"Jordi denger-denger lo pacaran ya ama Bilqis? Traktir sabi nih itung-itung doa biar lo langgeng terus." Sorak-sorai menyuruh Jordi menyetujui ucapan Tisya.
"Ogah."
"Ya udah kita doain-"
"Oke."
Lucu banget kalau ingat kejadian kemarin, Bilqis yang sekarang resmi menjadi pacarnya itu terlihat malu ketika Jordi meminta izin memublikasikan hubungan mereka ke sosial media.
Jujur, Jordi juga tidak ingin hubungannya terekspos di media sosial, tapi rasa bahagia yang terlampau banyak membuat Jordi ingin memberi tahu dunia bahwa dia sekarang menjadi kekasih dari Nabila Qisa. Terkesan norak, biarin aja yang penting Jordi bisa meruntuhkan tembok besar yang membatasi dirinya dan Bilqis.
Bilqis memberi syarat bila ingin berpacaran dengannya, Jordi tidak boleh ikut-ikutan sahabatnya ketika sedang membully orang lain, hanya itu aja sih syaratnya.
Jordi berjalan menuju kelas Bilqis untuk mengajaknya makan bersama di kantin, tapi saat mengedarkan pandangannya ke seisi kelas Jordi tidak menemukan si pemilik tas berwarna biru navy itu. Teman sekelas cewek itu akhirnya menjawab kebingungan yang memenuhi pikiran Jordi.
"Heyooo, Bilqis. Where are you?" Jordi berdiri diambang pintu perpustakaan seraya meneriaki nama Bilqis. Cewek yang namanya Jordi panggil tidak kunjung keluar membuatnya mengalah dan memasuki tempat yang paling Jordi ogah datengin.
"Aura? Via? Tumben amat lo berdua belajar." Jordi berhenti di meja yang di duduki dua orang itu.
"Tumben apanya gila, kita mau belajar buat ulangan." Via mengangkat buku yang sedang dipelajarinya.
"Liat Bilqis gak?" tanya Jordi.
Aura menunjuk pojok ruangan. "Tuh."
"Oke, makasih." Jordi mengelus kepala dua cewek itu. "Semangat ya belajarnya, adik-adikku."
Jordi melanjutkan jalannya yang sempat terhenti menuju pojok ruangan dimana pacarnya itu sedang belajar.
"Anak IPS kok belajar matematika." Jordi menarik bangku di sebelah Bilqis.
Bilqis tidak menjawab merasa suara Jordi hanya angin lewat. Jordi benci diabaikan, tapi kalau yang mengabaikan itu pacarnya tidak apa. Cowok itu menidurkan kepalanya diatas meja menyamping. Memandang wajah Bilqis dari dekat membuat yang punya wajahnya itu melirik risih ditatap lekat-lekat.
"Jangan liatin gue."
"Lo cantik."
"Udah tau."
"Ayo ke kantin." Jordi menegakkan tubuhnya.
"Lo aja, gue masih mau belajar."
"Gue bawain makanan ya?" Jordi bertanya.
"Gak usah, gue udah makan."
"Tap-"
"Gue bilang gak usah! denger gak sih lo?! Gue gak suka kalo lagi belajar diganggu!" Buku yang Bilqis baca ditutup dan menatap Jordi tajam. Jordi cukup kaget karena dibentak.
Akhirnya Jordi berdiri dan mengangkat kedua tangannya. "Maap-maap, gue cabut deh."
Bilqis memberi jempolnya kepada Jordi 👍.
Jordi sudah pergi tapi Bilqis tetap tak bisa fokus, dia merasa bersalah karena membentak cowok itu. Bilqis merapikan bukunya dan berjalan keluar menyusul Jordi yang baru saja keluar. Kepalanya menoleh ke kanan-kiri demi mencari cowok itu. Dia menemukan Jordi di dekat toilet perempuan sedang memalak jajanan yang dipegang seorang gadis.
Bilqis menghampiri Jordi dan berdiri dibelakangnya. "Ekhem."
Jordi berbalik. "E-eh katanya gak mau ke kantin."
Bilqis melipat kedua tangannya didepan dada dan berdehem. "Berubah pikiran. Ayo."
"Gandeng," ucap Jordi manja.
"Ogah."

KAMU SEDANG MEMBACA
FEROX
Teen FictionNabila Qisa lebih akrabnya dipanggil Bilqis. Bilqis adalah seorang gadis yang populer dikalangan remaja. Memiliki keluarga yang sangat berkecukupan serta otak diatas rata-rata alias pintar, selain itu Bilqis cantik dan sangat ramah, baik kepada oran...