FEROX - 3

43 5 0
                                    

Hujan turun sangat deras di sore hari membuat perjalanan Bilqis menuju rumahnya terhambat. Akhirnya dia memilih meneduh di depan supermarket pertigaan kompleks sehabis belanja keperluannya. Tidak disangka-sangka seorang cowok berlarian ditengah hujan mendekatinya membuat Bilqis bergeser. Saat cowok itu membuka kupluk jaketnya dan memperlihatkan wajahnya Bilqis berpura-pura tidak melihat dan memalingkan wajahnya ke samping.

Cowok itu mendekatkan wajahnya ke wajah Bilqis dan kalian tau apa reaksi Bilqis? Dia langsung berteriak histeris-seperti habis melihat setan-mengalahkan derasnya hujan.

"NABILA?!" Cowok itu ikut-ikutan berteriak.

"Ngapain harus ketemu dia lagi sih?" Bilqis merutuki dirinya sendiri.

"By the way, lo ngapain di sini?"

Bilqis hanya melirik.

"Lo lupa ya sama gue? Padahal baru beberapa hari yang lalu kita kenalan." Dia bergumam. "Jordi."

"Gue udah tau. Gak usah kenalan lagi."

"Berarti tadi pura-pura gak liat gue biar di tegor ya?"

"Najis."

Jordi menghembuskan napasnya dan menoel bahu Bilqis. "Gue ke sini mau ngasih tebengan, soaln-"

"Gak butuh."

"Apa banget sih." Jordi mendengus. "Gue lagi berbaik hati ngasih lo tebengan gratis, lo malah gak mau."

"Ya udah kalo gak mau lo pake jaket gue nih." Jordi meneruskan.

"Dih, enggak."

Ini terakhir kali Jordi menawarkan. "Lo lebih milih nebeng ama gue apa pake jaket gue?"

"Gak dua-duanya." Bilqis membalas ketus.

"Yaaa kalo lo gak mau nebeng sih gak papa, tapi menurut prediksi hujan bak-"

"Gue nebeng." Bilqis menyela perkataan Jordi, lagi.

Senyum kecil terbit di bibir Jordi. Dia melepaskan jaketnya dan mengulurkan ke Bilqis.

Bilqis mengangkat kedua alisnya. "Gue kan nebeng ama lo, ngapain lo ngulurin jaket?"

"Lo mau sakit? Walaupun mobil gue di depan mata tetep aja lo basah kuyup." Jordi menarik tangan Bilqis dan menaruh jaketnya di telapak tangan Bilqis.

"Terus lo?"

"Gue cowok udah pasti kebal." Jordi mulai membanggakan diri.

Mereka mulai berlarian menuju mobil Jordi dan duduk dengan nyaman. Bilqis melihat kunci yang masih bertengger di tempat seharusnya.

"Jordi, dari tadi kunci mobil lo di situ? Gak takut di colong nih mobil?"

Jordi melirik sekilas dan mulai menjalankan mobilnya. "Gue orang kaya bisa beli mobil lebih dari sepuluh."

"Sombong." Bilqis mencibir.

"Rumah lo dimana?" tanya Jordi.

"Masuk kompleks lurus terus sampe nemuin belokan nah dua rumah sebelum belokan."

Jordi diam saja tidak membalas, dia merasa mengenal jalanan kompleks sini. Tentu saja dia mengenal, karena ini adalah jalan menuju rumahnya.

"Rumah kita satu kompleks loh." Jordi tersenyum lebar.

"Udah tau," sahut Bilqis datar, tidak terkejut sama sekali.

Mobil Jordi berhenti di depan gerbang rumah Bilqis yang tertutup rapat. Saat Bilqis ingin membuka jaket Jordi, cowok itu bilang tidak usah karena masih hujan, aw perhatiannya, tapi Bilqis tidak merasa terkesan.

FEROXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang