FEROX - 15

28 6 3
                                    

Pagi ini Bilqis berangkat sekolah lebih cepat dari biasanya dikarenakan rapat OSIS yang diadakan sebelum bel masuk. Terlalu berat bagi seorang Bilqis yang tiap malam selalu tidur lewat dari pukul 1 dini hari karena sibuk belajar. 3 hari yang lalu setelah Jordi mengantarnya pulang, ada rasa bersalah yang menyelimutinya, Bilqis tahu dia yang salah, tapi dia gengsi untuk sekedar mengucapkan kata maaf.

Tadinya setelah rapat Bilqis ingin langsung ke perpustakaan untuk berdiam diri dan membaca buku-buku yang menarik perhatiannya, tapi tiba-tiba dia disuruh memanggil ketua kelas yang berada di sekitaran ruang OSIS untuk mengikuti rapat dan sialnya Bilqis hanya disuruh memanggil ketua kelas dari kelas 11 IPS 5 yang tidak lain adalah kelas Jordi, entah dia harus berterima kasih atau mengatai ketua OSIS-nya yang seolah-olah tahu permasalahan antara dirinya dengan Jordi.

Kelas Jordi berjarak tidak begitu jauh dari ruang OSIS dan sekarang Bilqis di depan pintu kelas yang tertutup namun masih menyisakan sela untuk melihat dalamnya, dia merapihkan rambutnya dan dalam satu tarikan napas Bilqis mengetuk pelan sambil memutar kenop pintu.

"Permisi."

"Siapa-oh Bilqis? Sini masuk aja." Guru itu tersenyum dan menyuruhnya masuk.

Bilqis mengangguk dan berjalan menuju meja guru untuk meminta izin. Tapi ya, namanya juga kelas yang mendapat julukan anak sinting semua, mereka malah teriak-teriak memanggil Jordi dan menggodanya, yang dipanggil sibuk sendiri memainkan ponsel dan berpura-pura tidak melihat kedatangan Bilqis.

Selesai minta izin dengan guru yang jam mengajarnya sedikit terganggu karena kedatangannya, Bilqis mengalihkan pandangannya ke arah Jordi yang sedang menatapnya, tapi cowok itu kaget karena ketahuan dan langsung membuang mukanya.

"Ketua kelas." Bilqis memanggil. "Di suruh ke ruang OSIS. Rapat."

Jordi menegakkan punggungnya dan mendorong Iklal yang ternyata sedang memakan nasi uduk. "Lo aja sono."

"Ogah bingitssss, yang ketua kelas kan eloooo." Iklal menggeleng dan menepis tangan Jordi dari bahunya.

Bilqis yang melihat Jordi berjalan malas-malasan langsung keluar kelas tanpa menungguinya untuk berjalan bareng. Jordi berlari pelan mendekati Bilqis untuk menyamai langkahnya.

"Nabila?"

"Ayo baikan." Bilqis menunduk.

"..."

"Gue yang salah karena nggak bilang lo dulu."

"Nggak di maafin."

"Kok gitu?"

"Lo ngomongnya sama lantai. Emangnya gue lantai apa?"

Bilqis mengangkat kepalanya menatap Jordi sekilas dan beralih melihat ke arah lapangan.

Jordi tersenyum tipis melihatnya. "Lo nonton gue lomba?"

"Nonton. Kenapa? Minta di semangatin?"

"Iya." Jordi mengangguk. "Ngapain sih disuruh rapat?"

"Ngebahas lomba lah, emangnya mau bahas apa lagi?"

Bilqis membuka pintu OSIS dan duduk di dekat pintu diikuti Jordi yang duduk di sebelahnya. Salah satu alasan Jordi duduk di dekat pintu adalah agar bisa keluar diam-diam tanpa ketahuan oleh orang-orang yang berada di dalam sini. Mendengarkan ketua OSIS bicara lama membuatnya bosan sekaligus eneg melihatnya, karena cowok yang menjabat sebagai ketua OSIS itu sama sekali tidak berkharisma dan tidak tampan, entah bagaimana cowok itu bisa dipilih, kalau tahu Bilqis masuk OSIS sudah pasti Jordi akan mendaftar jadi kandidat ketua OSIS dan pastinya terpilih, karena-bukannya sombong atau kepedean tapi fans Jordi di sekolah ini terlampau banyak sampai-sampai tidak terhitung.

FEROXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang