Hari ini, hari mungkin bagi sebagian orang hari membahagiakan hari yang di nanti nanti, tapi tidak untuk ku entahlah rasanya hambar.
Sejak pagi diriku sudah di bangunkan secara tidak hormat, yakni dengan cara di siram se gayung air yang dinginnya ngalahin Aidan. Siapa lagi kalau bukan oleh kakak ku tersayang.
Setelah itu aku di paksa mandi dan kegiatan pagi lainnya, setelah itu aku di suruh duduk depan meja rias ku, diriku juga melihat banyak sekali penata rias yang memasuki kamar ini, dan di ujung kamar ku bisa terlihat dres putih anggun yang mau di pake buat akad nanti, aku juga liat di samping itu ada dres yang waktu itu aku ingin pakai, kenapa dress itu ada di situ? Kan gak bakal aku pake, entah lah aku sudah pusing dengan segalanya yang di lalui sekarang dan kemarin.
Yak kemarin sore aku dan Aidan melakukan gladi bersih untuk acara adat pedang pora yang akan di laksanakan setelah zuhur nanti.
Entah lah setelah pembicaraan terakhir kita waktu di mobil, kita tidak bicara lagi, menurut ku Aidan semakin dingin dan menjaga jarak dengan ku.
Aku juga terpaksa, mengganti "gue - lo nya" menjadi "aku - kamu" yak itung itung nurut perkataan suami, walau gak iklas juga.
Setelah gladi bersih juga, dirinya langsung pergi entah kemana. Aku juga tak tau aku tanya tanya pada camer katanya Aidan langsung ke satuan ada yang perlu di urus katanya.
" dek " sahut bunda di samping ku.
Aku menoleh ke arahnya " yak bun"
" ade kenapa? pamli loh pengantin melamun" hah emang nya aku melamun
Aku terseyum dan menggeleng kan kepala " engga kok bun ade gak melamun ade tadi cuman mikir kok, baju yang itu ada di sana? " tunjuku ke arah gaun yang aku ingin kan.
" Aidan yang suruh, tapi dengan sedikit rombakan gak papa kan " uhh bunda kenapa dia melakukan itu
" iyah bun gak papa "
Sesudah itu bunda kebali keluar mungkin akan di hias, aku pun mulai memainkan apa saja yang berada di dekat ku.
Teman temanku sudah datang kayaknya soalnya terdengar rame sekali di arah luar, memang sih kedua sahabat ku itu sudah dekat sekali dengan keluarga ku, apa lagi andin yang diam diam memiliki rasa terhadap kakak ku itu.
Walau riasanku sudah selesai, aku masih tidak di perbolehkan untuk keluar dari kamar ini.
Baju akad ku, seperti kebanyakan orang tapi bukan ke baya seperti dress yang anggun sampai menutupi kaki ku, modelnya seperti gamis, tapi sedikit elegan, dengan hijab melekat pada kepala ku, sebuah mahkota dan kain tipis di belakang kepalaku entah lah, tapi ini benar-benar walau sederhana tapi wah gitu, memang tante ambar jago sekali dalam merancang gaun, apalagi nanti pas adat pedang pora yang akan aku pakai benar benar bagus sebuah gaun yang aku inginkan dengan perubahan yang tidak terlalu banyak, tetap menampilkan kesan elegan nya.
Yahh semua nya memakai hijab, bukannya aku tidak senang tapi setelah ini aku akan di paksa mengenakan hijab, karna Aidan ternya sungguh posesif itu yang aku tau dari mama Aidan yang sebentar lagi menjadi mama ku juga.
Selesai di rias aku di dalam kamar di temani oleh kedua sahabatku yang berisik nya minta ampun tapi aku suka, dikit dikit cekrek poto apa lah, sampai urey pengen bikin tiktok, haduhh temen siapa sih gak tau apa sahabatnya ini sedang deg degan gugup gitu.
" caaaa si cakep dah dateng. Sumpah ganteng bangett caa pengen liat gak" ujar urey yang heboh
" masa mana mana " andin yang biasanya kalem sekarang malah ikutan dan keduanya keluar ingin melihat Aidan yang katanya sudah duduk di depan penghulu dan ayah ku
ya allah sebentar lagi aku akan menjadi seorang istri, ridoi aku, semoga aku bisa menjadi istri yang hebat seperti bunda.
Kedua sahabat ku kembali dengan senyum yang amat sangat mengembang
" selamat yah, sebentar lagi di antara kita bertiga udah ada yang sold out" kata urey dan andin mengangguk
" jangan lupakan kami yah, walau sudah menikah kamu harus tetap bersahabat dengan baik oke " Andin
Aku mengangguk dengan urey yang sudah memeluk lengan ku, aku ingin menangis rasanya.
Cklek
Bunda masuk dengan senyum yang tidak luntur itu, di susul dengan mama Aidan dengan senyuman yang amat lebar. Keduanya mendekat dan bergantian mencium kening ku, setiba giliran bunda aku tidak bisa menahan haru.
" bun... bun maafin adek, ade yang selalu nakal hiks hiks " tangis ku sambil memeluk bunda erat
" haduhh sayang anaknya bunda yang paling cantik jangan menangis dongg hem, nanti riasannya rusak lohh dari subuh ini dan dan nya " canda bunda dengan linangan air mata, bunda ku pun langsung memeluk ku kembali.
Dari arah luar aku bisa mendengar samar samar
" Bismillahirohmanirohim ni rohim saya nikahkan ananda Aidan Lintah Arifin bin Arifin sedrajat dengan Putri kami Anisa Handoko binti Arief Handoko dengan maskawin sebesar emas sepuluh gram, uang tiga dirham dan seperangkat alat sholat di bayar tunai " itu suara ayah ku ya allah
" saya terima nikah dan kawin nya Anisa Handoko binti Arief Handoko dengan maskawin tersebut di bayar tunai " ucap lantang Aidan, ya allah aku sudah menjadi seorang istri dari laki laki yang mulai mengisi relung hati ku ini.
Sah
Sah
Sah!!Semuanya mengucapkan hamdalah bersama sama begitu pun dengan yang berada di dalam kamar ini, semuanya bahagia dengan semua ini dan menangis haru.
" alhamdulillah, sayang kamu sudah menjadi menantu mama, mama senang " ucap mertua ku dengan senyuman dan pelukan selamat datang.
Aku masih menangis haru di dekapan bunda " sudah yahh sekarang rapihin riasan mu karna sekarang kita mau ke bawah menemui suami mu " tanpa tak tau malunya aku bersemu merah mendengar kata suami, ya allah apa kah benar aku sudah menjadi seorang istri, secepat ini kah..
Setelah riasan ku di perbaikan, sekarang saatnya aku keluar dengan di apit bunda dan mama, sedang kan kedua sahabat ku membantu membawa gaun ku.
Aki gugup, tentu saja sepanjang perjalanan aku hanya menunduk.
Sesampainya aku di sebelah Aidan aku merasa perasaan aneh entah apah, lalu bunda menyuruh ku untuk mencium tangan nya.
Kulakukan tanpa melihat wajahnya, aku mengambil tangannya dan kucium, kurasakan dia menahan kepala ku, ouhh ternyata Aidan sedang membaca doa.
Setelah selesai kami berdua menandatangani surat surat nikah, walau dalam dunia hukum aku sudah menjadi istrinya sejak kemarin tapi kita berdua harus mengesahkan nya kembali baik di hukum maupun agama.
Kenapa tidak di lakukan pemasangan cincin, yak tidak sekarang tapi nanti saat adat pedang pora berlangsung. Entahlah aku pun bingung aku masih tidak tau tentang dunia mereka.
Acara poto memoto pun usai dengan keluarga bukan dengan kami berdua, yak kedua orang tua ku memaksa supaya ada sesi aku berpoto berdua memakai gaun ini, padahal dari tadi mereka berfoto dengan aku memakai gaun ini aneh sekali keluarga ku ini.
Saat aku dan Aidan tengah berfoto aku merasakan aura yang berbeda dalam diri pria ini.
Aku melihat nya, yak dia sangat tampan apa yang di ucap kan urey tadi pagi sangat benar dia tampan tampan sekali, tapi entah aku belum bisa menerima nya walau dia sudah memasuki relung jiwa ku walau aku masih enggan untuk membukanya.
🌸🌸🌸🌸🌸
Diriku bingung dengan semua ini
#tetap di rumah
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is Not My Will
RomantizmApa yang kalian pikirkan kalau bertemu dengan seorang tentara? deg deg gan, takut atau apa? Gue yang sangat anti sama dunia kemiliteran, Kenapa? karna gue gak suka yang namanya di tinggal tanpa ke pastian dan kemungkinan terburuknya di tinggal pas...