DELAPAN

6.7K 678 37
                                    

"Kenapa dia suka mengubah keputusan seenak hatinya.

Coba terangkan padaku, apa bedanya seksi kesekertariatan dengan pembantu umum?"

(Zhafira yang lagi pusing)

***

Pasar kaget di depan pusat perbelanjaan Metropolis Square, menjadi ramai dengan penjualan murah baju olahraga milik Khansa. Tentu saja Khansa sudah membuat antrian sedemikian rupa sehingga pembeli tidak berdesakan. Wuri dan Riska, karyawan di toko milik Khansa, juga ikut membantu.

"Sha, haus..."

Fira menarik baju Khansa, sambil mengelap keringat yang menetes di dahinya.

"Ya ampun Fir, perasaan yang dari tadi teriak-teriak promosiin produk, gue sama anak-anak. Kamu kan dari tadi cuma itungin duit. Harusnya yang haus itu gue."

Khansa melirik galak. Fira hanya nyengir sambil tetap minta dibelikan minum.

"Nih ya, gue nasihatin. Ajang jual beli kayak gini tuh, harusnya jadi pembelajaran buat kamu Fir. Latihan ngomong di depan orang. Nanti kan kalau jadi dokter, kamu juga harus speak-speak depan pasien. Masak cuma ngelihat pasien, nanya keluhan terus kasih resep. Harus rada cerewet kasih penjelasan."

Khansa ngomel-ngomel lagi.

"Iya deh iya. Maaf. Jadi, mana barang yang harus aku bantu promosiin?"

Zhafira dengan semangat empatlima berdiri dan menghampiri Wuri.

"Udah telat Neng. Barang sudah ludes semua. Mereka yang antri ini, sudah tinggal bayar. Kemana aja dari tadi. Padahal bisa gantian ngasir sama Riska."

Khansa gemas melihat tingkah Fira yang sering menyusahkan dirinya. Sebenarnya nggak ada Fira, dia juga bisa jualan sendiri. Tapi ya sudahlah, minimal dia menghargai niat sahabatnya ini. Lumayan, ada yang bantu nata lapak dan ambil foto untuk dokumentasi acara.

"Halo semuanya... Assalaamu'alaikum..."

Suara khas seorang lelaki muda, mendekati mereka.

"Wa'alaikumsalam."

Zhafira menjawab salam karena tahu Khansa pasti malas bertemu makhluk Adam satu ini.

"Kak Kahfi... Makasih ya sudah mampir kesini."

Fira menyapa ramah lelaki yang sudah dua tahun ini menjadi donatur tetap acara Charity mereka. Khansa rutin melakukan penjualan murah setiap empat bulan sekali. Rencana uangnya akan digunakan membeli beras dan kebutuhan pokok untuk kaum dhuafa.

Bukan rahasia lagi, kalau Kak Kahfi ini rajin datang berkunjung. Terutama kalau lagi acara charity seperti pagi ini. Entah apa motifnya. Tapi yang Fira perhatikan, kayaknya Kak Kahfi suka sama Khansa. Meski Fira belum pernah merasakan suka dengan lawan jenis, tapi perasaannya cukup halus untuk bisa mengenali sinyal antara dua orang yang berbeda jenis.

"Saya bawa minuman nih. Ada yang dingin, ada yang nggak. Silahkan diambil."

"Waah... Kak Kahfi, tahu aja ada yang kehausan. Makasih ya. Tuh Sha, Allah Maha mendengar kalau hambaNya ini sedang kehausan. Aku barusan ngomong, minumannya langsung datang."

Fira tersenyum lebar dan langsung membuka tas kain yang dibawa Kak Kahfi. Lengkap banget, dari mulai teh kotak sampai jus buah dalam kemasan botol. Heran, cowok sebaik Kak Kahfi kayak gini, kok tega banget Khansa cuekin.

"Gimana Sha, laku banyak?"

Kak Kahfi bertanya dengan lembut. Nggak galak kayak Kak Al. Duh, Fira bisa-bisanya kepikiran Kak Al.

Ms Careless and Mr Perfect (Tamat Di KBM dan Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang