Sebuah Kondisi

4.9K 493 102
                                    


Bukan urusanmu, eh?


Jaehyun menggebrak setir kala teringat kejadian barusan. Ada amarah yang belum bisa dihilangkannya walau ia sudah berjarak sekian kilometer dari lokasi. Tadi, pemuda ini langsung melesat menggunakan mobilnya. Meragukan pertahanan dirinya untuk tidak lanjut melampiaskan emosi pada alpha tidak bertanggung jawab yang menelantarkan Taeyong seperti itu!




Tapi....



Rupanya Taeyong memang sudah punya pasangan, eh?

Apa gara-gara itu ia menyembunyikan statusnya?



Jaehyun menggelengkan kepala menyadari ketidaksinambungan dari kondisi itu. Mau alpha ataupun omega, bila sudah memiliki mate, tidak perlu lagi disembunyikan, kan? Fakta bahwa Taeyong sudah memiliki mate tidak menjelaskan soal kerahasiaan statusnya.



Mengacak helai chestnut frustasi, pemuda ini merogoh ponsel dan menghubungi seseorang dengan tak sabar.

[Yibo-ya. Kau ada waktu sekarang? Temani aku minum.]

[Aku tidak akan menolak. Tapi, ini masih terang?]

[Don't care. Need alcohol so bad.
Kau di mana? Biar kujemput.]

[Ada bar yang kau tahu sudah buka jam segini?
Or, you okay with wine?

I have some at my place.]

[Tell me your address.]


.




.



.


"Ow... ow...."

Setelah postur jangkung Jaehyun menghilang dari pandangan, Jonghyun meringis dan meraba sudut bibirnya yang mulai membiru.

"Anjingmu galak sekali, sih," komentarnya sambil merajuk pada Taeyong.

"Salahmu sendiri mengucapkan hal yang tidak perlu," tukas Taeyong ketus. "Mana pesananku?"

Jonghyun menyerahkan paper bag berwarna cokelat dengan botol di dalamnya.

"Gomawo. Maaf jadi merepotkanmu. Nanti kuganti." Taeyong berujar, siap membalik badan dan kembali memasuki apartemennya.

"Hei! Kau mau langsung masuk begitu saja? Tidak mau mengobatiku dulu?" Jonghyun menarik kemejanya dan menyerukan protes.

Iris kelam Taeyong melirik alpha di hadapannya dan tersenyum. Sebuah senyum yang tidak mencapai mata. "Kalau kau memang ingin menemaniku boleh saja, Jonghyunnie. Kurasa aku belum selesai dan obatnya tidak akan langsung bekerja."

Diberikan jawaban seperti itu, Jonghyun segera melepas genggamannya dari baju Taeyong dan menampilkan cengiran. Sebulir keringat dingin mengalir di punggungnya.

Taeyong menghela nafas. "Sebentar kuambilkan plester," ucapnya. Sedikit banyak merasa bersalah karena bagaimanapun alpha satu itu terluka gara-gara terlibat masalahnya.

"Tidak usah. Aku hanya bercanda," Jonghyun menukas. Sebelah tangannya terangkat dan mengusak helai merah. "Jadi? Dia yang menemanimu semalam?"

Taeyong tidak menjawab. Namun, Jonghyun memahami diamnya lelaki itu sebagai konfirmasi positif.

Perjuangan Cinta Sang AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang