"Bil, gue mau ngomong ama lo." Jordi mengajak Bilqis duduk di bangku yang tersedia di rooftop.
"Ngomong-bentar ada yang telpon." Bilqis melihat ponselnya yang berdering menampilkan sederet nomor tidak dikenal. Jordi berbisik menanyakan siapa yang menelepon, angkatan bahu menjadi jawaban Bilqis.
"Halo, Iqiiis."
Suara orang itu yang pertama kali menyapa telinga Bilqis saat dia mengangkatnya. Bilqis mengerutkan keningnya merasa tidak asing dengan suaranya. Lagi-lagi Jordi bertanya pertanyaan yang sama membuat Bilqis mendengus dan memencet tombol loudspeaker.
"Haloooo, ini bener nomor Iqis kan? Maksudnya Bilqis."
Orang itu kembali bersuara saat tidak ada jawaban dari Bilqis.
"Iya, bener, ini nomor Bilqis. Ngomong-ngomong ini siapa ya?" jawab Bilqis sambil mendorong kepala Jordi yang modus menyender di bahunya.
"Iqis, ini Candy tau, Candy Rindana. Masa baru gak ketemu dua tahun udah lupa sih?"
"Candy Rindana yang artis itu kan, Bil???!!!" Jordi menyambar, sedangkan Bilqis sibuk mengingat nama yang tadi disebutkan orang itu.
"Iya! Candy yang main film itu." Terdengar tawa renyah yang berasal dari Candy.
"Ish, Candy, kemana aja sih? Gue nyariin lo tau tapi lo gak ada kabar. Tiba-tiba nelpon gue kayak gak punya salah. Dapat nomor gue darimana lo?" jawab Bilqis ketika ingatan tentang sahabat SMP-nya yang berprofesi menjadi artis itu muncul di ingatannya.
"Maap, Iqis." Candy tertawa lagi membuat Jordi merasa orang yang menelpon Bilqis itu orang yang ramah dan murah senyum. "Hape gue ketinggalan di Bandung waktu kita tour ke sana. Gue nyariin lo, tapi kata orang-orang lo udah pulang duluan naik bis 5 yang berangkatnya lebih cepat dari bis yang lain. Btw sekolah lo pulang jam berapa? Gue di gerbang nih."
"Gerbang sekolah gue? Tau darimana? Ya ampun, Candy, lo bener-bener kayak orang yang nguntit gue." Bilqis mematikan sepihak telponnya dan mengajak Jordi berdiri karena jam pulang sekolah beberapa menit lagi berbunyi. Bisa gawat kalo satu sekolah ngeliat Candy, soalnya Candy tuh terkenal, dari kecil udah jadi model dan artis. "Jo, cepetan, Jo. Gawat euy si Candy kan banyak yang kenal."
"Lompat aja kalo mau cepet, Iqiiiis." Jordi meledek Bilqis dengan panggilan yang tadi disebut Candy.
"Heh gak usah ikut-ikutan ya." Bilqis meninggalkan Jordi di rooftop. Sesampainya di lantai satu Bilqis menyebrangi tengah lapangan menuju gerbang sekolah. Dia melambatkan langkahnya dan mengedarkan pandangannya ke sekitar gerbang. Matanya berhenti mencari ketika ketiga orang yang duduk di pos satpam melambai-lambaikan tangannya.
"Iqis, apa kabar?" Candy merentangkan kedua tangannya menyuruh Bilqis memeluknya. Bilqis memeluk Candy erat dan melepaskan untuk bergantian memeluk kedua orang yang juga sahabatnya saat SMP.
"Baik, seperti yang lo liat. Lo bertiga ke sini naik apa?" tanya Bilqis.
Jari Candy menunjuk kendaraan beroda empat yang tertutupi pohon di seberang gerbang. "Mobil dong."
"Ya udah mending kita ke mobil lo aja, soalnya sekolah pulang jam 12 dan ini jam 12 kurang 5 menit, ayo cepetan, bisa cape kalo lo di kerumunin sama anak-anak sini." Bilqis berucap tidak sabar.
"Bilqiiiiiis." Jordi berteriak dari tengah lapangan sambil mengejar cewek itu yang sedang membuka gerbang.
"Cepet lari, Jo." Bilqis dan ketiga orang itu lari menuju mobil yang diakui milik Candy.
"Ada apaan sih lari-lari. Gue mau minta foto bareng tau sama Candy. Mau ya? Sahabat gue ngefans sama lo soalnya, sampe-sampe dia berharap lo bikin akun YouTube biar ngeliat lo gak cuma di TV." Jordi mengulurkan ponsel yang daritadi dia pegang untuk meminta foto bareng si artis itu.
Candy tersenyum lebar dan menganggukkan kepalanya antusias. "Boleh kok, sini gue yang pegang. Ikutan semua ayo."
"Bikin video sama boomerang juga ya. Biar teman-teman gue yang lainnya gak ngira gue halu."
Candy menanggapinya dengan tertawa.
"Inget malu, Jo." Bilqis ikut mentertawakan Jordi yang dengan tidak tahu malunya meminta tanda tangan Candy padahal dia sendiri tidak membawa kertas dan pulpen.
"Oh iya, satu permintaan lagi boleh gak? Bikin video sebut nama sahabat gue dong biar dia percaya. Jangan lupa bikin YouTube juga ya nanti gue subscribe." Jordi memohon dan menyatukan kedua tangannya.
***
Pagi ini Jordi berangkat sendiri karena Bilqis meminta untuk tidak menjemputnya. Koridor lantai empat masih sepi ketika Jordi menginjakkan kakinya di sana. Kelas Jordi sudah terisi sebagian murid termasuk sahabat-sahabatnya yang walaupun nakal selalu datang lebih awal dari murid-murid yang lain. Senyum lebar menghiasi wajah Jordi ketika dia kembali mengingat kejadian kemarin dan tidak sabar untuk mengasih tahunya sahabatnya.
Keenam sahabat ceweknya menduduki tempat duduk paling belakang dan terlihat mengobrol dengan suara pelan, tentu saja ghibahin orang, memangnya alasan cewek-cewek berkumpul kalau bukan untuk berghibah, untuk apa?
Jordi melempar tasnya yang hanya terisi satu buku tulis tidak tersampul dan satu pulpen hasil menyolong dari salah satu teman sekelasnya ke meja yang dipenuhi sahabat ceweknya. Dia menarik bangku dan duduk di sebelah Nayla yang membuang tas Jordi ke lantai. Jordi cemberut dan memungut tasnya. Kali ini dia melempar ponsel yang di belakangnya terdapat logo apel di gigit.
"Tau gak?"
"Gak." Fairuz menyahut kelewat cepat.
"Gue belum selesai ngomong, anjing." Jordi mendorong bahu Fairuz yang duduk di sebelah Nayla. "Liat video gue ya, kemarin gue ketemu siapa."
Jordi tersenyum sok misterius dan menunjukkan layar ponselnya. Seketika cewek-cewek di depannya berteriak. Mereka merebut ponsel Jordi untuk melihat lebih dekat.
"Jo, sumpah lo ketemu Candy? Di mana anjir?"
Jordi mengangguk cepat. "Iya dong. Kemarin Candy ke sini pas pulang sekolah."
"Ke sini ngapain? Kok gue gak ketemu ya? Padahal gue turun sebelum bel." Tisya mengembalikan ponsel Jordi ke atas meja.
"Ketemu temannya laaaah." Jordi menyenderkan punggungnya ke bangku. "Mau tau gak siapa temannya?"
"Siapa?" Mereka berenam mengangguk cepat.
"Pacar gue. Kalo gak percaya geser aja fotonya, ada video ama boomerangnya juga, gue juga minta Candy bikin yutup."
"Buset, bener-bener gak ada malunya ya lo." Rara tertawa pelan dan menggelengkan kepalanya. "Bilqis, Jo? Nanti kita kalo mau ketemu Candy bilang ke Bilqis aja."
"Candy ramah banget, murah senyum juga. Permintaan gue ditanggepin dia pake anggukan kepala sambil ketawa."
"Eh, Jo, pernah mikir gak sih, kalo lo ternyata gak cinta sama Bilqis? Lo cuma suka pada pandangan pertama doang karena dia cakep."
Jordi menegakkan punggungnya dan menatap orang yang barusan ngomong. "Ngaco lo. Kalo gue suka sama dia karena pandangan pertama, kenapa gue gak suka sama lo aja yang kelewat cakep walo masih cakepan Bilqis haha."
"Gue cuma mau ingetin, kita pernah berhubungan."
"Kita cuma masa lalu. Sekarang gue udah gak suka lo lagi." Jordi membalasnya dengan santai, padahal aslinya udah ketar-ketir.
"Lo-"
"Gak usah bahas masa lalu kita." Jordi menatap dingin orang yang berbicara dengannya. "Dan satu lagi, yang mutusin itu lo, jangan seolah-olah lo menjadi pihak yang diputusin."
Jordi masih menatap dingin orang yang sekarang menunduk itu sambil mengambil ponsel dan menggendong tasnya, dia beranjak keluar kelas meninggalkan kecanggungan yang terjadi di tempatnya duduk.
Hari ini Jordi memilih bolos.
Untuk pertama kalinya setelah berpacaran dengan Bilqis.
![](https://img.wattpad.com/cover/217384397-288-k374004.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FEROX
Teen FictionNabila Qisa lebih akrabnya dipanggil Bilqis. Bilqis adalah seorang gadis yang populer dikalangan remaja. Memiliki keluarga yang sangat berkecukupan serta otak diatas rata-rata alias pintar, selain itu Bilqis cantik dan sangat ramah, baik kepada oran...