FEROX - 14

27 6 2
                                    

Tidak masalah bagi Jordi bila Bilqis tidak bisa pergi dengannya malam ini, menurut Jordi, Bilqis ingin satu hari tidak bertemu terus dengan Jordi dan fokus membaca buku pelajaran. Kalau tidak bisa pergi bersama Bilqis, Jordi masih bisa menongkrong dengan teman satu kompleknya di depan gerbang, entah sejak kapan gerbang komplek menjadi tongkrongan anak-anak sepantarannya dan Jordi juga sering ikut bergabung.

Tapi, yang membuat Jordi bingung adalah ketika dia keluar rumah dan tidak sengaja bertemu dengan Marizka yang duduk berdua di teras rumahnya bersama pacarnya kaget melihat Jordi.

"Lah, Jo, bukannya tadi lo nungguin Bilqis di depan supermarket pertigaan ya?" tanya Marizka.

Jordi berhenti sebentar dan tertawa pelan. "Lo salah liat kali. Bilqis nggak bisa jalan sama gue malam ini."

"Iya kali gue salah liat. Udah deh sono lo pergi." Marizka mengibaskan tangannya mengusir Jordi.

Tentu saja perkataan Marizka membuat tanda tanya besar di kepala Jordi. Sebenarnya agak mengganjal bila tanpa alasan Bilqis menolak ajakan Jordi. Dia menambah kecepatan motornya agar cepat sampai di tongkrongan dan melupakan sejenak tentang Bilqis.

Jordi memarkirkan motornya bersama motor-motor lain milik anak-anak situ dan bertemu dengan Iklal yang menenteng kantung kresek warna putih besar yang Jordi tebak hasil belanjaan di supermarket. Iklal, Raihan, dan Fahrul memang selalu nongkrong di sini karena jomblo dan menggoda anak gadis yang lewat.

"Lo udah balik, Jo? Cepet amat," tanya salah satu temannya yang sedang merokok.

Jordi mengangkat alisnya heran. "Gue dari rumah, anjir."

"Terus tadi yang jalan sama Bilqis siapa kalo bukan lo."

"Lo pada lagi ngeprank gue ya? Atau lagi ngefitnah Bilqis selingkuh, sih?" Jordi mendengus, kesal daritadi mendengar nama dia dan pacarnya selalu disebut.

"Sumpah, Jo, tadi lewat sini naik motor sama cowok. Gue pikir lo ganti motor, tapi dipikir lagi mana mungkin lo gak nyapa kita-kita."

"Sialan." Jordi mengambil ponselnya berniat menelpon Bilqis, tapi tertahan oleh Fahrul yang menunjukkan ponselnya dengan heboh.

"Buka IG Romeo, Jo, gece."

"Ngapain sih?"

"Liat instastorynya, tai."

"Anjir, Bilqis nih, Jo. Kentara banget walopun dari belakang." Raihan yang ikut melihat dari ponsel Fahrul pun menyahut. "Dia nyantumin lokasinya juga tuh."

Jordi menggenggam ponselnya erat dan ingin melemparkannya ke aspal jalanan kalau saja teman-temannya tidak berteriak heboh. Dia kembali melihat lokasi yang dicantumkan dan berpikir sejenak, tempatnya tidak jauh dari sini dan Jordi bisa sampai di tempat tersebut kurang dari sepuluh menit jika mengebut.

"Susul Jordi woy, itu anak lagi marah takutnya si Bilqis ditonjok."

"Jordi bucin akut sama Bilqis, bego, nggak mungkin lah dia nonjok pacarnya sendiri."

"Dia nggak mandang bulu kalo mukul orang. Cepetan susul. Lemparin kunci motor gue coy."

"Kita bertiga aja yang susul, lo jaga makanan di sini, oke?" Iklal beranjak dan menarik Fahrul serta Raihan untuk menyusul Jordi yang sudah tidak ada jejaknya. "Jangan sampe mencar ya, kalo bisa jalannya barengan."

Raihan dan Fahrul tidak menanggapi perkataan Iklal dan sibuk memakai helm.

***

Malam ini Bilqis sama sekali tidak berniat membohongi Jordi, tapi kalau Bilqis bilang jujur yang ada Jordi melarang Bilqis. Cowok yang jalan di sebelahnya ini bernama Romeo, kakak kelasnya sekaligus wakil ketua OSIS di sekolahnya. Bilqis dan Romeo sudah berjanjian dari pagi agar pergi bersama untuk membeli alat yang dibutuhkan saat lomba nanti.

FEROXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang