yang baru saja terjadi? Kau sedang sangat bahagia?" Sepatutnya seorang sahabat, Eunwoo bertanya saat Jaehyun menghampiri bangkunya.
"Heheheeheheee. Taraaa!" Masih dengan senyum lima jari dan dimple yang terbentuk amat dalam, Jaehyun memamerkan bungkus berwarna peach dengan pita yang sangat manis.
"Apa itu?" Tak mengerti, Eunwoo kembali bertanya.
"Cookies dari Taeyong-hyung!" sahut Jaehyun dengan rona merah mulai kembali menyebar di pipi dan cuping telinganya. Tiap mengingat hal itu wajahnya selalu jadi seperti kepiting rebus. Kepiting rebus dengan belahan cengiran dan lekukan dimple, ya.
Eunwoo menatap terkejut dengan mulut berbentuk 'o'. Sebelum kemudian turut tersenyum melihat betapa bahagianya sahabatnya itu. Bahkan meski Jaehyun mulai mendusel-duselkan pipi pada pembungkus kue itu pun, Eunwoo masih tersenyum sayang. Paham betul betapa berartinya pemberian sekecil itu bagi Sang Alpha.
.
.
.
Percayalah, Eunwoo turut senang temannya itu mendapat sedikit kemajuan dari kisah cintanya yang kering kerontang. Sudah dibilang juga sebelumnya, Eunwoo paham betapa berartinya pemberian sesimple itu bagi Jaehyun. Tapi, sungguh. Kelakuan Jaehyun sudah berlebihan.
Tebak apa?
Di kantin, saat jam makan siang, bocah itu menolak makan apapun. Tebak alasannya?
Ya, betul! Alpha kasmaran itu masih dengan senyum bodohnya hanya berujar, "Aku cukup makan cookies dari Taeyong-hyung ini saja."
Padahal biasanya yang namanya cookies tidak pernah terkategori makanan mengenyangkan bagi Jung Jaehyun sebelumnya. Hanya cemilan. Hanya selingan. Hanya pengganjal. Tapi sekarang? Sudah dipaksa bagaimanapun bocah itu tidak mau. Malah mengeluarkan kalimat menjijikan semacam, "Aku sudah kenyang dengan cinta yang terkandung dalam cookies ini."
Gila memang anak itu.
Sudah seperti emak-emak yang memaksa anak bayinya untuk makan saja Eunwoo siang itu. Mulai dari menirukan kapal, membujuk makanan enak, sampai akhirnya berpura-pura memanggil Taeyong yang sebenarnya tak ada di sana.
Yang terakhir bisa dibilang cukup berhasil, karena Jaehyun yang excited berseru "Mana?" dengan lihainya Eunwoo sumpal dengan sepotong sandwich tuna. Tentu saja alpha satu ini harus menekan tangannya di mulut Jaehyun supaya bayi besarnya itu tidak memuntahkan lagi makanannya. Ditambah ancaman, "Taeyong-hyung pasti tidak suka kalau tahu kau membuang-buang makanan." Yang untungnya lagi berhasil.
Walau setelah itu si bayi besar merajuk dan menolak berbicara pada Eunwoo. Sambil bersungut-sungut kembali menggigiti cookies coklatnya.
Eunwoo hanya menghela nafas lelah dan menggeleng-gelengkan kepala. Dalam hati separuh menyesal karena sudah terlalu peduli. Sungguh, Eunwoo hanya tidak mengira Jaehyun segila itu.
.
.
.
Sayangnya, Eunwoo salah.
Karena ternyata, Jaehyun lebih gila dari itu.
Bila kejadian saat makan siang itu sudah cukup mengurut pelipis, apa yang terjadi di akhir kelas mereka mau tak mau akan membuatmu mengelus dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Cinta Sang Alpha
Acak"Jae, kau tidak mau punya pacar apa? Di antara kita hanya kau yang belum punya mate." Jaehyun paling sebal kalau teman-temannya sudah mengungkit soal itu. Siapa yang bilang dia tidak mau punya kekasih?? Tiap hari juga dia iri dengan teman-temannya...